Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengakui bahwa infrastruktur di Indonesia masih sangat minim dan tidak memadai, khususnya di daerah-daerah terpencil.
Namun, bukan tanpa alasan mengapa kondisi infrastruktur di Indonesia tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara khususnya Asia. Banyak hambatan yang harus dihadapi pemerintah ketika ingin membangun sebuah infrastruktur.
"Banyak hal yang menghambat dan memperlambat di lapangannya. Contoh, regulasi yang saling tumpang tindih yang terkadang membingungkan ini juga menjadi masalah," kata Darmin saat ditemui dalam infrastructure Outlook 2016 di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (10/2/2016).
Selain itu, skema kerjasama yang melibatkan pihak lain membuat proses pembangunan menjadi molor dan lama.
"Kalau skemanya rumit itu kan pasti membutuhkan proses, misalnya melalui kerjasama pemerintah dan swasta kan harus nunggu lagi," ungkapnya.
Selain itu,lanjut Darmin belum adanya koordinasi yang baik antara pemangku kepentingan membuat persiapan proyek menjadi terbangkalai.
"Intinya kita memerlukan champion, untuk mengawal pembangunan pelaksanaan infrastruktur dan itulah sebetulnya yang melatarbelakangi perlu dibentuknya Komite Percepatan Proyek Strategis yang sebetulnya dibentuk dengan merevitalisasi komite yang sudah ada, lebih kurang sama tapi fungsinya dipertegas," katanya.
Namun, pihaknya yakin, dalam beberapa tahun ke depan, infrastruktur di Indonesia akan jauh lebih baik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
"Kita kan sudag banyak melakukan perbaikkan. Jadi semoga tahun-tahun ke depan, infrastrukturnya menjadi lebih baik lagi, baik lagi dan baik lagi. Sehingga bisa dinikmayi oleh masyarakat di seluruh Indonesia," ujar Darmin.
Berita Terkait
-
Tinjau Bencana Banjir di Aceh, Mendagri Beri Atensi pada Infrastruktur Publik yang Rusak
-
ADHI Garap Proyek Pengendalian Banjir di Marauke
-
Agustus 2026 Beroperasi, Tarif LRT Jakarta Masih Dapat Subsidi?
-
Akses Wisata Sriharjo Putus Lagi, Jalan Desa Amblas Usai Hujan Deras
-
Cara SIG Lindungi Infrastruktur Vital Perusahaan dari Serangan Hacker
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
Cerita Menkeu Purbaya Kesulitan Kuliah S3 Ekonomi di Luar Negeri, Hampir Diceraikan Istri
-
AMRT Mau Buyback Saham Rp1,5 Triliun, Mulai 8 Desember 2025 Hingga Maret 2026
-
Bisa Jalan 2027, LPS Ungkap 3 Skema Penjaminan Polis Asuransi
-
Penjelasan di Balik Polemik Pelepasan 1,6 Juta Hektare Kawasan Hutan Era Zulhas
-
OJK Telusuri 47 Kredit Bermasalah Bank Kaltimtara, Periksa Direksi Hingga Debitur
-
Harga RATU Tembus 20.000, Gara-gara Aksi Saham Terbaru?
-
Investor Asing Borong Pasar Saham, SBN dan SRBI Rp 14,08 Triliun di Awal Desember
-
Rumah Murah Hadir di Purwakarta, Harganya Mulai di Bawah Rp 100 Juta
-
Indodax Ungkap Fokus Utama Perkuat Industri Aset Kripto RI
-
ESDM Ungkap Sejumlah SPBU BBM di Aceh-Sumut Mulai Beroperasi Normal, Cek Lokasinya