News / Nasional
Selasa, 28 Oktober 2025 | 17:29 WIB
Iustrasi warga menolak iklan rokok. (Ist)
Baca 10 detik
  • Hasil pemantauan menunjukkan ribuan konten promosi produk tembakau beredar bebas.
  • Tim pemantau menggunakan berbagai kata kunci termasuk istilah lokal seperti glinting atau sebat.
  • Wida mengatakan konten-konten ini seringkali dikemas seolah tidak berbahaya.

Dari seluruh temuan, rokok konvensional menjadi produk yang paling banyak diiklankan, disusul oleh rokok elektronik atau vape, dan produk daun tembakau linting.

Ilustrasi rokok. (Pixabay/@realworkhard)

Padahal, YouTube sendiri sebenarnya memiliki Community Guidelines yang melarang promosi barang-barang terlarang, termasuk produk tembakau dan vape. Namun, dalam praktiknya, penerapan aturan ini masih tidak konsisten.

Dari ribuan konten yang ditemukan, 1.600 video dibatasi berdasarkan usia, 11% dihapus oleh YouTube, dan 4 video dihapus oleh pemiliknya. Namun, 15% atau 357 video justru tidak dianggap melanggar, meski jelas menampilkan aktivitas merokok.

“Yang paling banyak tidak dianggap melanggar itu adalah video yang memperlihatkan aktivitas merokok saja,” ungkapnya.

Ironisnya, tiga video dengan format dan isi serupa diperlakukan berbeda oleh YouTube.

“Yang satu dihapus, yang satu dibatasi usianya, tapi yang satu lagi bisa diakses oleh semua umur,” jelasnya.

Reporter: Maylaffayza Adinda Hollaoena

Load More