Suara.com - Puncak Rembangan di Jember menyimpan cerita panjang yang tidak banyak diketahui pengunjung. Berada di Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa, kawasan ini sudah digunakan sejak era kolonial.
Sekitar 1937, seorang Belanda bernama Mr. Hofstide membangun tempat ini sebagai area istirahat dan titik pengawasan bagi para pekerja perkebunan kopi dan kakao. Jejak arsitektur kolonialnya masih terasa kuat hingga hari ini, membuat suasana Rembangan seperti berhenti di masa lalu.
Letaknya sekitar 12 km dari pusat kota Jember dengan ketinggian 650 m di atas permukaan laut. Udara sejuk di kisaran 18–25 derajat Celsius menjadi “signature” kawasan ini.
Hamparan kebun kopi dan kebun buah naga yang membentang di sekitar area lebih dari 13 hektare itu menambah kesan teduh setiap kali wisatawan datang.
Meski jalurnya berkelok dan menanjak, akses menuju Rembangan kini jauh lebih baik dibanding beberapa dekade lalu. Pengunjung tetap diimbau berhati-hati, apalagi untuk kendaraan besar, karena karakter jalan pegunungan yang tidak banyak berubah.
Fasilitas wisata di Rembangan pun cukup lengkap. Ada kolam renang air pegunungan yang menyegarkan, hotel dengan desain lawas, ruang pertemuan, restoran, area camping, hingga kafe untuk menikmati pemandangan.
Aktivitas agrowisata seperti mengunjungi kebun kopi dan kebun buah naga juga menjadi favorit wisatawan. Pada siang hari, hamparan hijau terlihat jelas di bawah langit biru. Begitu malam tiba, lampu kota berkelip dari kejauhan panorama yang membuat banyak orang memilih kembali lagi ke sini.
Untuk diketahui, dan jarang diketahui orang adalah salah satu yang daya tarik yang terus dibicarakan adalah hotel tua peninggalan Belanda. Beberapa bagiannya masih mempertahankan furnitur dan desain klasik, termasuk kamar Melati 01 yang disebut pernah digunakan Presiden Soekarno pada era 1950-an.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jember, Bobby A. Sandy, dalam wawancara Rabu, 19 November 2025, membenarkan informasi tersebut.
“Kondisinya masih utuh dan terjaga. Pemandangan dari kamar Melati 01 itu indah sekali,” ujarnya.
Baca Juga: Pemkab Jember Kebut Perbaikan Jalan di Ratusan Titik, Target Rampung Akhir 2025
Tarif masuk kawasan ini terbilang ramah. Pengunjung cukup membayar sekitar Rp7.500 pada hari biasa dan Rp10.000 pada akhir pekan. Parkir motor Rp2.000, mobil Rp5.000. Untuk wisatawan yang ingin menikmati kesejukan lebih lama, hotel di Rembangan menawarkan kamar mulai dari ratusan ribu rupiah per malam.
Rembangan juga punya sisi edukatif. Kawasan ini dikenal sebagai sentra sapi perah, di mana susu segar dapat langsung dinikmati wisatawan. Limbah peternakan pun tidak terbuang sia-sia karena diolah menjadi pupuk kompos bagi kebun buah naga menunjukkan bagaimana pariwisata di sini terhubung erat dengan pertanian lokal.
Menurut Bobby, daya tarik Rembangan justru karena lokasinya yang dekat dari pusat kota.
“Sekitar 20–30 menit perjalanan saja. Kalau datang sore, bisa lihat kota dari atas. Malam hari, lampu-lampunya kelihatan cantik,” katanya.
Di pagi hari, embusan udara pegunungan dan panorama kebun menjadi pengalaman yang membuat wisatawan ingin kembali.***
Berita Terkait
-
Pemkab Jember Kebut Perbaikan Jalan di Ratusan Titik, Target Rampung Akhir 2025
-
International Parade Marching Carnival Sukses Digelar, Jember Siap Jadi Pusat Event Berskala Dunia
-
International Parade Marching Carnival Sukses Digelar, Jember Siap Menjadi Pusat Event Besar
-
Wings Air Resmi Buka Rute Jember-Bali, Jadwal Penerbangan Segera Dirilis
-
Karnaval SCTV di Jember: Pesta Hiburan yang Ikut Menghidupkan Ekonomi Lokal
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Danantara 'Wajibkan' Menkeu Purbaya Ikut Rapat Masalah Utang Whoosh
-
Viral Biaya Tambahan QRIS Rp500: BI Melarang, Pelaku Bisa Di-Blacklist
-
Harga Minyak Dunia Merosot Imbas Stok AS Melonjak
-
Kiper Muda Rizki Nurfadilah Korban TPPO: Disiksa hingga Disuruh Nipu Orang China
-
10 Mobil Bekas Pilihan Terbaik buat Keluarga: Efisien, Irit dan Nyaman untuk Harian
Terkini
-
Harta Karun Rafael Alun Disita, Rumah Mewah Rp19,7 M di Kebayoran Baru Kini Milik Negara
-
Visi 4 Tahun Prabowo: Bangun RS Canggih di Tiap Kabupaten, Kuliah Dokter Gratis
-
BGN: Program MBG Tak Bisa Dikorupsi, Uangnya Tidak akan Keluar
-
Khawatir Diberangus, Pedagang Thrifting Mengadu ke DPR dan Minta Dilegalkan
-
Setyo Budiyanto Berharap Apa yang Menjadi Kewenangan KPK Tidak Berubah dengan Adanya UU KUHAP Baru
-
Inisiatif Jokowi, Diresmikan Prabowo: RS KEI Surakarta Siap Kurangi Pasien Berobat ke Luar Negeri!
-
Fakta Baru Mayat di Cikupa: Diduga Tewas Sepekan, Dibungkus Plastik dan Karung
-
'Tangan Ikut Berlumuran Darah', Alasan Sipil ASEAN Tolak Komnas HAM Myanmar di Forum Jakarta
-
Saksi Beberkan Proses Penyewaan Kapal Angkut Minyak Mentah Pertamina
-
Soroti Tragedi SMAN 72 Jakarta dan SMPN 19 Tangsel, FSGI: Sekolah Lalai, Aturan Cuma Jadi Kertas!