Suara.com - Ekonomi Indonesia bakal terancam terjerembab masuk ke jurang resesi, setelah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meramalkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2020 akan berada dalam zona negatif.
Hal tersebut terungkap dari data yang dipaparkan Airlangga dalam acara pembukaan Rakornas Apindo yang diselenggarakan secara virtual, Rabu (12/8/2020).
Dalam paparan slide ke-10 tersebut terlihat bahwa ekonomi Indonesia pada kuartal III 2020 diprediksi akan negatif sebesar 1 persen, kuartal IV posisinya menjadi positif diangka 1,38 persen.
Karenanya, secara keseluruhan hingga akhir tahun ekonomi Indonesia secara akan negatif sebesar 0,49 persen.
"Kita di kuartal I menjadi sedikit negara yang masih alami ekonomi positif, kuartal II minus 5,32 mulai negatif. Maka perlu pompa pertumbuhan di kuartal III," ujar Airlangga.
Makanya, kata dia, Presiden Jokowi meminta para pembantunya untuk bergerak cepat memacu belanja negara agar pertumbuhan ekonomi tidak masuk lebih dalam ke jurang resesi.
"Bapak presiden mendorong belanja pada setiap kementerian dipacu. Karena kalau ini dipacu, diharapkan bisa masuk ke jalur positif," katanya.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 yang tumbuh negatif 5,32 persen merupakan angka pertumbuhan terendah sejak tahun 1999 atau saat Indonesia mengalami krisis moneter (krismon).
Jika dibandingkan secara tahunan, angka pertumbuhan ini mengalami kontraksi yang cukup hebat, pasalnya di kuartal II tahun lalu pertumbuhan masih cukup baik yakni diangka 5,07 persen.
Baca Juga: Daftar Negara yang Alami Resesi Ekonomi di Masa Pandemi Covid-19
"Oleh karena itu kita harus dorong belanja pemerintah ataupun spending masyarakat diberi rasa nyaman dan aman itu yang paling penting agar spending itu bisa berjalan,” katanya.
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Suahasil Nazara mengungkapkan bahwa pemerintah akan maksimal berperan dalam meningkatkan angka pertumbuhan ekonomi.
Caranya dengan memastikan Kementerian/Lembaga (K/L) mempercepat belanja dan mempersiapkan estimasi pencairan anggaran per bulan.
“Kemenkeu siap mengadakan cash-nya dan kegiatan harus berjalan semua apalagi kegiatan berupa padat karya, perlindungan sosial, UMKM," ungkapnya pada dalam sebuah webinar, Rabu (12/8/2020).
Dalam situasi ini, Pemerintah, sebagaimana disampaikan oleh Wamenkeu, ingin menyerap seluruh defisit yang disiapkan.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, biasanya Kementerian/Lembaga diminta berhemat, untuk tahun ini Pemerintah ingin total anggaran belanja pemerintah sebesar Rp 2.739,2 triliun dapat seluruhnya direalisasikan untuk meningkatkan angka pertumbuhan ekonomi pada kuartal tiga dan empat tahun 2020.
Berita Terkait
-
Daftar Negara yang Alami Resesi Ekonomi di Masa Pandemi Covid-19
-
Pertumbuhan Ekonomi Minus, Akankah Indonesia Mengalami Resesi?
-
5 Hal Wajib Dilakukan Jika Terjadi Resesi, Investasi sampai Dana Darurat!
-
Filipina Resmi Resesi Ekonomi Akibat Pandemi Virus Corona
-
Presiden Jokowi Bentuk Komite Pemulihan Ekonomi, Ini Alasannya
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- 5 HP OPPO RAM 8 GB Terbaik di Kelas Menengah, Harga Mulai Rp2 Jutaan
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Pertumbuhan Kredit Kuat dan DPK Meningkat, Fungsi Intermediasi Bank Mandiri Solid di Akhir Tahun
-
Saham-saham yang Cum Date 29 Desember, Siap Bagikan Dividen Jumbo
-
BRI Peduli Salurkan 5.000 Paket Sembako di Ciampea
-
Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
-
Harga Emas Diprediksi Makin Naik Tahun 2026, Faktor 'Perang' Jadi Kunci
-
La Suntu Tastio, UMKM Binaan BRI yang Angkat Tradisi Lewat Produk Tas Tenun
-
Pasca Akusisi, Emiten Properti Milik Pengusahan Indonesia Ini Bagikan Dividen
-
Harga Emas Kompak Meroket: Galeri24 dan UBS di Pegadaian Naik Signifikan!
-
Pabrik Chip Semikonduktor TSMC Ikut Terdampak Gempa Magnitudo 7 di Taiwan
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Tahun 2025, Update Terbaru OJK Desember