Suara.com - Komisi VI DPR RI hari ini memanggil Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Pemanggilan ini bertujuan untuk meminta penjelasan Enggar terkait kebijakan Kementerian Perdagangan yang membuka keran impor beras 500 ribu ton.
Enggar menjelaskan kebijakan impor ini diambil semata-mata untuk menstabilkan harga beras yang dalam beberapa minggu terakhir mengalami kenaikan.
“Dan ini terbukti mampu menekan harga beras. Namun penurunannya tidak bisa dipaksa terlalu jauh karena harus suplainya juga mencukupi,” kata Enggar di gedung DPR,Senayan, Jakarta Selatan, Kamis. (18/1/2018).
Enggar memastikan kebijakan impor beras yang dilakukan oleh Kementerian Perdagangan tidak akan mengganggu penyerapan beras dalam negeri. Sebab impor beras setinggi-tingginya 500 ribu ton, dan beras paling lambat datang pertengahan Februari.
Selain itu, lanjut Enggar, saat ini Bulog masih terus menyerap seluruh gabah yang ada. Sehingga impor ini tidak akan mengganggu petani di Indonesia.
“Semua akan kami serap, bahkan kami juga memperluas operasi pasar dan Bulog juga sudah menyerap seluruh gabah yang dihasilkan petani lokal. Jadi saya yakin tidak akan menganggu,” katanya.
Kementerian Perdagangan telah menerbitkan izin importasi beras sebanyak 500 ribu ton yang diberikan kepada Perum Bulog, dalam upaya pemerintah untuk menurunkan harga komoditas tersebut yang dalam beberapa waktu terakhir mengalami kenaikan.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan saat dihubungi di Jakarta, Selasa (16/1/2018) mengatakan bahwa pihaknya telah mengeluarkan izin importasi tersebut dan berlaku hingga 28 Februari 2018.
"Sudah (dikeluarkan izinnya) sebanyak 500 ribu ton, (berlaku) sampai dengan 28 Februari 2018," kata Oke.
Baca Juga: Kebijakan Impor Beras Dinilai Tidak Sesuai Janji Politik Jokowi
Berita Terkait
-
Sejak Impor Diumumkan, Mendag Klaim Harga Beras Sudah Turun
-
Gerindra: Janji Jokowi Tidak Impor Beras Cuma Omong Kosong Saja
-
Para Bupati Se-Indonesia Minta Pemerintah Kaji Ulang Impor Beras
-
Kemendag Telah Terbitkan Izin Impor Beras 500.000 Ton
-
Politisi PKS Curiga Harga Beras Disengaja Naik Supaya Bisa Impor
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan
-
Dari Anak Tukang Becak, KUR BRI Bantu Slamet Bangun Usaha Gilingan hingga Bisa Beli Tanah dan Mobil
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya