- TNI AL telah secara resmi memesan dua unit kapal selam canggih Scorpene Evolved dari Naval Group Prancis
- Kekuatan kapal selam TNI AL saat ini yang hanya berjumlah 4 unit
- TNI AL secara aktif mempertimbangkan opsi pembelian kapal selam ad interim dari China
Suara.com - TNI Angkatan Laut (AL) membuat langkah strategis besar untuk memodernisasi armada bawah lautnya. Setelah memastikan pesanan dua unit kapal selam Scorpene Evolved dari Prancis, kini muncul opsi baru yang tak kalah mengejutkan: mempertimbangkan pembelian unit tambahan dari China sebagai solusi sementara.
Langkah ini mengemuka di tengah kebutuhan mendesak untuk memperkuat kekuatan pertahanan maritim Indonesia. Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal), Laksamana Pertama (Laksma) TNI Tunggul, mengonfirmasi adanya pembicaraan terkait pengadaan kapal selam dari Negeri Tirai Bambu tersebut.
"Memang pernah ada pembicaraan terkait Kapal selam dari China," kata Tunggul, sebagaimana dilansir kantor berita Antara, Kamis (11/9/2025).
Meski demikian, Laksma Tunggul menegaskan bahwa wacana ini masih dalam tahap pertimbangan mendalam. Menurutnya, keputusan tersebut belumlah final, karena pihaknya masih perlu mempertimbangkan beberapa hal sebelum membeli kapal selam interim tersebut.
Ia juga menggarisbawahi bahwa komitmen yang sudah pasti saat ini adalah pengadaan dari Prancis.
Tunggul menegaskan sampai saat ini pembelian kapal selam yang telah resmi dilakukan Kementerian Pertahanan adalah Scorpene dari Prancis.
Kebutuhan akan kapal selam tambahan ini bukanlah tanpa alasan. Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali dalam berbagai kesempatan menyatakan bahwa kekuatan armada bawah laut saat ini masih jauh dari ideal.
Dengan luas perairan mencapai 6,4 juta kilometer persegi, Indonesia dihadapkan pada tantangan pengawasan maritim yang luar biasa.
"Saat ini TNI AL diperkuat empat kapal selam. Tapi jumlah itu, menurut Ali, masih kurang memadai," ujar Ali. Ia menyebut, idealnya armada TNI AL diperkuat 12 kapal selam untuk bisa menjaga kedaulatan secara efektif.
Baca Juga: Ini Dia KRI Brawijaya 320, Kapal Baru TNI AL yang Siap Perkuat Pertahanan Laut
Saat ini, empat kapal selam yang menjadi andalan Komando Operasi Kapal Selam (Koopskasel) TNI AL adalah KRI Cakra-401, KRI Nagapasa-403, KRI Ardadedali-404, dan KRI Alugoro-405.
Untuk menambah kekuatan tersebut, dua kapal selam Scorpene Evolved dari Naval Group Prancis telah dipesan.
Sebuah kebanggaan bagi industri pertahanan dalam negeri, kedua unit kapal selam canggih itu rencananya bakal dibangun dari awal di galangan kapal PT PAL Indonesia di Surabaya, Jawa Timur.
Namun, proses pembangunan kapal selam modern bukanlah perkara singkat. Umumnya, satu unit kapal selam rampung dibangun dalam waktu 5–7 tahun.
Untuk menunggu pembangunan kapal selam itu, TNI AL berupaya membeli kapal selam ad interim yang sudah siap digunakan. Pembelian cepat itu dilakukan untuk mengisi kekuatan pertahanan laut Indonesia di masa-masa pembangunan Scorpene.
Opsi dari China inilah yang kini sedang dikaji sebagai pengisi kekosongan kekuatan tersebut.
Berita Terkait
-
Ini Dia KRI Brawijaya 320, Kapal Baru TNI AL yang Siap Perkuat Pertahanan Laut
-
Trump Siaga! Dua Kapal Selam Dikerahkan ke Rusia Usai Medvedev Ancam Perang
-
Eks Marinir Satria Arta Nangis saat Minta Balik, Kemhan Tunggu Arahan Prabowo
-
Kemlu Pantau Keberadaan Satria Kumbara Usai Nangis Minta Pulang karena Jadi Tentara Bayaran Rusia
-
Jadi Tentara Bayaran Rusia Kini Nangis Minta Pulang, Eks Marinir Satria Kumbara Kena 'Tampar' TNI AL
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
Terkini
-
Polisi Buka Peluang Tersangka Baru dalam Tragedi Kebakaran Ruko Terra Drone
-
Puslabfor 'Bongkar' Ulang TKP Kebakaran, Buru Bukti Jerat Bos Terra Drone
-
Korban Tewas Bencana di Agam Tembus 192 Orang, 72 Masih Hilang
-
Lonjakan Pemilih Muda dan Deepfake Jadi Tantangan Pemilu 2029: Siapkah Indonesia Menghadapinya?
-
MKMK Tegaskan Arsul Sani Tak Terbukti Palsukan Ijazah Doktoral
-
Polisi Kembali Lakukan Olah TKP Terra Drone, Apa yang Dicari Puslabfor?
-
MyFundAction Gelar Dapur Umum di Tapsel, Prabowo Janji Rehabilitasi Total Dampak Banjir Sumut
-
Ikuti Arahan Kiai Sepuh, PBNU Disebut Bakal Islah Demi Akhiri Konflik Internal
-
Serangan Kilat di Kalibata: Matel Diseret dan Dikeroyok, Pelaku Menghilang dalam Sekejap!
-
10 Saksi Diperiksa, Belum Ada Tersangka dalam Kasus Mobil Berstiker BGN Tabrak Siswa SD Cilincing