Suara.com - Indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia pada Kamis (5/11/2015) ditutup melemah sebesar 35,33 poin seiring dengan aksi lepas sebagian investor saham.
Aksi lepas saham itu terjadi menyusul pernyataan bank sentral AS (the Fed) yang berencana menaikkan suku bunga acuannya pada 2015.
IHSG BEI ditutup melemah 35,33 poin atau 0,77 persen menjadi 4.577,23. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 7,62 poin (0,96 persen) menjadi 787,01.
Analis dari PT Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe di Jakarta, Kamis mengatakan pernyataan bank sentral Amerika Serikat yang cukup optimis untuk menaikan suku bunga acuannya pada Desember 2015 nanti, serta nilai tukar rupiah yang mengalami depresiasi terhadap dolar AS menjadi salah satu faktor negatif bagi pergerakan pasar saham di dalam negeri.
"Faktor bank sentral AS (the Fed) dan rupiah mendorong sebagian pelaku pasar saham melakukan aksi lepas," ujarnya.
Kendati demikian, menurut dia, pelemahan IHSG BEI masih cenderung terbatas menyusul data ekonomi yang dipublikasi oleh Badan Pusat Statistik mencatat perekonomian Indonesia pada triwulan III-2015 tumbuh 4,73 persen (year on year).
"Data ekonomi yang tumbuh dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar 4,67 persen memberi harapan perekonomian Indonesia mulai masuk ke dalam tren positif, situasi itu yang menahan koreksi indeks BEI lebih dalam," katanya.
Ia menambahkan bahwa masih terbuka peluang bagi indeks BEI untuk bergerak ke area positif pada perdagangan di akhir pekan ini (Jumat, 6/11). IHSG BEI diproyeksikan bergerak di kisaran level 4.500-4.700 poin pada akhir pekan ini.
Analis Asjaya Indosurya Securities, William Surya Wijaya menambahkan bahwa koreksi IHSG pada Kamis ini (5/11) merupakan koreksi wajar pasca kenaikannya dalam tiga hari terakhir, IHSG masih berpotensi menuju level batas atas 4.657 poin pada perdagangan selanjutnya menyusul paket kebijakan ekonomi jilid VI.
"Potensi kenaikan masih cukup besar terlihat dalam beberapa waktu mendatang, paket kebijakan pemerintah akan turut membantu mendorong perekonomian Indonesia ke depan," katanya.
Sementara itu, tercatat frekuensi saham di BEI mencapai 198.753 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 2,50 miliar lembar saham senilai Rp3,28 triliun. Efek yang bergerak naik sebanyak 82 saham, turun 190 saham, dan yang bergerak stagnan atau tidak bergerak nilainya sebanyak 104 saham.
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng turun 2,53 poin (0,01 persen) menjadi 23.051,04, indeks Nikkei naik 189,50 poin (1,00 persen) ke level 19.116,41, dan Straits Times melemah 16,83 poin (0,55 persen) ke posisi 3.023,65. (Antara)
Berita Terkait
-
Menperin Sebut Investasi Asing Menguat ke Industri Manufaktur
-
Superbank Akui Ada 'Risiko' Jelang IPO
-
Diwarnai Aksi Ambil Untung, IHSG Menyerah ke Zona Merah di Akhir Perdagangan Selasa
-
Isu Merger GOTO-Grab Kian Panas Imbas Perombakan Besar-besaran Manajemen
-
BBCA Bagi-bagi Dividen, Cek Jadwal Pembagian dan Pencairannya
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
-
Pengusaha Sebut Ketidakpastian Penetapan UMP Bikin Investor Asing Kabur
Terkini
-
CORE: Ekonomi Indonesia 2026 Resilien, Tapi Akselerasi Tertahan
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
Menkeu Purbaya Puji Bahlil: Cepat Ambil Keputusan, Saya Ikut
-
Pengusaha Kakao Lokal Minta Insentif ke Pemerintah, Suku Bunga Bisa Tembus 12%
-
7 Kontroversi Bandara Morowali: Diresmikan Jokowi, Punya 'Kedaulatan' Sendiri?
-
Pengusaha Sebut Ketidakpastian Penetapan UMP Bikin Investor Asing Kabur
-
ESDM: Tahun Depan SPBU Swasta Bisa Impor BBM Sendiri Tanpa Bantuan Pertamina
-
Pemerintah Tak Perlu Buru-buru soal Tudingan Impor Beras Ilegal di Sabang
-
Dua Program Flagship Prabowo Bayangi Keseimbangan APBN 2026 dan Stabilitas Fiskal
-
10 Ide Jualan Pinggir Jalan Paling Laris dengan Modal Kecil