Suara.com - Kepala Kebijakan Sistem Pembayaran dan Pengawasan Departemen BI Eni V Panggabean mengatakan pembayaran yang mudah dan simple saat ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Kemudahan tersebut untuk mendorong kebijakan moneter dan finansial.
Dengan kemajuan zaman dan teknologi membuat pelaku industri di perbankan melakukan berbagai inovasi sistem pembayaran, salah satunya adalah kemunculan fintech. Bahkan, nilai transaksi fintech mencapai 14 miliar dolar AS.
"Selama 8 bulan di 2016, transaksi fintech di Indonesia berkembang pesat, di 2016, data statistik mencatat 14 miliar dolar AS atau 0,6 perden dari total transaksi mitra global 2356 miliar dolar AS, angka ini diproyeksi makin besar ke depan," kata Eni di Gedung Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (14/11/2016).
Meski transaksi Fintech sangat fantastis, namun keberadaan Fintech tetap harus diawasi dalam perjalanannya. Hal tersebut bertujuan untuk memitigasi segala risiko yang akan ditimbulkan.
"Keberadaan fintech sangat baik, namun keberadaannya juga harus diawasi regulator. Kita juga perlu mitigasi risiko yang bisa timbul dari fenomena ini," katanya.
Ia pun mencontohkan, salah satu yang harus diawasi oleh regulator adalah permainan fintech dalam industri keuangan.
Pasalnya, definisi fintech masih dianggap terlalu luas. Sementara, BI sendiri mendeteksi ada 100 perusahaan fintech yang berkutat dalam bisnis Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran (PPTP).
"Jadi, definisinya terlalu luas. Ada perusahaan teknologi yang mengelompokan diri sebagai fintech. Kemudian, ada perusahaan yang sudah mendapatkan izin mereka juga ikut gabung dengan fintech. Itu yang juga mungkin perlu dipetakan dulu," katanya.
Sementara itu Bank Indonesia meluncurkan BI Financial Technology (Fintech) Office hari ini. Peluncuran tersebut ditujukan untuk mendukung pengembangan fintech atau industri kreatif layanan keuangan berbasis teknologi informasi.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menjelaskan sebagai keberadaan Fintech telah menciptakan kreativitas yang sangat baik sehingga, BI sebagai otoritas sistem pembayaran, mengenai perlunya mendukung perkembangan transaksi keuangan berbasis teknologi yang sehat.
"Maka, dalam momentum tersebut, lahirlah layanan keuangan berbasis teknologi, atau Financial Technology (Fintech). Fintech menjawab kebutuhan yang muncul, dengan adanya fleksibilitas dalam memfasilitasi transaksi dalam prosedur yang sederhana dan kemampuan untuk menjangkau segmen yang belum tersentuh sektor keuangan formal," kaya Agus di gedung Bank Indonesia.
Lebih lanjut, Agus menjelaskan, BI Fintech Office memiliki empat fungsi. Pertama, sebagai fasilitator untuk pertukaran ide pengembangan fintech. Kedua, sebagai business intelligent.
"Nantinya fintech akan rutin diberikan perkembangan hasil kajian dalam pertemuan BI dengan otoritas terkait," katanya
Ketiga, kata Agus, Fintech Office ini sebagai assesment yang akan melakukan pemetaan potensi, manfaat, dan resiko produk fintech.
"Keempat, BI Fintech Office ini akan menjalankan fungsi koordinasi komunikasi untuk mendorong terciptanya harmonisasi peraturan lintas otoritas," ungkapnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
Terkini
-
Pemerintah Kucurkan Bantuan Bencana Sumatra: Korban Banjir Terima Rp8 Juta hingga Hunian Sementara
-
Apa Itu MADAS? Ormas Madura Viral Pasca Kasus Usir Lansia di Surabaya
-
Investasi Semakin Mudah, BRI Hadirkan Fitur Reksa Dana di Super Apps BRImo
-
IPO SUPA Sukses Besar, Grup Emtek Mau Apa Lagi?
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
BUMN Infrastruktur Targetkan Bangun 15 Ribu Huntara untuk Pemulihan Sumatra
-
Menpar Akui Wisatawan Domestik ke Bali Turun saat Nataru 2025, Ini Penyebabnya
-
Pemerintah Klaim Upah di Kawasan Industri Sudah di Atas UMP, Dorong Skema Berbasis Produktivitas
-
Anggaran Dikembalikan Makin Banyak, Purbaya Kantongi Rp 10 Triliun Dana Kementerian Tak Terserap
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga