3. Gaya Komunikasi Dianggap Arogan vs Merangkul Publik
Inilah faktor kunci yang memperparah krisis di Pati dan memperkuat citra Dedi Mulyadi.
Bupati Pati Sudewo komunikasinya dinilai menyakiti hati masyarakat. Menurut orator aksi, pernyataan Bupati yang mempersilakan warga berunjuk rasa "hingga 5.000 ataupun 50.000 orang sekalipun" dianggap sebagai tantangan dan bentuk arogansi. Ini mengubah isu pajak menjadi isu harga diri.
Dedi Mulyadi menggunakan komunikasi yang merangkul. Ia tidak mendikte, melainkan mengimbau. Kalimatnya, "Kita imbau untuk semua, kalau tidak mengikuti ya biarkan saja masyarakat yang akan menilai," secara cerdas menyerahkan "vonis" ke tangan rakyat, membuatnya tampak bijak dan demokratis.
4. Fokus Utama Target PAD vs Modal Sosial
Prioritas kedua tokoh ini juga tampak berbeda dalam menyikapi isu PBB.
Bupati Pati Sudewo Terlihat sangat fokus pada target fiskal dan PAD. Pendekatan ini, meskipun logis secara administratif, terbukti mengabaikan "suhu" sosial dan politik di masyarakatnya.
Dedi Mulyadi fokusnya lebih ke investasi modal sosial dan politik. Ia sadar bahwa kebijakan yang meringankan beban rakyat hari ini akan menjadi tabungan elektoral dan kepercayaan di masa depan.
"Menurut dia penghapusan dimaksud tidak akan mempengaruhi pendapatan bahkan justru meningkatkan pendapatan," katanya, menunjukkan visi jangka panjang.
Baca Juga: Beda Nasib! Saat Pernyataan Bupati Pati Picu Demo, Imbauan Dedi Mulyadi Panen Simpati Warga
5. Hasil Akhir Krisis Legitimasi vs Penguatan Citra
Pada akhirnya, hasil yang dituai pun sangat berbeda.
Di Pati: Bupati Sudewo kini menghadapi krisis legitimasi yang serius.
Tuntutan pelengseran dari rakyatnya sendiri adalah sinyal bahaya bagi stabilitas kepemimpinannya. Kepercayaan publik berada di titik terendah.
Di Jawa Barat Dedi Mulyadi berhasil memperkuat citranya sebagai pemimpin populis yang pro-rakyat. Langkah ini menambah amunisi politiknya dan membuatnya semakin relevan di mata publik.
Tag
Berita Terkait
-
Beda Nasib! Saat Pernyataan Bupati Pati Picu Demo, Imbauan Dedi Mulyadi Panen Simpati Warga
-
Dua Wajah Kebijakan PBB: Bupati Pati Digeruduk Warga, Dedi Mulyadi Justru Hapus Tunggakan
-
Utang PBB di Jabar Diminta Dihapus! Ini 5 Fakta Penting dari Gebrakan Dedi Mulyadi
-
Utang PBB Anda Bisa Lunas? Ini Panduan Lengkap Cek dan Hapus Tunggakan Pajak di Jawa Barat
-
Dinilai Arogan, Bupati Pati Sudewo Diberi Pembinaan oleh Partai Gerindra
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Sekolah di Tiga Provinsi Sumatra Kembali Normal Mulai 5 Januari, Siswa Boleh Tidak Pakai Seragam
-
Makna Bendera Bulan Bintang Aceh dan Sejarahnya
-
Antara Kesehatan Publik dan Ekonomi Kreatif: Adakah Jalan Tengah Perda KTR Jakarta?
-
Fahri Hamzah Sebut Pilkada Melalui DPRD Masih Dibahas di Koalisi
-
Mendagri: Libatkan Semua Pihak, Pemerintah Kerahkan Seluruh Upaya Tangani Bencana Sejak Awa
-
Seorang Pedagang Tahu Bulat Diduga Lecehkan Anak 7 Tahun, Diamuk Warga Pasar Minggu
-
Banjir Ancam Produksi Garam Aceh, Tambak di Delapan Kabupaten Rusak
-
Simalakama Gaji UMR: Jaring Pengaman Lajang yang Dipaksa Menghidupi Keluarga
-
Manajer Kampanye Iklim Greenpeace Indonesia Diteror Bangkai Ayam: Upaya Pembungkaman Kritik
-
Sepanjang 2025, Kemenag Teguhkan Pendidikan Agama sebagai Investasi Peradaban Bangsa