Suara.com - PT Newmont Nusa Tenggara telah menyetor sebesar Rp34,7 triliun terkait semua kewajiban keuangan kepada Pemerintah Republik Indonesia berupa pajak, nonpajak dan royalti sejak awal operasi hingga Desember 2015.
"Khusus royalti, pembayaran selama 2015 adalah sebesar Rp1,04 triliun, angka yang jauh lebih besar dibanding pembayaran tahun sebelumnya sebesar Rp222 miliar, yang dibayarkan melalui Kementerian Keuangan pada setiap kuartal," kata Presiden Direktur PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) Rachmat Makkasau, melalui rilis yang diterima, di Mataram, Selasa (1/3/2016).
Menurut dia, peningkatan pembayaran royalti selama 2015 dibandingkan tahun sebelumnya disebabkan kenaikan tarif royalti dan perusahaan beroperasi dengan kapasitas produksi maksimal walaupun harga logam yang rendah pada 2015.
Sebagai kontraktor Pemerintah, kata Rachmat, PTNNT akan selalu memenuhi kewajiban keuangan secara tepat waktu sesuai kontrak karya dan ketentuan lain yang berlaku.
Di masa yang sulit saat ini, di mana harga komoditas yang rendah, PT NNT tetap beroperasi dan produksi sesuai target, namun harus lebih efisiensi dan diharapkan harga komoditas akan mulai bergerak ke arah yang lebih positif pada 2016.
Selama operasi sampai dengan Desember 2015, menurut laporan perusahaan, selain manfaat keuangan langsung kepada pemerintah, keberadaan PT NNT juga memberikan manfaat ekonomi lainnya melalui pembayaran gaji sebesar Rp11,5 triliun kepada sekitar 7.500 karyawan dan kontraktor.
"Selain itu, pembelian barang dan jasa sebesar Rp49,3 triliun di tingkat lokal maupun nasional, serta program-program pengembangan masyarakat sebesar Rp1,6 triliun," ucap Rachmat.
PT NNT adalah perusahaan tambang tembaga dan emas yang beroperasi di Batu Hijau, Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat, NTB, berdasarkan kontrak karya generasi IV yang ditandatangani pada 2 Desember 1986. (Antara)
Berita Terkait
-
Jirayut Tegaskan Bayar Pajak di Indonesia, Nominalnya Justru Lebih Besar dari Warga Lokal
-
Omara Esteghlal Singgung Korupsi dari Pemungutan Pajak, Tindak Represif Aparat Jadi Acuan
-
Omara Esteghlal Bandingkan Pajak Indonesia dengan Negara Maju, Singgung Kualitas Fasilitas Publik
-
Omara Esteghlal Ungkap Keresahan Bayar Pajak: Apa Untungnya Bagi Rakyat?
-
Misbhakun DPR Tetap Minta Rakyat Bayar Pajak: Kan Banyak yang Digaji Pakai Uang Itu
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Tukad Badung Bebas Sampah: BRI Gandeng Milenial Wujudkan Sungai Bersih Demi Masa Depan
-
Lowongan Kerja KAI Properti untuk 11 Posisi: Tersedia untuk Semua Jurusan
-
Cukai Tembakau Tidak Naik, Ini Daftar Saham yang Diprediksi Bakal Meroket!
-
BRI Peduli Salurkan Ambulance untuk Masyarakat Kuningan, Siap Layani Kebutuhan Darurat!
-
IHSG Cetak Rekor Pekan Ini, Investor Asing Banjiri Pasar Modal Indonesia
-
Cara Hemat Rp 10 Juta dalam 3 Bulan untuk Persiapan Bonus Natal dan Tahun Baru!
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Beda Jenjang Karier Guru PNS dan PPPK, Apakah Sama-sama Bisa Naik Jabatan?
-
Menkeu Purbaya Yakin Rupiah Menguat Selasa Depan