News / Nasional
Selasa, 30 Desember 2025 | 13:11 WIB
Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri. (Suara.com/Bagaskara Isdiansyah)
Baca 10 detik
  • Erros Djarot mengungkapkan Taufiq Kiemas adalah sosok paling gigih mendorong Megawati ke kepemimpinan politik.
  • Erros menilai karakter Megawati yang "puritan" dan keras kepala merupakan keunggulan penting dalam politik.
  • Peran Erros Djarot adalah sebagai "pengasah pisau" untuk mempertajam insting dan mengisi kekurangan Megawati.

Suara.com - Budayawan sekaligus politisi senior Erros Djarot kembali membuka tabir sejarah perjalanan politik Megawati Soekarnoputri dalam sebuah wawancara di kanal YouTube Total Politik.

Erros secara blak-blakan menyebut sosok yang paling berambisi dan gigih mendorong Megawati ke tampuk kepemimpinan bukanlah dirinya, melainkan mendiang Taufiq Kiemas.

"Saya bukan yang meyakinkan karena yang eager (bersemangat) itu Mas Taufiq. Jadi, Mbak Mega harusnya berterima kasih banyak sama Mas Taufiq. Kalau saya kan hanya menjalankan tugas," ungkap Erros, dikutip Selasa (30/12/2025).

Erros menjelaskan bahwa meskipun Megawati memiliki keinginan untuk berbuat sesuatu sebagai putri Bung Karno yang kala itu disingkirkan oleh rezim, gairah (passion) politik yang lebih besar justru dimiliki oleh Taufiq Kiemas.

Ia menilai Taufiq merupakan motor penggerak utama di balik layar.

Menurut Erros, situasi politik saat itu membutuhkan figur yang sangat spesifik dan hanya ada pada diri Megawati.

"Tapi ternyata, satu kemenangan Mbak Mega adalah kita memerlukan figur seperti dia," jelasnya.

Ia menuturkan bahwa keunggulan Megawati terletak pada karakternya yang "puritan" dan cenderung "keras kepala".

Erros menganalogikan Megawati sebagai sosok yang berani melangkah di tengah ketidakpastian politik tanpa rasa takut yang berlebihan.

Baca Juga: Begini Kata Hasto Soal Sejumlah Ketua DPD PDIP Masih Rangkap Jabatan di Partai

"Mbak Mega memang lebih puritan, ingin memperjuangkan sesuatu berdasarkan apa yang dia yakini. Dia itu seperti orang yang berani masuk ke kamar gelap. Kalau orang banyak pertimbangan biasanya takut ada setan atau apa, tapi dia jalan saja," tambah Erros.

Mengenai perannya sendiri dalam membentuk citra dan kekuatan politik Megawati, Erros merendah dengan menyebut dirinya hanya sebagai "pengasah pisau".

Ia mengaku bertugas mempertajam insting politik Megawati serta mengisi kekurangan yang ada agar siap menghadapi tantangan zaman.

"Tugas saya kan memperuncing itu. Bagaimana kayak ada pisau, pisau ini tidak akan mungkin menembus kalau tidak diasah. Saya cuman mengisi apa yang kurang dari Mbak Mega saja," pungkasnya.

Pernyataan Erros tersebut memberikan perspektif baru bagi publik mengenai dinamika internal keluarga dan lingkaran terdekat Megawati saat merintis karier politik pada masa awal PDI Perjuangan hingga menjadi tokoh sentral politik nasional.

Reporter: Safelia Putri

Load More