News / Nasional
Senin, 06 Oktober 2025 | 11:17 WIB
Tragedi runtuhnya Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur. (Dok. BNPB)
Baca 10 detik
  • Sejumlah anggota tim SAR yang bertugas dalam evakuasi korban runtuhnya Ponpes Al-Khoziny di Sidoarjo mengalami serangan penyakit kulit berupa gatal-gatal
  • BNPB mengidentifikasi penyebab utama wabah gatal tersebut
  • Meskipun menghadapi kendala kesehatan, operasi pencarian terhadap 13 korban yang masih hilang akan terus dilanjutkan

Suara.com - Sebuah insiden tak terduga dialami para pahlawan kemanusiaan di tengah misi evakuasi korban runtuhnya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Sejumlah anggota tim Search and Rescue (SAR) gabungan yang bekerja tanpa lelah justru dilaporkan tumbang akibat serangan gatal-gatal hebat yang menyerang kulit mereka.

Fenomena ini sontak menjadi perhatian serius di posko tanggap darurat. Para petugas yang setiap hari berjibaku dengan puing-puing bangunan demi menemukan korban, tiba-tiba harus berjuang melawan penyakit kulit yang mengganggu konsentrasi dan stamina mereka di lapangan.

Menanggapi hal ini, Deputi Bidang Penanganan Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Budi Irawan, akhirnya angkat bicara. Dalam konferensi pers pada Senin (6/10/2025), ia membenarkan adanya keluhan tersebut dan mengungkap penyebab utama di balik serangan gatal-gatal yang dialami tim penyelamat.

Menurutnya, pemicunya bukanlah hal mistis, melainkan kelalaian dalam penggunaan prosedur keselamatan standar.

“Setelah evaluasi kemarin, ada beberapa anggota yang banyak terserang penyakit kulit, gatal-gatal, karena tidak memakai APD yang baik,” ujar Budi Irawan sebagaimana dilansir Antara.

Kurangnya penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang memadai membuat para petugas rentan terpapar material dari reruntuhan yang bisa memicu iritasi dan infeksi kulit. Beruntung, keluhan ini segera ditangani dengan cepat. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur langsung turun tangan memberikan bantuan.

Bantuan berupa APD tambahan yang lebih layak, suplemen vitamin, dan kebutuhan medis lainnya segera didistribusikan untuk memastikan kondisi tim SAR kembali prima. Menurut Budi, dukungan ini sangat krusial untuk menjaga stamina dan kesehatan para relawan agar dapat kembali bekerja maksimal.

Sementara itu, operasi pencarian korban terus berlanjut. Hingga hari kedelapan pasca-insiden, posko tanggap darurat melaporkan total 54 korban telah ditemukan, termasuk lima bagian tubuh.

Artinya, jumlah jenazah utuh yang berhasil dievakuasi mencapai 49 orang, sementara 13 korban lainnya masih dalam status pencarian.

Baca Juga: Update Korban Ambruk Musala Ponpes Al Khoziny: 7 Jenazah Baru Ditemukan

BNPB menegaskan bahwa gangguan kesehatan yang dialami tim tidak akan menghentikan jalannya operasi kemanusiaan ini.

“Targetnya hari ini selesai. Tapi ini bukan hari terakhir, bila belum selesai, pencarian akan terus dilanjutkan sampai tuntas,” kata Budi.

Load More