PT Bank Danamon Tbk telah mempublikasikan laporan kinerja keuangan perseroan pada kuartal III 2016. Pada akhir September 2016, giro dan tabungan atau current account saving account (CASA) turun 13 persen menjadi Rp45,6 triliun dari Rp52,6 triliun di tahun sebelumnya mengikuti inisiatif pelepasan sejumlah akun CASA berbiaya tinggi.
"Kualitas giro dan tabungan membaik sejalan dengan strategi Danamon untuk fokus pada dana pihak ketiga yang lebih granular. Sedangkan deposito turun 8 persen menjadi Rp 58,2 triliun," kata Chief Financial Ofgicer Danamon, Vera Eve Lim di dalam konferensi persnya di Menara Danamon, Jakarta, Selasa (25/10/2016).
Adapun Rasio kredit terhadap total pendanaan atau loan to funding ratio (LFR) berada pada posisi 91,7 persen dibandingkan dengan 91,1 persen pada periode yang sama setahun sebelumnya. Loan to funding ratio Danamon masih di bawah batas yang ditetapkan Bank Indonesia. "Meskipun likuiditas yang ketat pada sistem perbankan pada umumnya, Danamon menjaga tingkat LFR pada level yang ditargetkan," ujar Vera.
Rasio kecukupan modal Danamon (capital adequacy ratio/CAR) konsolidasian berada pada posisi 21,5 eprsen, sementara CAR bank only berada pada 22,8 persen.
Fee-based income tumbuh 9 persen dari tahun sebelumnya
Fee-based income Danamon bertumbuh sebesar 9 persen pada sembilan bulan pertama tahun 2016 dibandingkan setahun sebelumnya menjadi Rp 3,1 triliun. Pertumbuhan fee income ini didukung oleh
kontribusi fee income Adira Insurance yang tumbuh 2 persen menjadi Rp656 miliar, cash management yang tumbuh 14 persen menjadi Rp244 miliar, serta bancassurance yang tumbuh 19 persen menjadi Rp 203 miliar.
Kualitas aset diperkirakan akan membaik meskpun rasio kredit bermasalah (Gross non-performing loans) Danamon tercatat pada 3,5 persen. Capain ini mengalami kenaikan 50 bps dari tahun lalu namun masih dibawah batas yang ditentukan regulator. Penurunan kredit secara keseluruhan sebagai pembagi (denominator) berkontribusi pada naiknya rasio kredit bermasalah,” tambah Vera.
Veramengatakan Danamon senantiasa berupaya untuk meningkatkan kualitas asetnya melalui penerapan prosedur pengelolaan risiko yang pruden serta proses collection dan credit recovery yang disiplin. Bank memperkirakan kualitas aset akan membaik tahun depan. "Biaya kredit (Cost of credit) telah turun 4 persen dari Rp3,5 triliun pada sembilan bulan pertama tahun 2015 menjadi Rp3,4 triliun pada periode yang sama tahun ini," tutup Vera.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
Terkini
-
COO Danantara Minta Publik Tak Khawatir Redenominasi: Sudah Dipikirkan dengan Baik
-
146 SPBU Pertamina Sudah Ditambahkan Etanol 5 Persen, Segera Lanjut Jadi 10 Persen
-
Desa BRILiaN dari BRI Jadi Pilar Pemerataan Ekonomi Nasional
-
Kementerian ESDM Berhati-hati Tangani Tambang Emas Ilegal di Mandalika
-
10 Kebiasaan Hedonisme yang Diam-Diam Menguras Dompet, Awas Bikin Gaji Langsung Lenyap!
-
Kementerian ESDM Alokasikan Anggaran Rp 4,35 Triliun untuk PLN
-
Trump Bagi-bagi Duit Rp 32 Juta ke Warganya, Dorong Harga Bitcoin Meroket?
-
Mengenal GrabModal Narik: Pinjaman untuk Driver yang Bisa Jeda Cicilan, Ini Syaratnya
-
OJK Kejar 8 Pinjol Nakal: Siapa yang Terancam Kehilangan Izin Selain Crowde?
-
Realisasi Anggaran Kementerian ESDM Baru 31 Persen, Ini Penjelasan Bahlil ke DPR