Suara.com - Sejumlah pengembang properti enggan membangun rumah tapak bersubsidi pada beberapa proyek huniannya karena keuntungan minim jika dibandingkan saat memenuhi permintaan rumah kelas menengah.
"Dengan besarnya biaya untuk satu unit rumah tapak bersubsidi, pengembang hanya mendapatkan keuntungan sebesar Rp20 juta," kata Ketua Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Jawa Timur, Supratno di Surabaya, Kamis (8/5/2014).
Padahal, ungkap dia, jika dihitung secara rinci maka nilai keuntungan pengembang jauh lebih besar ketika membangun rumah menengah dengan harga minimal Rp250 juta per unit yakni dapat mencapai Rp100 juta per unit.
"Untuk itu, tak heran kalau sangat sedikit pengembang yang mau membangun rumah tapak bersubsidi. Dari sekitar 60 pengembang yang menjadi anggota Apersi Jatim, tahun lalu hanya bisa merealisasikan sekitar 15.000 unit rumah tapak bersubsidi," ujarnya.
Pencapaian tersebut, jelas dia, masih sangat jauh dibandingkan target pemerintah terhadap pembangunan rumah tapak bersubsidi di Jatim sebesar 20.000 unit rumah.
"Namun, dengan segala cara kami tetap mengupayakan agar target pembangunan rumah tapak bersubsidi dari pemerintah bisa terwujud pada tahun ini," ucapnya.
Mengenai kendala lain membangun rumah tapak bersubsidi, tambah dia, hal itu juga terlihat dari biaya pembangunan rumah tapak bersubsidi yang seharusnya diserahkan pada mekanisme pasar. Walau begitu, saat ini harga tanah per meternya kian tinggi.
"Faktor itulah yang memberatkan kami. Apalagi di kota besar," katanya.
Ia mencontohkan, harga tanah di Surabaya dapat mencapai Rp6 juta per meter persegi. Oleh karena itu, jika harga jual satu unit rumah tapak bersubsidi tipe 36 ditetapkan sebesar Rp88 juta maka idealnya harga tanah bisa di bawah Rp100 ribu per meter per segi. (Antara)
Berita Terkait
-
Investasi Aset Properti Cuma Modal Rp 10 Ribu? Begini Caranya
-
BTN Gandeng Arsitek Hingga Pengembang Gali Inovasi Baru Sektor Properti
-
Aguan Punya Mal Baru Seluas 3,3 Hektare, Begini Penampakkannya
-
CBDK Guyur Rp3 Miliar untuk Latih Talenta Lokal di Sektor Bisnis dan Teknologi
-
Gairahkan Sektor Komersial, Kawasan Properti Ini Bidik 90.000 Captive Market
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Kilang Balikpapan Diresmikan 17 Desember, Bahlil Janji Swasembada Energi di 2026
-
Harga Bitcoin Anjlok ke 82.000 Dolar AS, CEO Binance: Tenang, Hanya Taking Profit Biasa
-
6 Fakta Uang Rampasan KPK Dipajang: Ratusan Miliar, Pinjaman Bank?
-
Cara Membuat QRIS untuk UMKM, Ini Syarat yang Harus Dipersiapkan
-
Alasan Menteri Maruarar Sirait Minta SLIK OJK Dihapus atau Pemutihan Pinjol
-
Pesan Bahlil untuk Shell dan Vivo: Walaupun Tidak Menjual Bensin, Kebutuhan Rakyat Tersedia
-
BRI Peduli Sumbang Mobil Operasional Demi Peningkatan Mutu Pendidikan
-
Akui Ada Pengajuan Izin Bursa Kripto Baru, OJK: Prosesnya Masih Panjang
-
Saham AS Jeblok, Bitcoin Anjlok ke Level Terendah 7 Bulan!
-
Baru 3,18 Juta Akun Terdaftar, Kemenkeu Wajibkan ASN-TNI-Polri Aktivasi Coretax 31 Desember