Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan komoditi cabai dan bawang merah masih menjadi penyebab inflasi utama pada Maret 2016.
Ia menjelaskan, untuk bawang pada awal Maret 2016 mengalami kenaikan harga sekitar 0,33 persen. Kenaikan tersebut lantaran pada bulan Maret terjadi hujan yang membuat petani gagal panen.
"Jadi banyak hasil panen yang busuk dan gagal panen, makanya ada kenaikan. Karena ada kenaikan itu bawang menyumbang inflasi 0,16 persen. Kenaikan ini terjadi di 74 kota IHK dan yang paling tinggi di Tegal dan Kudus masing-masing 86 persen dan 71 persen," kata Suryamin saat menggelar konferensi pers di kantor BPS, Jakarta Pusat, Jumat (1/4/2016).
Untuk cabai merah keriting memiliki andil dalam inflasi Maret 2016 sebesar 0,13 persen. Hal ini lantaran ada kenaikan harga cabai sebesar 20,37 persen. "Sama seperti bawang merah karena hujan, banyak yang busul dan gagal panen makanya harga naik kan stoknya sedikit jadinya," katanya.
Sedangkan untuk cabai rawit cenderung memiliki andil yang tidak terlalu signifikan pada inflasi 2016 sekitar 0,05 persen. Terjadi kenaikan di 73 kota IHK, tertinggi terjadi di Sumenep 145 persendan Kediri 134 persen.
Selain itu untuk bawang putih, kata Suryamin menyumbang inflasi 0,02 persen. Hal tersebut lantarana ada kenaikan harga 8,46 persen. Dari 80 kota IHK, inflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang 28 persen dan Bulukumba 22 persen.
"Pasokannya tidak banyak makanya petani dan pedang menaikkan harga jual mereka," katanya.
Berita Terkait
-
Pemerintah Pede Transaksi Harbolnas 2025 Tembus Rp35 Triliun Meski Daya Beli Lesu
-
Neraca Dagang RI Kembali Surplus USD4,17 Miliar, Ekspor Nonmigas jadi Penyelamat
-
Daya Beli Lesu, Agustus Deflasi 0,08 Persen
-
Bos BPS Blak-blakan Soal Turunnya Data Kemiskinan, Sebut Bukan Titipan Pemerintah
-
Pengangguran di Sulawesi Selatan Hidup Sejahtera? Ini Data BPS
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
Terkini
-
SPBU Swasta Beli BBM dari Pertamina, Simon: Kami Tak Cari Untung!
-
Jurus SIG Hadapi Persaingan: Integrasi ESG Demi Ciptakan Nilai Tambah Jangka Panjang
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
Kemenhub 'Gandeng' TRON: Kebut Elektrifikasi Angkutan Umum, Targetkan Udara Bersih dan Bebas Emisi!
-
Harris Arthur Resmi Pimpin IADIH, Siap Lawan Mafia Hukum!
-
Fakta-fakta Demo Timor Leste: Tekanan Ekonomi, Terinspirasi Gerakan Warga Indonesia?
-
Alasan Eks Menteri Sebut DJP 'Berburu Pajak di Kebun Binatang': Masalah Administrasi Serius
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri