Suara.com - Partai Persatuan Pembangunan atau PPP kembali diterpa konflik internal usai Muktamar X yang digelar pada 27–29 September 2025 di Jakarta. Alih-alih menjadi ajang konsolidasi untuk memilih ketua umum baru, forum ini justru melahirkan dualisme kepemimpinan antara kubu Muhammad Mardiono dan Agus Suparmanto.
Situasi kian memanas setelah muncul wacana mengganti lambang partai berlatar sejarah panjang, yakni gambar Kakbah.
Usulan pergantian logo ini datang dari politikus senior PPP, Syaifullah Tamliha. Ia mengajukan tiga opsi untuk meredam konflik: menggelar Muktamar Luar Biasa, melakukan islah atau perdamaian, dan mengganti logo partai.
Menurutnya, opsi islah tidak lagi relevan, sementara perubahan simbol partai bisa menjadi jalan keluar agar tidak terus terjebak dalam dualisme. Meski begitu, keputusan final tetap ia serahkan kepada para sesepuh partai.
Sejarah Kakbah sebagai Simbol PPP
Sejak berdiri pada 5 Januari 1973, PPP dikenal luas sebagai partai politik berbasis Islam yang lahir dari fusi empat partai yaitu Partai Nahdlatul Ulama (NU), Parmusi, PSII, dan Perti.
Dari awal berdiri, partai ini memproklamirkan diri sebagai “Rumah Besar Umat Islam” dengan menjadikan Kakbah sebagai lambang utamanya.
Dalam Anggaran Rumah Tangga PPP yang tercatat di JDIH KPU, Kakbah disebut sebagai simbol pemersatu umat Islam. Pasal 1 ayat (2) menegaskan bahwa Kakbah menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi PPP dalam menegakkan ajaran Islam di berbagai bidang kehidupan.
Desain logo pun diatur detail berupa gambar Kakbah dengan tirai kuning emas, sisi kiri menampilkan Hajar Aswad, dan tulisan PPP berwarna emas di atas dasar hijau dalam bingkai segi empat.
Baca Juga: Menteri Hukum Ultimatum PPP: Selesaikan Masalah Internal atau AD/ART Jadi Penentu
Penggunaan Kakbah sebagai lambang tidaklah mulus. Catatan sejarah menunjukkan, keputusan memilih Kakbah sebagai simbol partai melalui perdebatan alot antara pendiri PPP dengan pemerintah Orde Baru.
Rais Aam PPP KH Bisri Syansuri sempat berdebat keras dengan Menteri Dalam Negeri Jenderal Amirmachmud yang kala itu ingin PPP memakai bintang sebagai lambang. Akhirnya, pemerintah menyerah, dan Kakbah ditetapkan sebagai simbol resmi pada Juli 1974.
Namun, situasi berubah pada 1984. Di bawah tekanan rezim Orde Baru, PPP terpaksa mengganti asas partai menjadi Pancasila dan mengubah lambang menjadi bintang segi lima.
Baru setelah runtuhnya Orde Baru pada 1998, PPP kembali memakai asas Islam dan menghidupkan lagi gambar Kakbah sebagai logo, keputusan yang diambil dalam Muktamar IV.
Mantan Ketua Umum PPP, Hamzah Haz, bahkan pernah bercerita bahwa keputusan itu lahir dari momen spiritual. Saat umrah, ia mengaku mendapat dorongan batin untuk mengembalikan Kakbah sebagai simbol partai. Sejak itu, lambang Ka’bah kembali melekat kuat pada PPP.
Perubahan Terbaru dan Kontroversi
Berita Terkait
-
Menteri Hukum Ultimatum PPP: Selesaikan Masalah Internal atau AD/ART Jadi Penentu
-
Siapa Ketum PPP yang Sah? Pemerintah akan Tentukan Pemenangnya
-
Google Ubah Tampilan Logo G, Sentuhan Gradasi Bikin Makin Elegan
-
Rommy Diduga Mainkan 'Boneka Politik' Agus Suparmanto, Habil Marati: Nafsu Kuasanya Luar Biasa!
-
Terpuruk Pasca-Muktamar, Mampukah PPP Buktikan Janji Politiknya? Pengamat Beberkan Strateginya
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Sepatu New Balance yang Diskon 50% di Foot Locker Sambut Akhir Tahun
Pilihan
-
In This Economy: Banyolan Gen Z Hadapi Anomali Biaya Hidup di Sepanjang 2025
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
Terkini
-
Polisi Berkuda Polri Jaga Monas di Malam Tahun Baru, Warga Antusias hingga Antre Foto
-
Ogah Terjebak Macet, Wali Kota Jogja Pilih Naik Motor Pantau Keramaian Malam Tahun Baru
-
Malam Tahun Baru di Bundaran HI Dijaga Ketat, 10 K-9 Diterjunkan Amankan Keramaian
-
Kapolri: Warga Patuh Tanpa Kembang Api, Doa Bersama Dominasi Malam Tahun Baru
-
8 Anak Terpisah dengan Keluarga di Malioboro, Wali Kota Jogja: Bisa Ditemukan Kurang dari 15 Menit
-
Menko Polkam Pastikan Malam Tahun Baru Aman: Tak Ada Kejadian Menonjol dari Papua hingga Lampung
-
Gus Ipul Pastikan BLTS Rp900 Ribu Jangkau Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Diguyur Hujan, Massa Tetap Padati Bundaran HI di Malam Tahun Baru 2026
-
Belasan Nyawa Melayang di Galangan Kapal PT ASL Shipyard: Kelalaian atau Musibah?
-
Kawasan Malioboro Steril Kendaraan Jelang Tahun Baru 2026, Wisatawan Tumpah Ruah