Suara.com - Pemerintah akan meningkatkan impor energi dari Amerika Serikat mulai dari LPG, minyak mentah atau crude oil, hingga LNG. Nilai belanja energi dari Negeri Paman Sam itu ditaksir mencapai 15,5 miliar dolar AS.
Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung menjelaskan, langkah itu merupakan tindak lanjut komitmen trade balance Indonesia–AS.
“Belanja energi kita dari Amerika sekitar 4,2 miliar dolar AS tahun lalu. Tahun ini akan disesuaikan dengan target negosiasi,” kata Yuliot di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Jumat (4/7/2025).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya menyebut impor energi senilai 15,5 miliar dolar AS atau setara Rp251,8 triliun (asumsi kurs Rp 16.244) itu merupakan bagian dari strategi pemerintah dalam rangka negosiasi tarif resiprokal AS.
Rencananya pemerintah akan menekan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) dengan AS pada pekan Senin, 7 Juli 2025.
Yuliot menekankan pentingnya negosiasi itu agar tarif impor yang dikenekan AS kepada Indonesia tidak lebih tinggi dari negara lain. Ia mencontohkan Vietnam yang berhasil menekan tarif dari 46 persen menjadi 20 setelah lobi bilateral.
"Langkah yang sama juga akan dilakukan oleh Indonesia bagaimana trade balance. Jadi untuk tarif yang ditetapkan dari Amerika nanti, kita jangan sampai lebih tinggi dibandingkan dengan negara lain," ungkapnya.
Impor komoditas energi yang rencananya akan ditimgkatkan dari AS salah satunya adalah LPG. Pemerintah, kata Yuliot, membuka peluang untuk melakukan migrasi sebagian impor LPG dari Timur Tengah ke AS.
"Ini kita lagi petakan dulu. Selama ini impor LPG itu kan dari Timur Tengah dan Amerika. Nanti mungkin akan ada switch impor dari Timur Tengah itu menjadi impor dari Amerika," jelasnya.
Baca Juga: BUMN Hingga Swasta Diminta Borong Produk AS
Selain LPG, pemerintah juga berencana meningkatkan impor LNG dan minyak mentah dari AS. Meski volumenya belum ditentukan.
"Untuk BBM kita masih melihat, itu kemungkinan yang terlebih dulu (LPG, crude dan LNG," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Dua Sisi Mata Pisau di Balik Wacana Skema LPG 3 Kg Satu Harga
-
Pimpinan Komisi I DPR Harap Para Calon Dubes RI Harus Satu Visi Dengan Presiden Prabowo
-
Subsidi LPG Bocor Rp80 Triliun, Pemerintah Terapkan LPG 3 Kg Satu Harga se-Indonesia
-
AS Beri Diskon Tarif ke Vietnam, Indonesia Gigit Jari! Negosiasi Masih Buntu?
-
BUMN Hingga Swasta Diminta Borong Produk AS
Terpopuler
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 6 Oktober 2025, Banjir Ribuan Gems dan Kesempatan Klaim Ballon d'Or
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga Mulai Rp6 Jutaan, Ramah Lingkungan dan Aman Digunakan saat Hujan
Pilihan
-
Waketum PSI Dapat Tugas dari Jokowi Usai Laporkan Penyelewengan Dana PIP
-
Ole Romeny Diragukan, Siapa Penyerang Timnas Indonesia vs Arab Saudi?
-
Wasapada! Trio Mematikan Arab Saudi Siap Uji Ketangguhan Timnas Indonesia
-
Panjatkan Doa Khusus Menghadap Kabah, Gus Miftah Berharap Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia
-
Profil PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP): Emiten Resmi Dicaplok ASII
Terkini
-
Atasi Konflik Tambang, Menkop Usul IUP Timah Dikelola Koperasi Merah Putih
-
Pembiayaan Iklim Jadi Tantangan, Indonesia Butuh USD 28 Miliar untuk Transisi Hijau
-
Pertamina Pastikan Pertalite Tidak Mengandung Etanol
-
Kandungan Etanol di BBM Pertamina Bikin Heboh, Ternyata Sudah jadi Tren Global
-
Setelah Izin Dibekukan, Sejumlah Perusahaan Tambang Mulai Bayar Reklamasi
-
Rosan: Butuh Investasi Rp 13 Triliun Agar Ekonomi Tumbuh 8 Persen di 2029
-
Investor Banyak Lakukan Aksi Jual Untung Picu IHSG Anjlok Hari Ini
-
Kartika Wirjoatmodjo Alias Tiko Berhenti Jadi Wamen BUMN
-
Mantan Bawahan Erick Thohir jadi Wakil Kepala BP BUMN
-
Prabowo Tunjuk Keluarga Sultan Andara jadi Bos BP BUMN