Suara.com - China menolak protes yang diajukan oleh Jepang terkait aktivitas eksplorasi minyak dan gas di Laut China Timur.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, dalam konferensi pers pada Selasa, 26 Agustus 2025, menyatakan bahwa eksplorasi tersebut sepenuhnya berada di perairan yang tidak disengketakan dan merupakan bagian dari yurisdiksi China.
Protes Jepang muncul setelah mendeteksi 21 rig pengeboran yang diduga ditempatkan di sisi barat perbatasan maritim de facto antara kedua negara.
Kementerian Luar Negeri Jepang khawatir bahwa aktivitas pengeboran ini dapat mengekstraksi cadangan gas yang berada di sisi wilayah Jepang.
“Tindakan itu sepenuhnya berada dalam hak kedaulatan dan yurisdiksi China. China tidak menerima tuduhan tak berdasar Jepang dan telah membantah apa yang disebut protes dari pihak Jepang,” ungkap Guo Jiakun, dikutip via Antara pada Rabu (27/8/2025).
Ia menambahkan bahwa China tetap berkomitmen pada kesepakatan prinsip mengenai penyelesaian isu Laut China Timur secara komprehensif.
Guo juga berharap Jepang dapat bekerja sama untuk melanjutkan negosiasi antarpemerintah secepatnya.
Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri Jepang menyatakan sangat menyesalkan tindakan China yang terus melanjutkan pembangunan sepihak di tengah ketidakjelasan batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan landas kontinen.
Jepang juga mendesak China untuk melanjutkan negosiasi implementasi perjanjian tahun 2008 yang mengatur kerja sama dalam eksploitasi sumber daya alam di wilayah tersebut.
Baca Juga: DPR Segera Kepala BGN soal Isu Nampan MBG Mengandung Minyak Babi: Rentan jadi Masalah!
Perjanjian 2008 menetapkan bahwa kedua negara sepakat untuk bersama-sama mengembangkan cadangan gas bawah laut dan melarang pengeboran independen.
Namun, perundingan untuk mengimplementasikan pakta tersebut telah ditangguhkan sejak akhir 2010, menyusul insiden tabrakan kapal nelayan China dengan dua kapal Penjaga Pantai Jepang di dekat Kepulauan Senkaku.
Protes terbaru Jepang ini menyusul pengajuan protes serupa yang dilakukan pada Mei dan Juni 2025 setelah ditemukan instalasi buatan China.
Berita Terkait
-
Peneliti Kembangkan Inovasi Minyak Nabati Buatan: Bisakah Jawab Krisis Rantai Pasok?
-
Minyak Kemiri Bikin Rambut Lebat dan Kuat, Ini Cara Bikinnya di Rumah!
-
Bikin Jaksa Melongo! Ini Aset Rumah Mewah Seluas 6.500 Meter Milik Riza Chalid yang Disita di Bogor
-
6 Rekomendasi Drama Jepang yang Tayang September 2025, Ada Miss King
-
Sinopsis Love Beyond the Grave, Drama Dilraba Dilmurat dan Arthur Chen
Terpopuler
- 6 HP 5G Paling Murah di Bawah Rp 4 Juta, Investasi Terbaik untuk Gaming dan Streaming
- Bercak Darah di Pohon Jadi Saksi Bisu, Ini Kronologi Aktor Gary Iskak Tewas dalam Kecelakaan Maut
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 29 November: Ada Rivaldo, Ribuan Gems, dan Kartu 110-115
- 5 Shio Paling Beruntung Hari Ini Minggu 30 November 2025, Banjir Hoki di Akhir Bulan!
- Tewas Menabrak Pohon, Gary Iskak Diduga Tak Pakai Helm Saat Kecelakaan Tunggal
Pilihan
-
604 Orang Meninggal Dunia dalam Bencana Sumatera: Update Terkini
-
Jeritan Ojol di Uji Coba Malioboro: Jalan Kaki Demi Sesuap Nasi, Motor Terancam Hilang
-
OJK Selidiki Dugaan Mirae Asset Sekuritas Lenyapkan Dana Nasabah Rp71 Miliar
-
Pasaman: Dari Kota Suci ke Zona Rawan Bencana, Apa Kita Sudah Diperingatkan Sejak Lama?
-
Jejak Sunyi Menjaga Tradisi: Napas Panjang Para Perajin Blangkon di Godean Sleman
Terkini
-
Cara Pencairan BLT Kesra di Kantor Pos, Bisa Diwakilkan dengan Syarat
-
CBDK Mendadak Diborong: Harga Saham Naik Drastis, Apa Penyebabnya?
-
Pemerintah Siapkan Skema Ini untuk Selamatkan Pedagang Thrifting Lokal
-
Purbaya Akan Bantu Masalah Investasi Pengusaha: Kemampuan Saya Setingkat Abu Nawas
-
Banjir-Longsor Melanda Sumatera, ESDM Sebut Lokasi Tambang Jauh dari Titik Bencana
-
Jelang Tutup Tahun, Fintech Restock Sudah Gelontorkan Dana Rp3,6 Triliun
-
Apakah Deposito Bisa Tambah Kekayaan? Ini Penjelasannya
-
ESDM Bicara Kapan Jaringan Listrik Hingga BBM di Wilayah Terdampak Banjir Sumatera Kembali Normal
-
Gegara Aturan Baru, Industri Tembakau Disebut Terancam Mati Pelan-Pelan
-
Media Asing Kritik soal Dana Rp 276 Triliun, Purbaya Sewot: Dia Ga Sepintar Saya