Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, kelesuan perekonomian global akan terus berlanjut hingga akhir 2015 karena masih ada ketidakpastian dan risiko yang melanda dunia.
"Yang boleh disimpulkan adalah sampai akhir tahun 2015, memang belum kelihatan ada perbaikan signifikan," katanya dalam rapat dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta, Selasa (15/9/2015) malam.
Menkeu menjelaskan perekonomian global saat ini benar-benar mengalami kelesuan, karena negara berkembang yang selama ini menjadi penyangga perekonomian dunia ikut mengalami perlambatan, seperti yang dialami negara maju.
"Kalau pada 2011-2012 semua bilang emerging market menyelamatkan dunia, sekarang malah banyak problem di emerging market, terutama setelah quantitative easing berhenti. Brasil dan Rusia bahkan kontraksi dan tumbuh negatif ekonominya," katanya.
Menurut dia, perekonomian global saat ini berbeda dengan 20 tahun lalu. Karena pada kondisi sekarang guncangan maupun risiko sekecil apapun bisa berpengaruh dan menyebar ke berbagai negara dalam waktu singkat.
Salah satu risiko tersebut adalah terjadinya depresiasi mata uang terhadap dolar AS yang hampir dialami negara maju maupun negara berkembang akibat belum adanya kepastian penyesuaian suku bunga The Fed (Bank Sentral AS).
Risiko lainnya, lanjut dia, adalah harga komoditas global yang belum menunjukkan adanya tanda-tanda perbaikan hingga pertengahan 2015, terutama harga minyak dunia yang terus jatuh dan berpotensi mengganggu perekonomian di Timur Tengah.
"Harga komoditas kalau kita berharap membaik, akan sulit. Goldman Sachs bahkan memprediksi harga minyak bisa turun hingga 20 dolar per barel. Kalau terjadi, otomatis harga komoditas terbawa turun. Tentunya ini menjadi perhatian di sisi penerimaan dan secara umum untuk ekspor," ujar Menkeu.
Risiko terbaru adalah aksi devaluasi Yuan dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja ekspor dan mendorong pertumbuhan ekonomi Cina, yang berpotensi diikuti oleh negara-negara lain untuk saling melemahkan mata uangnya.
"Kalau negara-negara saling berlomba-lomba melakukan devaluasi, ekspor kita makin berat. Memang dalam konteks globalisasi, makin sulit negara mengisolasi diri dari berbagai dampak yang sedang terjadi di global," kata Menkeu.
Namun, menurutynya ada harapan perekonomian global mulai membaik di 2016, asalkan ada kepastian terkait kenaikan suku bunga The Fed dan Cina tidak lagi melakukan devaluasi Yuan dalam skala besar.
"Banyak harapan 2016 akan lebih baik karena sudah ada kepastian kenaikan suku bunga The Fed dan Cina mungkin sudah tidak melakukan devaluasi dalam skala lebih besar sehingga bisa mengurangi uncertainty," katanya. (Antara)
Tag
Berita Terkait
-
Bos Uniqlo Ramal Dunia Bakal Bangkrut, Ini Faktornya
-
Bank Indonesia Ungkap 2 Faktor Penting Ini Guncang Ekonomi Global!
-
Pertumbuhan Ekonomi Global Diramal Bakal Suram, Ini Penyebabnya
-
IMF Ramal Ekonomi RI Bakal Membaik Tembus 4,8 Persen
-
Bank Indonesia Klaim Gejolak Ekonomi Global Mereda, Ini Buktinya
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Isu Deforestasi! Kemenhut Tegaskan HTI untuk Energi Terbarukan Akan Dikelola dengan Aturan Ketat
-
Bukan Cuma Smelter! Industri Nikel RI Kini Kian Fokus Garap Kualitas SDM
-
Pilih Mata Uang Lokal, Negara ASEAN Kompak Kurangi Gunakan Dolar
-
Ada Pemotongan Anggaran, 800 Ribu Buruh hingga Guru Mogok Kerja
-
Pengamat Bicara Nasib ASN Jika Kementerian BUMN Dibubarkan
-
Tak Hanya Sumber Listrik Hijau, Energi Panas Bumi Juga Bisa untuk Ketahanan Pangan
-
Jadi Harta Karun Energi RI, FUTR Kebut Proyek Panas Bumi di Baturaden
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
CORE Indonesia Lontarkan Kritik Pedas, Kebijakan Injeksi Rp200 T Purbaya Hanya Untungkan Orang Kaya
-
Cara Over Kredit Cicilan Rumah Bank BTN, Apa Saja Ketentuannya?