Suara.com - Rencana PP Muhammadiyah untuk memindahkan seluruh dana amal usaha (AUM) dari Bank Syariah Indonesia (BSI) ke bank syariah lain membuat cemas para netizen.
Netizen mulai bingung apakah dananya tetap berada di BSI atau akan sama seperti Muhammadiyah yang ingin mengeluarkan seluruh dananya dari bank syariah milik BUMN itu.
Salah satunya akun media sosial X @****hakar yang ikut kebingungan dengan kabar PP Muhammadiyah tersebut. Bahkan akun tersebut menimbang-nimbang untuk menarik dananya yang ada di BSI.
"Gw bukan buzzer, tapi emang pengguna BSI dan bingung bgt mau narik saldo apa engga. Tolong dong pencerahannya. Kalo ditarik ganti kemana ya?" cuit akun tersebut yang dikutip, Senin (10/6/2025).
Senada dengan akun @131*****, yang telah merasa takut menyimpan dana di BSI setelah, bank syariah tersebut terkena serangan siber pada tahun lalu.
"Aku ada simpan dana di BSI, tapi sebenarnya ketar ketir juga semenjak yang data eror apa yaa aku lupa. Ditambah lagi ini berita muhammadiyah tarik dana Rp 13 triliun dari BSI, artinya tu bank bikin nasabah cemas," tulis akun tersebut.
Berbeda dengan dua akun tersebut, akun @Senda****** yang justru telah menarik keseluruhan dananya dari BSI ke bank lainnya.
"Per hari ini semua uang tabungan dan beberapa uang investasi di BSI kupindah ke bank Jago dan Bank Mega Syariah," kata akun tersebut.
Sebelumnya, Pengamat Ekonomi Syariah dari Universitas Airlangga Imron Mawardi menyebut pengalihan dana PP Muhammadiyah dari Bank Syariah Indonesia (BSI) bisa berdampak luas. Salah satu dampaknya, adanya potensi umat Muhammadiyah ikut menarik dananya dari BSI.
Baca Juga: Saham BSI (BRIS) Kian Tertekan Dekati 2000-an Usai Muhammadiyah Tak Lagi Jadi Nasabah
Namun, menurut Imron, kondisi ini balik lagi ke manajemen BSI apakah memberikan pelayanan yang terbaik bagi nasabahnya.
"Kalau potensi ya, bisa saja ya. Tapi ya, apa namanya, karena itu juga sangat tergantung pada bagaimana kan teman-teman di BSI itu bisa, apa namanya, membangun hubungan dengan para pengusaha," ujarnya saat dihubungi Suara.com, Kamis (6/6/2024).
Kendati begitu, Imron melihat, jika terjadi penarikan besaran-besaran ini merupakan risiko dari perbankan itu sendirinya. Dia menyebut, ada risiko yang memang nasabah ke depan akan berpindah, misalnya dari bank syariah ke bank konvesional.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas dengan Sunroof Mulai 30 Jutaan, Kabin Luas Nyaman buat Keluarga
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil Bekas 3 Baris 50 Jutaan dengan Suspensi Empuk, Nyaman Bawa Keluarga
- 5 Motor Jadul Bermesin Awet, Harga Murah Mulai 1 Jutaan: Super Irit Bensin, Idola Penggemar Retro
Pilihan
-
Harga Pangan Nasional Kompak Turun Usai Natal, Cabai hingga Bawang Merah Merosot Tajam
-
7 Langkah Investasi Reksa Dana untuk Kelola Gaji UMR agar Tetap Bertumbuh
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
Terkini
-
Industri Pulp & Kertas RI Tembus Ekspor USD 8 Miliar, Kemenperin Bilang Begini
-
OJK Gandeng KSEI Permudah Izin Reksadana, Apa Untungnya?
-
Dari Ibu Rumah Tangga Biasa, Peni Sulap Dusun Terpencil Jadi Pusat Keuangan Berkat AgenBRILink
-
98 Persen Jaringan BSI Agen di Aceh Pulih dan Kembali Beroperasi Layani Masyarakat
-
Harga Pangan Nasional Kompak Turun Usai Natal, Cabai hingga Bawang Merah Merosot Tajam
-
Harga Emas Antam Naik ke Rp2.589.000 per Gram pada Jumat Ini
-
Ekonomi Global Bakal Melambat di 2026, Bagaimana Kondisi Indonesia?
-
OJK Optimis Kondisi Perbankan Indonesia Meningkat di Tahun 2026
-
Berkah Libur Panjang, Aliran Modal Asing Masuk ke Indonesia Tembus Rp3,98 Triliun
-
SIG dan Agrinas Bakal Garap Pembangunan Koperasi Merah Putih