Suara.com - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir turun pada Jumat (Sabtu pagi WIB 23/1/2016), tertekan penguatan ekuitas AS untuk hari kedua berturut-turut.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Februari turun 1,9 dolar AS, atau 0,17 persen, menjadi menetap di 1.096,3 dolar AS per ounce.
Emas berada di bawah tekanan karena indeks Dow Jones Industrial Average AS naik 1,06 persen pada pukul 17.30 GMT. Reli dua hari di ekuitas AS muncul setelah selama tiga minggu mengalami kerugian.
Analis mencatat bahwa ketika ekuitas membukukan kerugian maka logam mulia biasanya naik, karena investor mencari tempat yang aman, sementara sebaliknya ketika ekuitas AS membukukan keuntungan maka harga emas akan turun.
Logam mulia diletakkan di bawah tekanan lebih lanjut ketika laporan yang dikeluarkan oleh Departemen Perdagangan AS menunjukkan penjualan rumah naik 14,7 persen ke tingkat tahunan 5,46 juta unit selama Desember, kenaikan yang analis percaya jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan.
Penjualan tahun ke tahun, telah meningkat sebesar 7,7 persen, dengan rumah keluarga tunggal memimpin kenaikan karena mereka naik 16,1 persen menjadi 4,82 juta unit.
Emas juga terganjal karena indeks dolar AS naik 0,39 persen menjadi 99,51 pada pukul 17.35 GMT. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.
Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi investor.
Analis mengatakan tren jangka panjang untuk emas tetap sangat "bearish" menjelang pertemuan The Fed pekan depan. The Fed mulai menaikkan suku bunga pertamanya dalam hampir 10 tahun terakhir pada Desember, meskipun semula diharapkan akan ditunda sampai 2016.
Beberapa analis percaya bahwa The Fed dapat meningkatkan suku bunga utamanya pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) berikutnya pada Maret.
Peningkatan suku bunga The Fed mendorong investor menjauh dari emas dan menuju aset-aset dengan imbal hasil, karena logam mulia tidak mengenakan suku bunga.
Sampai pertemuan FOMC Desember, belum ada peningkatan suku bunga The Fed sejak Juni 2006, sebelum awal krisis keuangan Amerika.
Perak untuk pengiriman Maret turun 3,7 sen, atau 0,26 persen, menjadi ditutup pada 14,057 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April naik 12,1 dolar AS, atau 1,48 persen, menjadi ditutup pada 831,6 dolar AS per ounce. (Antara)
Berita Terkait
-
Harga Emas Antam Turun Rp9.000: Saatnya Beli atau Tunggu Lagi?
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh Hari Ini
-
Harga Emas Pegadaian Hari Ini: Antam Naik Terus Jadi Rp 2.419.000 per Gram!
-
Harga Emas Naik, Tekanan Nikah Ikut Naik?
-
Demam Emas Makin Gila! Harga Antam Sehari Naik Rp55 Ribu, Sekarang Waktunya Beli atau Jual?
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
Pilihan
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
Terkini
-
Air Minum Bersih untuk Semua: Menjawab Tantangan dan Menangkap Peluang Lewat Waralaba Inklusif
-
Airlangga: Stimulus Ekonomi Baru Diumumkan Oktober, Untuk Dongkrak Daya Beli
-
Berdasar Survei Litbang Kompas, 71,5 Persen Publik Puas dengan Kinerja Kementan
-
Belajar Kasus Mahar 3 M Kakek Tarman Pacitan, Ini Cara Mengetahui Cek Bank Asli atau Palsu
-
BPJS Ketenagakerjaan Dukung Penguatan Ekosistem Pekerja Kreatif di Konferensi Musik Indonesia 2025
-
Kementerian ESDM Akan Putuskan Sanksi Freeport Setelah Audit Rampung
-
Indonesia Tambah Kepemilikan Saham Freeport, Bayar atau Gratis?
-
Kripto Bisa Sumbang Rp 260 Triliun ke PDB RI, Ini Syaratnya
-
Duta Intidaya (DAYA) Genjot Penjualan Online di Tanggal Kembar
-
4 Fakta Penting Aksi BUMI Akuisisi Tambang Australia Senilai Rp 698 Miliar