Suara.com - Pengamat ekonomi Destry Damayanti mengatakan bahwa program pembangunan satu juta rumah oleh pemerintah berdampak teknis terhadap aspek sosial dan finansial (social and financial engineering).
"Sosial karena menyangkut derajat orang, bisa memberikan hak hunian bagi keluarganya, sedangkan finansial karena bermanfaat bagi pertumbuhan pasar modal," kata Destry di Jakarta, Rabu.
Walaupun pertumbuhan perumahan masih kurang mencukupi, namun ia yakin program tersebut dapat diwujudkan melalui komitmen antara pengembang dan pemerintah.
Dia berpendapat bahwa keputusan pemerintah menghapus subsidi bahan bakar premium merupakan langkah yang tepat untuk mengurangi subsidi energi, sehingga memberikan ruang untuk pembangunan infrastruktur.
Pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019, kebutuhan pembiayaan infrastruktur mencapai Rp5.519,4 triliun, atau Rp1.100 triliun/tahun.
"Dari anggaran itu, 10,5 persennya dialokasikan untuk sektor perumahan, atau sekitar Rp579,5 triliun rupiah," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN) Maryono mengatakan kebutuhan perumahan di Indonesia yang belum tercukupi (backlog) mencapai 13,5 juta unit.
"Kebutuhan kita saat ini sebesar itu, namun nyatanya pemenuhan perumahan tiap tahunnya hanya sekitar 300-400 ribu unit," kata Maryono dalam seminar bertema "Peluang dan Tantangan Pembiayaan Perumahan di Jakarta.
Menurut dia, dengan besarnya 'backlog' tersebut maka menjadi pertanda bahwa kebutuhan masyarakat terhadap perumahan sangat lah tinggi. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
ESDM Ungkap Alasan Sumber Listrik RI Mayoritas dari Batu Bara
-
Program Loyalitas Kolaborasi Citilink dan BCA: Reward BCA Kini Bisa Dikonversi Jadi LinkMiles
-
IHSG Berbalik Loyo di Perdagangan Kamis Sore, Simak Saham-saham yang Cuan
-
COO Danantara Tampik Indofarma Bukan PHK Karyawan, Tapi Restrukturisasi
-
COO Danantara Yakin Garuda Indonesia Bisa Kembali Untung di Kuartal III-2026
-
Panik Uang di ATM Mendadak Hilang? Segera Lakukan 5 Hal Ini
-
Kekayaan Rilke Jeffri Huwae, Dirjen Gakkum yang Dikritik Menteri Bahlil
-
COO Danantara Beberkan Alasan Turunnya Penambahan Modal ke Garuda Indonesia Jadi Rp 23,67 T
-
Mulai 2026, DJP Bisa Intip Kantong Isi E-Wallet dan Rupiah Digital Masyarakat
-
HUT ke-45, Brantas Abipraya Tampilkan Beragam Inovasi: Dari Tradisi ke Transformasi