Kampanye tax amnesty di Bandara Sultan Syarif Kasim di Pekanbaru, Riau. [Suara.com/Adhitya Himawan]
Sebagian pengusaha di Indonesia batal merepatriasi dananya yang ada di luar negeri dalam program pengampunan pajak atau tax amnesty. Para pengusaha ini lebih memilih hanya mendeklarasikan harta kekayaannya saja ke Pemerintah.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Haryadi Sukamdani menjelaskan, munculnya fenomena ini disebebkan oleh beberapa faktor.
Pertama adalah suhu politik di Indonesia yang saat ini tengah memanas. Hal ini membuat para pengusaha gugup untuk membawa uangnya pulang ke Indonesia.
"Ya kita kan tahu sendiri kalau kondisi politik sedang tegang sekarang. Masalah politik ini tuh membuat pengusaha menjadi grogi, akhirnya mereka memilih untuk hanya mendeklarasikan hartanya saja," kata Haryadi saat dihubungi Suara.com, Rabu (1/2/2017).
Kedua adalah adanya Trump Effect yang membuat perekonomian global menjadi tak menentu. Hal ini juga membuat para pengusaha menjadi ragu untuk membawa uangnya pulang.
"Global juga berpengaruh. Para pengusaha ini jadi berpikir ulang buat bawa uangnya ke Indonesia. Tapi APINDO hampir semuanya sudah repatriasi karena kami mendorong pengusaha APINDO untuk ikut periode pertama tahun lalu, hampir semua," katanya.
Oleh sebab itu, pihaknya meminta Pemerintah menyiapkan instrumen proyek investasi yang jelas untuk menyerap dana repatriasi, agar ekonomi Indonesia dapat bergerak lebih kencang.
Menurutnya, dengan menyiapkan proyek yang jelas diharapkan Pertumbuhan Domestik Bruto tahun depan dapat mencapai 5,5 persen hingga 5 persen.
"Yang paling penting ke mana uang itu akan diinvestasi, kalau masuk ke perbankan itu bukan untuk menggerakkan ekonomi. Jadi Pemerintah siapkan proyek mana, apakah infrastruktur, apakah perumahan rakyat, atau bantu Usaha Kecil Menengah," katanya.
Komentar
Berita Terkait
-
Isu SARA Marak, Banyak Wajib Pajak Batal Ikut Tax Amnesty
-
Kemenkeu Diminta Susun Strategi Pengelolaan Hasil Tax Amnesty
-
Misbakhun: Penerimaan Pajak Dua Tahun Terakhir Cuma 80 Persen
-
Penerimaan Pajak 2016 Terendah Dalam 10 Tahun Terakhir
-
Pemerintah Cemas Tax Ratio Indonesia Terus Turun Hingga 11 Persen
Terpopuler
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- Mengupas MDIS: Kampus Singapura Tempat Gibran Raih Gelar Sarjana, Ijazahnya Ternyata dari Inggris!
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
-
Menkeu Bakal Temui Pengusaha Rokok Bahas Cukai, Saham-saham 'Tembakau' Terbang
-
Jurus Menkeu 'Koboi' Bikin Pasar Cemas Sekaligus Sumringah
-
IHSG Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah, Saham-saham Rokok Jadi Pendorong
Terkini
-
IHSG Hari Ini Potensi Koreksi Usai Meroket, Sentimen Global Mendukung Namun Waspada
-
Bingung Pilih Tipe Rumah? Ini Panduan Lengkap Tipe 21, 36, 45, Hingga 70!
-
QRIS Makin Praktis, Nikmati Limit Kartu Kredit BRI Langsung di BRImo
-
OJK Ungkap 7 Perusahaan Asuransi Terancam Bangkrut, Potensi Rugi Hingga Rp19 Triliun!
-
Vietnam-AS Makin Mesra, Vietjet Pesan 200 Pesawat Boeing Senilai US$32 miliar
-
Menkeu Bakal Temui Pengusaha Rokok Bahas Cukai, Saham-saham 'Tembakau' Terbang
-
Anak Usaha Astra Beli Tambang Emas di Sulut
-
Jurus Menkeu 'Koboi' Bikin Pasar Cemas Sekaligus Sumringah
-
IHSG Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah, Saham-saham Rokok Jadi Pendorong
-
Alasan Pindahkan Tiang Listrik PLN dari Tanah Pribadi Harus Bayar