Suara.com - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta, Rabu (8/10/2014) sore, melemah 45 poin menjadi Rp12.247 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.202 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan dolar AS kembali menguat terhadap sebagian besar mata uang utama dunia menjelang dirilisnya hasil pertemuan bank sentral AS (Federal Reserve) terkait kenaikan suku bunga AS (Fed rate).
"Dari hasil pertemuan the Fed itu, investor akan memprediksi waktu kenaikan suku bunga AS. Jika hasil pertemuan the Fed menunjukkan mengenai waktu spesifik, hal tersebut akan memicu aksi beli dolar AS," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, IMF yang memangkas proyeksi pertumbuhan global, juga mendorong permintaan aset mata uang safe haven meningkat.
Ia menambahkan, potensi pertumbuhan ekonomi AS yang diperkirakan lebih cepat dibandingkan negara-nega di Eropa, Jepang, serta Tiongkok yang sedang menunjukan tanda-tanda perlambatan juga menambah faktor bagi mata uang dolar AS diminati investor.
Dari dalam negeri, ia mengatakan, salah satu faktor yang masih membayangi pertumbuhan ekonomi, yakni infrastruktur serta sistem peraturan yang relatif masih lemah untuk menjamin investasi di pasar keuangan.
"Diharapkan hal itu dapat teratasi sehingga akan mendorong pertumbuhan," katanya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp12.241 dibanding posisi sebelumnya di posisi Rp12.190 per dolar AS. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
Industri Petrokimia Dinilai Punya Peluang Besar Berkembang di Indonesia
-
Cadangan Gas Turun, PGN Ungkap Tantangan Industri Migas Nasional
-
Reklamasi: Saat Kewajiban Hukum Bertransformasi Menjadi Komitmen Pemulihan Ekosistem
-
Pemerintah Mulai Pangkas Kuota Ekspor Gas Secara Bertahap
-
Kuota Mudik Gratis Nataru 2026 Berpeluang Ditambah, Cek Link Resmi dan Tujuan
-
Saham INET Melesat 24 Persen Usai Kantongi Restu OJK untuk Rights Issue Jumbo
-
Pabrik VinFast Subang Didemo Warga Kurang dari 24 Jam Setelah Diresmikan
-
Gus Ipul Datangi Purbaya, Usul Bansos Korban Bencana Sumatra Rp 15 Ribu per Hari
-
Hadapi Libur Nataru, BRI Optimistis Hadirkan Layanan Perbankan Aman
-
Nilai Tukar Rupiah Ambruk Gara-gara Kredit Nganggur