Suara.com - Kekhawatiran terhadap dampak negatif platform game online Roblox pada anak-anak di Indonesia semakin menguat.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, mengungkapkan banyaknya keluhan dari para orang tua yang resah akibat anak-anak mereka mengalami kecanduan hingga mengabaikan aktivitas esensial sehari-hari.
Menanggapi fenomena ini, pemerintah tengah mengkaji secara serius langkah-langkah pengaturan yang lebih ketat, termasuk kemungkinan pemblokiran platform jika terbukti membahayakan.
"Saya lihat dari pendapat masyarakat yang saya dengar, khususnya para orang tua, sebenarnya tidak setuju karena itu sangat mengganggu anak-anak mereka, ada ketergantungan, ada addict," kata Arifah ditemui di kantor Kementerian PPPA, Jakarta, Selasa (19/8/2025).
Menurut Arifah, banyak anak yang akhirnya lupa pada tanggung jawab dan aktivitas penting lainnya karena terlalu terfokus bermain Roblox.
Fenomena ini memicu desakan dari masyarakat agar pemerintah segera meninjau ulang peredaran game tersebut.
"Kalau udah main Roblox itu kayaknya serius, gak ingat makan, gak ingat apa-apa. Kalau mendengar dari saran masyarakat minta dikaji kembali," tambahnya.
Persoalan ini bukan hanya isapan jempol.
Sejumlah pihak, termasuk Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), telah menyoroti berbagai risiko yang mengintai anak-anak di dalam platform Roblox, mulai dari potensi kecanduan, paparan konten kekerasan dan pornografi, hingga interaksi berbahaya dengan orang asing.
Baca Juga: KPAI Desak Komdigi Blokir Roblox, Minta Investigasi Menyeluruh Efek Game Online
Hal ini diperparah dengan adanya game-game buatan pengguna (user-generated content) yang tidak tersaring dengan baik, sehingga rentan menyisipkan konten yang tidak sesuai usia.
Menyikapi hal ini, Arifah menyinggung Peraturan Pemerintah tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak (PP Tunas).
Regulasi ini, yang tertuang dalam PP Nomor 17 Tahun 2025, secara tegas mewajibkan penyelenggara sistem elektronik untuk memastikan platform mereka aman bagi anak.
"Dalam PP Tunas kan sudah disebutkan, bagi provider harus menyesuaikan usia penggunanya. Jadi kalau untuk anak-anak harus disesuaikan dengan usia anaknya," ucapnya.
PP Tunas mengamanatkan adanya mekanisme verifikasi usia, penyediaan fitur kontrol orang tua yang memadai, serta penyaringan konten untuk melindungi anak dari paparan materi berbahaya.
Sebagai informasi, Roblox adalah sebuah platform permainan daring yang memungkinkan pengguna tidak hanya bermain, tetapi juga membuat game sendiri.
Berita Terkait
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Danantara 'Wajibkan' Menkeu Purbaya Ikut Rapat Masalah Utang Whoosh
-
Viral Biaya Tambahan QRIS Rp500: BI Melarang, Pelaku Bisa Di-Blacklist
-
Harga Minyak Dunia Merosot Imbas Stok AS Melonjak
-
Kiper Muda Rizki Nurfadilah Korban TPPO: Disiksa hingga Disuruh Nipu Orang China
-
10 Mobil Bekas Pilihan Terbaik buat Keluarga: Efisien, Irit dan Nyaman untuk Harian
Terkini
-
Kasus Pencemaran Nama Baik, Berkas Perkara Selebgram Lisa Mariana Dilimpahkan ke Jaksa
-
Jatuhnya Rafael Alun: Harta Karun Pejabat Pajak Terbongkar, Rp40,5 Miliar Kini Milik Negara
-
Rembangan Jember, Destinasi Sejuk Peninggalan Belanda yang Pernah Disinggahi Soekarno
-
Harta Karun Rafael Alun Disita, Rumah Mewah Rp19,7 M di Kebayoran Baru Kini Milik Negara
-
Visi 4 Tahun Prabowo: Bangun RS Canggih di Tiap Kabupaten, Kuliah Dokter Gratis
-
BGN: Program MBG Tak Bisa Dikorupsi, Uangnya Tidak akan Keluar
-
Khawatir Diberangus, Pedagang Thrifting Mengadu ke DPR dan Minta Dilegalkan
-
Setyo Budiyanto Berharap Apa yang Menjadi Kewenangan KPK Tidak Berubah dengan Adanya UU KUHAP Baru
-
Inisiatif Jokowi, Diresmikan Prabowo: RS KEI Surakarta Siap Kurangi Pasien Berobat ke Luar Negeri!
-
Fakta Baru Mayat di Cikupa: Diduga Tewas Sepekan, Dibungkus Plastik dan Karung