News / Nasional
Jum'at, 17 Oktober 2025 | 18:59 WIB
Kantor Trans7 di Jalan Tendean, Mampang, Jakarta Selatan disegel GP Ansor DKI Jakarta. [tangkapan layar media sosial]
Baca 10 detik
  • Kantor Trans7 disegel GP Ansor buntut tayangan kontroversial 'Xpose Uncensored'.

  • Dilaporkan ke polisi atas dugaan penodaan agama dan pelanggaran UU ITE.

  • Proses hukum harus tetap berjalan meski ada kata maaf dari pihak pelapor.

Suara.com - Eskalasi konflik antara stasiun televisi Trans7 dan komunitas pesantren mencapai puncaknya setelah kantor mereka di Mampang, Jakarta Selatan, disegel oleh Gerakan Pemuda (GP) Ansor DKI Jakarta.

Tindakan ini merupakan buntut dari tayangan program 'Xpose Uncensored' yang dinilai telah melecehkan martabat ulama Pondok Pesantren Lirboyo.

Foto-foto penyegelan pada Kamis (16/10/2025) viral di media sosial, menampilkan spanduk bertuliskan "DISEGEL" dengan logo GP Ansor yang menuntut "Keadilan dan Marwah Para Ulama".

Meskipun sumber Suara.com mengonfirmasi segel tersebut kini telah dilepas, dampaknya masih terasa. Karyawan Trans7 diimbau untuk tidak membawa kendaraan pribadi dan tidak mengenakan seragam untuk sementara waktu.

Tekanan Berlanjut ke Ranah Hukum

Tidak hanya aksi simbolis, tekanan terhadap Trans7 juga datang dari jalur hukum. Sehari sebelumnya, Persatuan Alumni dan Simpatisan Pondok Pesantren Bustanul Ulum (Prabu) resmi melaporkan manajemen Trans7 ke Polda Metro Jaya dengan Nomor Laporan: LP/B/7387/X/2025/SPKT/Polda Metro Jaya.

Laporan tersebut menuduh Trans7 melanggar Pasal 28 Ayat (2) Undang-Undang ITE dan Pasal 156A KUHP tentang penodaan agama.

Mudassir, selaku pelapor, menegaskan bahwa meskipun secara pribadi ia telah memaafkan, proses hukum harus tetap ditegakkan untuk menjadi pelajaran dan mencegah insiden serupa terulang.

"Saya khawatir kalau tidak dilanjutkan akan timbul lagi persoalan-persoalan baru, jadi hukum harus ditegakkan,” ujar Mudassir di Polda Metro Jaya, Rabu (15/10/2025) malam.

Baca Juga: Siapa Pemilik Transmart? Ikut Didemo Santri Gara-Gara Trans7 Senggol Kiai

Ia menilai konten sensitif semacam ini seharusnya melewati proses penyuntingan yang sangat ketat, terutama di media berskala nasional.

Tak hanya itu, ia bahkan mencurigai adanya agenda tersembunyi di balik penayangan konten tersebut.

"Jadi saya melihatnya ini harus dituntaskan persoalan ini. Ini ada dalang di balik ini,” katanya.

Load More