Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono mengatakan bahwa kini sudah terbukti kalau keuangan negara di era pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam keadaan emergency. Artinya kas negara memang benar-benar tongpes .
Hal ini terungkap atas pengakuan jujur dari menteri Keuangan Sri Mulyani yang meminjam dana sebesar Rp2 triliun untuk menambal APBN 2017 dari dana perkebunan kelapa sawit. Dana tersebut dihimpun dari pelaku usaha perkebunan sawit dengan melakukan pungutan ekspor minyak kelapa sawit (CPO) sebesar 50 US dollar /ton.
"Dana ini dikelola oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit. Katanya, dana tersebut akan dikembalikan dengan mengunakan APBN-P 2017," kata Arief di Jakarta, Minggu (7/5/2017).
Menurutnya, ini adalah sebuah penyelewengan dan pelanggaran UU oleh pemerintahan yang dipimpin Presiden Joko Widodo. Merujuk UU No 39 Tahun 2014 Tentang Perkebunan, sangat jelas penghimpuna pana perkebunan sawit dipergunakan bukan untuk menambal APBN ataupun mensubsidi industri biofuel hingga Rp9 trilun.
"Dana Perkebunan sesuai UU hanya digunakan untuk penelitian dan pengembangan, replanting perkebunan petani ,pembangunan sarana dan prasarana perkebunan, promosi perkebunan sawit Indonesia," jelasnya.
Akibatnya, penghimpunan dana perkebunan yang dipungut dari ekspor CPO malah memberikan efek jatuhnya harga buah Tandan Segar kepada petani sawit. Selain itu, terkumpul dana besar berjumlah triliunan Rupiah malah menjadi bancaan oleh sebelas Industri Biofuel dengan cover pengembangan biofuel -20 atau B 20 yang jauh lebih mahal dari fosil fuel.
"Saya menduga bancakan Dana Perkebunan oleh sebelas Industri biofuel tersebut sampai hari ini tidak dilakukan audit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Sampai hari ini juga menurut data dari Petani, belum ada satu sen pun dana tersebut dinikmati oleh Petani dalam bentuk dana pinjaman untuk replanting Kebun Petani serta pembangunan sarana dan prasarana Perkebunan Sawit," kata Arief.
Kondisi ini berbeda dengan Malaysia yang pernah melakukan pungutan dari Industri Perkebunan sawit. Dana tersebut benar benar digunakan untuk kepentingan Petani dan pembangunan sarana dan prasarana Perkebunan di Malaysia serta penelitian dan pengembangan sawit.
"Jadi sebaiknya segera saja BPK dan KPK melakukan audit inventigasi pada BPDP Kelapa Sawit yang dananya dijadikan bancaan dan sumber untuk menambal APBN," tutupnya.
Baca Juga: Dana Pungutan Ekspor CPO Dinilai Rugikan Petani Sawit
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Prediksi IHSG Hari Ini di Tengah Pelemahan Bursa Asia Imbas Tekanan Tarif Trump
-
Anggaran MBG Rp 1,2 Triliun per Hari, Begini Kata Menteri Keuangan
-
Berapa Gaji Pejabat BGN yang Urusi MBG? Ini Penjelasannya
-
INET Umumkan Rights Issue Jumbo Rp1,78 Triliun, Untuk Apa Saja Dananya?
-
Tukad Badung Bebas Sampah: BRI Gandeng Milenial Wujudkan Sungai Bersih Demi Masa Depan
-
Lowongan Kerja KAI Properti untuk 11 Posisi: Tersedia untuk Semua Jurusan
-
Cukai Tembakau Tidak Naik, Ini Daftar Saham yang Diprediksi Bakal Meroket!
-
BRI Peduli Salurkan Ambulance untuk Masyarakat Kuningan, Siap Layani Kebutuhan Darurat!
-
IHSG Cetak Rekor Pekan Ini, Investor Asing Banjiri Pasar Modal Indonesia
-
Cara Hemat Rp 10 Juta dalam 3 Bulan untuk Persiapan Bonus Natal dan Tahun Baru!