Suara.com - Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Keuangan (Kemenkeu), masih terus memantau perkembangan harga komoditas energi global pada tahun depan. Pasalnya, jika ada kenaikan harga pada komoditas ini pemerintah juga akan menyiapkan tambahan anggaran subsidi.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, besaran anggaran subsidi energi ini akan sangat tergantung dari kondisi pasar energi.
Saat ini, harga komoditas energi melonjak sangat tinggi, semisal harga minyak mentah yang sempat tembus USD140/barel dan harga batu bara acuan global yang melesat imbas perang Rusia-Ukraina.
Tak hanya komoditas energi, untuk sektor pangan pun ikut melonjak seperti gandum hingga pupuk yang saat ini harganya mahal.
"Jadi besaran subsidi yang ada di dalam APBN, satu tergantung dari harga market global. Kita sekarang coba untuk melihat forecast tahun depan, harga minyak itu akan seperti apa, harga komoditas seperti apa," kata Sri Mulyani disela-sela acara Sustainable Finance: Instrument and Management in Achieving Sustainable Development of Indonesia pada Rabu (13/7/2022).
Apapun kondisinya pada tahun depan, Sri Mulyani menekankan bahwa pemerintah tetap akan menjaga daya beli masyarakat agar tetap terjangkau, menurut dia jika harga energi naik mau tak mau pemerintah akan menambah besaran anggaran subsidi.
"Kalau harga internasional bergerak, pertanyaannya di dalam negerinya akan tetap sama atau enggak? Kalau tetap sama seperti sekarang ya berarti konsekuensinya subsidinya kita hitung, perbedaan (harga) tadi dikalikan berapa jumlah konsumsinya," ujarnya.
Sri Mulyani menambahkan, instrumen APBN masih jadi andalan pemerintah untuk tetap melindungi masyarakat dari guncangan perekonomian global, seperti yang dilakukan di masa Pandemi Covid-19.
"APBN akan terus menjadi instrumen yang menjaga rakyat dan ekonomi dan menjaga kesehatan APBN sendiri, itu selalu. Kita cari keseimbangan antara menjaga rakyat, menjaga perekonomian dan menjaga APBN. Tahun depan juga sama, kadang-kadang porsinya berubah," katanya.
Baca Juga: Menkeu: Indonesia Butuh Rp3.500 triliun untuk Ketersediaan Listrik Energi Hijau
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pilihan Baru BBM Ramah Lingkungan, UltraDex Setara Standar Euro 5
-
Pelanggan Pertamina Kabur ke SPBU Swasta, Kementerian ESDM Masih Hitung Kuota Impor BBM
-
Kementerian ESDM Larang SPBU Swasta Stop Impor Solar di 2026
-
59 Persen Calon Jamaah Haji Telah Melunasi BIPIH Melalui BSI
-
Daftar Lengkap Perusahaan Aset Kripto dan Digital yang Dapat Izin OJK
-
CIMB Niaga Syariah Hadirkan 3 Produk Baru Dorong Korporasi
-
Negara Hadir Lewat Koperasi: SPBUN Nelayan Tukak Sadai Resmi Dibangun
-
Kemenkop dan LPDB Koperasi Perkuat 300 Talenta PMO Kopdes Merah Putih
-
Kantor Cabang Bank QNB Berguguran, OJK Ungkap Kondisi Karyawan yang Kena PHK
-
Sepekan, Aliran Modal Asing ke Indonesia Masuk Tembus Rp240 Miliar