Suara.com - Indonesia Property Watch mengapresiasi paket kebijakan yang dikeluarkan pemerintah yang dinilai menghasilkan aturan yang pro-pasar properti seperti munculnya instrumen Dana Investasi Real Estate (DIRE) yang dinilai bakal membawa angin segar bagi bisnis properti.
"Di negara lain, instrumen DIRE atau yang biasa disebut juga dengan Real Estate Investment Trusts telah menjadi salah satu instrumen di beberapa negara yang semakin dipenghitungkan terkait sumber dana murah masyarakat," kata Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch Ali Tranghanda dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (7/3/2016).
Dia mengungkapkan instrumen seperti DIRE di Malaysia dinilai telah berhasil mengumpulkan hingga Rp100 triliun dari kapitalisasi pasar Malaysia.
Selain Malaysia, lanjutnya, negara tetangga lainnya seperti di Singapura dengan instrumen yang serupa juga berhasil mengumpulkan hingga Rp600 triliun atau 19 persen dari kapitalisasi pasar Singapura.
"Di Indonesia sendiri saat ini masih Rp500 miliar dan itu angka yang sangat kecil melihat potensi besar pasar properti Tanah Air," katanya.
Ali Tranghanda berpendapat, dengan adanya instrumen DIRE diperkirakan pasar properti nasional paling tidak dapat menyamai Malaysia bahkan lebih besar mengingat masih banyak wilayah-wilayah lain di Indonesia selain Jakarta dan kawasan sekitarnya.
Selain itu, ujar dia, munculnya DIRE juga harus menjadi momen bagi kebangkitan pasar properti Indonesia untuk memberikan stimulus dana segar bagi para pengembang lokal, karena saat ini dengan bunga kredit perbankan berkisar antara 12-13 persen.
"Kondisi ini pula yang membuat banyak pengembang lokal mencari dana pinjaman luar negeri dengan bunga 2-3 persen meskipun dalam bentuk dolar Amerika Serikat," katanya.
Direktur Eksekutif IPW meyakini bahwa dengan DIRE maka dana murah yang terkumpul akan menjadi salah satu daya saing ketika pasar asing menyerbu Indonesia dengan modal kapital yang luar biasa.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda juga mengatakan, turunnya "BI rate" atau suku bunga acuan harus bisa memicu penurunan suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) untuk menggairahkan sektor properti di Tanah Air.
"Turunnya BI Rate ke level 7 persen seharusnya dapat memicu penurunan suku bunga KPR," kata Ali Tranghanda dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, setiap penurunan 1 persen suku bunga KPR dinilai akan meningkatkan potensi pasar KPR sebesar 4 persen hingga 5 persen.
Sedangkan dengan penurunan yang ada dari 7,5 persen menjadi saat ini 7 persen, lanjutnya, dimungkinkan suku bunga KPR juga bisa turun menjadi hanya satu digit. "Berdasarkan pantauan Indonesia Property Watch, saat ini Suku Bunga Dasar (SBDK) masing-masing Bank masih berada di dua digit," ucapnya.
Ia memperkirakan jika suku bunga KPR menjadi satu digit maka berarti akan ada potensi peningkatan pangsa pasar KPR 10 - 25 persen pada tahun 2016.
Berita Terkait
-
Apa Sebenarnya Tugas Brimob saat Terjadi Demonstrasi?
-
Dua Warga Israel Diduga Eks Tentara IDF Kelola Vila Mewah, Imigrasi Bergerak
-
Sinyal Bahaya Pasar Properti: BI Ungkap Penjualan Rumah Anjlok, Harga Ikut Melambat
-
Strategi ASG Hadirkan Konsep Multifungsi untuk Hadapi Tantangan Pasar Properti
-
Prospek Bisnis Properti di Tengah Pertumbuhan Pariwisata
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
Bansos PKH Oktober 2025 Kapan Cair? Ini Kepastian Jadwal, Besaran Dana dan Cara Cek Status
-
Profil PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE), Ini Sosok Pemiliknya
-
BRI Ajak Warga Surabaya Temukan Hunian & Kendaraan Impian di Consumer BRI Expo 2025
-
TikTok Dibekukan Komdigi Usai Tolak Serahkan Data Konten Live Streaming Demo
-
Maganghub Kemnaker: Syarat, Jadwal Pendaftaran, Uang Saku dan Sektor Pekerjaan
-
Perusahaan Ini Sulap Lahan Bekas Tambang jadi Sumber Air Bersih
-
2 Hari 2 Kilang Minyak Besar Terbakar Hebat, Ini 5 Faktanya
-
IHSG Tutup Pekan di Zona Hijau: Saham Milik Grup Djarum Masuk Top Losers
-
Maganghub Kemnaker Dapat Gaji Rp 3.000.000 per Bulan? Ini Rinciannya