- Menteri Diktisaintek mengakui secara terbuka bahwa dana riset dan tunjangan untuk dosen di Indonesia masih sangat kecil dan belum mampu bersaing dengan negara-negara maju
- Masalah terbesar yang dihadapi dosen saat ini bukanlah hanya soal finansial, melainkan sistem birokrasi kampus yang rumit dan lambat, terutama untuk proses kenaikan pangkat
- Menteri Brian Yuliarto mendesak para rektor di seluruh Indonesia untuk segera mereformasi dan menyederhanakan layanan administrasi di kampus masing-masing demi mendukung karier dan kinerja para dosen
Suara.com - Sebuah pengakuan mengejutkan datang dari Menteri Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Diktisaintek), Brian Yuliarto, yang secara terbuka mengungkap kondisi memprihatinkan yang dialami para dosen di Indonesia.
Menurutnya, ujung tombak pendidikan tinggi nasional ini masih berjuang dengan dana riset yang minim dan tunjangan yang jauh dari kata layak jika dibandingkan dengan negara lain.
Kenyataan pahit ini diperparah dengan sistem birokrasi kampus yang seringkali justru merepotkan, terutama dalam urusan jenjang karier.
Menteri Brian menegaskan bahwa meski kesejahteraan finansial belum bisa setara negara maju, setidaknya layanan administrasi tidak seharusnya menjadi beban tambahan bagi para pengajar.
“Dana riset kita tidak besar, insentif kita, tunjangan kita juga belum sebesar negara-negara maju. Paling tidak, layanan kita jangan merepotkan dosen-dosen,” ujar Brian dalam acara Konferensi Puncak Pendidikan Tinggi Indonesia (KPPTI) secara virtual, Rabu (19/11/2025).
Ironisnya, keluhan terbesar yang sampai ke telinga menteri bukanlah soal uang, melainkan soal birokrasi kenaikan pangkat yang berbelit-belit.
Brian mengimpikan sebuah sistem di mana dosen bisa fokus mengajar dan meneliti, lalu tiba-tiba mendapat kabar baik soal promosi jabatannya tanpa harus mengurus administrasi yang rumit.
"Yang saya bayangkan dulu dosen itu dia sibuk ngajar, sibuk neliti. Terus Tiba-tiba ditelepon sama Direktur SDM (naik pangkat)," ucapnya di hadapan para rektor dan dosen dari seluruh Indonesia.
Namun, realitas di lapangan jauh dari harapan. Ia mencontohkan sebuah kasus ekstrem di mana seorang dosen harus menunggu surat tugas sekolah yang diajukan sejak tahun 2008 tak kunjung terbit hingga belasan tahun kemudian. Kasus ini baru selesai setelah ia turun tangan langsung.
Baca Juga: Pesan Menteri Brian ke Kampus: Jangan Hitungan Bantu Anak Tak Mampu, Tak akan Bangkrut!
"September belum keluar juga, saya langsung WA Tim saya, langsung keluar saat itu. Jadi silakan Pak. Karena dosen adalah ujung tombak kita," ujarnya, menegaskan keseriusannya dalam membenahi masalah layanan ini.
Melihat carut-marutnya sistem layanan di perguruan tinggi, Brian Yuliarto secara khusus menitipkan pesan kepada para rektor yang hadir.
Ia meminta agar pimpinan kampus proaktif mempermudah segala urusan administrasi, khususnya yang menyangkut karier dan hak para dosen.
"Jadi, saya juga titip Bapak-Ibu sekalian, di kampus-kampus Bapak Rektor, Ibu Rektor, Tolong dimudahkan juga teman-teman kita para dosen," pungkas Brian.
Berita Terkait
-
Pesan Menteri Brian ke Kampus: Jangan Hitungan Bantu Anak Tak Mampu, Tak akan Bangkrut!
-
Terkuak! Alasan Bripda W Habisi Dosen di Jambi, Skenario Licik Gagal Total Gara-gara Wig
-
Sosok Erni Yuniati: Dosen Muda di Jambi Tewas Mengenaskan, Pelakunya Oknum Polisi Muda Baru Lulus
-
Dosen di Jambi Dibunuh Polisi: Pelaku Ditangkap, Bukti Kekerasan dan Dugaan Pemerkosaan Menguat
-
Menemukan Ketenangan di Tengah Dunia yang Selalu Online
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 10 Rekomendasi Skincare Wardah untuk Atasi Flek Hitam Usia 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Habiburokhman 'Semprot' Balik Pengkritik KUHAP: Koalisi Pemalas, Gak Nonton Live Streaming
-
Warning Keras Pramono Anung ke 673 Kepsek Baru: Tak Ada Tempat untuk Bullying di Sekolah Jakarta!
-
Disentil Prabowo Gegara Siswa Turun ke Jalan, Pemkab Bantul Beri Penjelasan
-
Gebrakan Pramono Anung Lantik 2.700 Pejabat Baru DKI Dalam 2 Pekan, Akhiri Kekosongan Birokrasi
-
Pesan Menteri Brian ke Kampus: Jangan Hitungan Bantu Anak Tak Mampu, Tak akan Bangkrut!
-
Revisi UU Pemerintahan Aceh: DPR Desak Dana Otsus Permanen, Apa Respons Pemerintah?
-
DPR, Pemkot, dan DPRD Surabaya Satu Suara! Perjuangkan Hak Warga Atas Tanah Eigendom ke Jakarta
-
Pramono: Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Masih Berhak Terima KJP Plus
-
KPK Bentuk Kedeputian Intelijen, Jadi Mata dan Telinga Baru Tangkap Koruptor
-
Minta Pemerintah Pikirkan Nasib Bisnis Thrifting, Adian: Rakyat Butuh Makan, Jangan Ditindak Dulu