Suara.com - Peristiwa meninggalnya seseorang pengendara ojol (ojek online) pada saat demonstrasi kemarin belum terungkap penyebab pastinya.
Hal ini menimbulkan banyak pertanyaan di kalangan masyarakat.
Desakan penyelidikan di olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dilakukan secara tuntas pun mencuat, terutama untuk mengungkap mengapa kendaraan bisa bergerak maju sendiri.
Sebuah kanal YouTube Abraham Samad SPEAK UP berdiskusi dengan seorang purnawirawan perwira tinggi Polri, Oegroseno, membahas terkait kematian pengendara ojol dalam aksi demontrasi kemarin.
“Kalau itu nanti sudah bisa dibuktikan, mungkin oleh pihak gabungan Peropam dan pihak lalu lintas Polda Metro Jaya. Nah, nanti ada kode etik sendiri. Kenapa kendaraan bisa bergerak maju sendiri? Siapa yang memerintahkan bergerak tadi di situ,” ujarnya.
Pihaknya berharap agar masalah ini dapat diselesaikan secara menyeluruh untuk menghindari spekulasi yang berkembang di masyarakat.
"Jangan sampai nanti masyarakat masih belum tuntas akhirnya tanya-tanya yang berkembang seperti sekarang ini. Masih ada pertanyaan yang belum terjawab oleh kepolisian seperti itu," tambahnya.
Diskusi juga menyoroti prioritas penanganan kasus.
Jika terdapat unsur pidana, seharusnya kasus pidana ditangani terlebih dahulu sebelum masuk ke ranah etik.
Baca Juga: Jaket Ojol Pinjaman Jadi Kedok! Duo Pencuri AC Mal Tambora Bedalih Kepepet Usai Dibekuk Polisi
"Jadi kalau memang ada pidananya, harusnya pidananya dulu baru etiknya," kata Oegroseno.
Seorang purnawirawan menyetujui hal tersebut.
“Iya, enggak ada masalah. Kalau memang itu ada pidana atau kecelakaan unitas biasa. Kelalaian kan bisa pasal 359 misalnya di situ bisa diterapkan,” jawabnya, seraya menegaskan bahwa proses hukum harus dijalankan.
Setelah proses pidana atau dugaan kelalaian ditangani, barulah masuk ke masalah etik.
“Baru masuk etik. Nah, baru nanti etiknya juga dilihat di situ. Jadi jangan sampai etik dulu yang peristiwa pokoknya meninggalnya tidak tertangani secara tuntas,” pungkas Oegroseno.
Masyarakat menanti jawaban konkret dari pihak kepolisian, terkait insiden ini, berharap semua aspek terungkap jelas dan transparan.
Berita Terkait
-
Kasus Ojol Tewas Dilindas Rantis: CCTV dari Gedung Tinggi Perjelas Kronologi Kejadian
-
Kasus Prada Lucy dan Diplomat Arya Daru, Connie: Kenapa Selalu Dibumbui Narasi Hubungan Menyimpang?
-
Cegah 'Masuk Angin', Kompolnas-Komnas HAM Kawal Bukti CCTV Tewasnya Affan Kurniawan
-
Petisi Tolak Pemecatan Kompol Cosmas Tembus 174 Ribu, Keputusan PTDH Bisa Dibatalkan?
-
Bukan Saya, Anggota PSI Klarifikasi Usai Wajahnya Mirip Driver Ojol yang Dipanggil Wapres Gibran
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
Terkini
-
Sopir Angkot Cegat Mikrotrans JAK41 di Velodrome, Dishub DKI Janji Evaluasi Rute
-
Ratusan Warga Prasejahtera di Banten Sambut Bahagia Sambungan Listrik Gratis dari PLN
-
Hasto PDIP: Ibu Megawati Lebih Pilih Bendungan dan Pupuk Daripada Kereta Cepat Whoosh
-
Putri Zulkifli Hasan Sambut Putusan MK: Saatnya Suara Perempuan Lebih Kuat di Pimpinan DPR
-
Projo Tetapkan 5 Resolusi, Siap Kawal Prabowo hingga 2029 dan Dukung Indonesia Emas 2045
-
Budi Arie Bawa Gerbong Projo ke Gerindra? Sinyal Kuat Usai Lepas Logo Jokowi
-
Cinta Terlarang Berujung Maut, Polisi Tega Habisi Nyawa Dosen di Bungo
-
Dua Tahun Lalu Sakit Berat, Kini Adies Kadir Didoakan Kembali di Majelis Habib Usman Bin Yahya
-
Makna Arahan Mendagri Tito Karnavian Soal Dukungan Pemda Terhadap PSN
-
Raja Keraton Solo Pakubuwono XIII Wafat, Akhir Perjalanan Sang Pemersatu Takhta Mataram