Suara.com - PT. Bank BNI Syariah meraup laba bersih sebesar Rp75,18 miliar pada triwulan I 2016 atau tumbuh 64,62 persen dibanding periode sama di 2015 sebesar Rp45,67 miliar.
Pelaksana Tugas Direktur Utama BNI Imam T. Saptono dalam paparan kinerja di Jakarta, Rabu (20/4/2016), mengatakan pendorong pertumbuhan laba adalah ekspansifnya pembiayaan yang tumbuh 15 persen, namun pembiayaan bermasalah masih terjaga jauh di bawah industri.
Rasio pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing/NPF) BNI Syariah per akhir Maret 2016 sebesar 2,7 persen, di bawah rata rata NPF industri di 5 persen. Jika merujuk data terakhir pertengahan April 2016 ini, NPF BNI Syariah sudah kembali turun di 2,5 persen.
"Kontributor laba kita selain ekspansi, kita juga jaga rasio NPF dengan sangat hati-hati agar bisa lebih efisien," ujar Imam.
Pembiayaan BNI Syariah ditopang pembiayaan konsumer yang mencakup porsi 53 persen dari total portofolio pembiayaan atau sebesar Rp9,5 triliun. Sisanya adalah pembiayaan produktif dengan porsi 22,2 persen, komersial dengan porsi 16,7 persen, mikro 5,6 persen dan kartu Hasanah 2,1 persen.
Imam mengatakan pihaknya juga mencatatkan peningkatan efisiensi dengan melonggarnya rasio biaya operasional terhadap pendapatan (cost to income ratio) menjadi 61 persen pada triwulan I 2016 dari 71 persen periode sama di 2015.
Efisiensi perusahaan juga, kata Imam, dijaga dengan mengendalikan rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) yang kini berada di 85,3 persen dari 89 persen.
"Salah satu caranya menjaga BOPO, untuk tahun ini kita tahan dulu untuk mendirikan kantor cabang. Kita ingin optimalkan kantor cabang yang ada dulu," ujar dia.
BNI Syariah juga menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) pada triwulan I 2016 sebesar Rp20,9 triliun atau tumbuh 21 persen dibanding periode sama tahun lalu, yang didominasi deposito sebesar Rp11 triliun. Sedangkan porsi tabungan sebesar Rp7,6 triliun, giro Rp1,7 triliun dan Dana Bank Rp564 miliar.
Dengan pertumbuhan pembiayaan dan DPK tersebut, aset BNI Syariah melonjak 20,35 persen pada triwulan I 2016 menjadi Rp24,6 triliun dari periode sama tahun lalu sebesar Rp20,5 triliun. (Antara)
Berita Terkait
-
Anggota TNI Ngamuk di Gowa, Kapuspen TNI: Kami akan Perkuat Pengawasan!
-
Jaringan Kuras Rekening Tidur Nasabah Rp204 M, 2 Pelaku Ternyata Terlibat Pembunuhan Kacab Bank!
-
Rp70 Miliar Terbongkar! Ini Isi Rekening 'Hantu' yang Jadi Motif Pembunuhan Sadis Kacab Bank
-
Komplotan Pembunuh Kacab Bank BUMN Incar Rekening Dormant Rp70 M: Polisi Buru Sosok S, Apa Perannya?
-
Danpuspom TNI: Hanya Dua Anggota Kopassus Terlibat Pembunuhan Bankir Ilham Pradipta
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Lowongan Kerja KAI Properti untuk 11 Posisi: Tersedia untuk Semua Jurusan
-
Cukai Tembakau Tidak Naik, Ini Daftar Saham yang Diprediksi Bakal Meroket!
-
IHSG Cetak Rekor Pekan Ini, Investor Asing Banjiri Pasar Modal Indonesia
-
Cara Hemat Rp 10 Juta dalam 3 Bulan untuk Persiapan Bonus Natal dan Tahun Baru!
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Beda Jenjang Karier Guru PNS dan PPPK, Apakah Sama-sama Bisa Naik Jabatan?
-
Menkeu Purbaya Yakin Rupiah Menguat Selasa Depan
-
Pertamina Luruskan 3 Kabar Bohong Viral Akhir Pekan Ini
-
Lakukan Restrukturisasi, Kimia Farma (KAEF) Mau Jual 38 Aset Senilai Rp 2,15 Triliun