-
Rupiah melemah hingga Rp 16.750 terhadap dolar Amerika Serikat sepekan.
-
Kebijakan Menkeu menarik dolar justru membuat rupiah menjadi lemas.
-
Pelemahan rupiah juga akibat eksportir lebih memilih simpan dolar di luar negeri.
Suara.com - Rupiah terus mengalami pelemahan selama seminggu. Adapun, mata uang Garuda ini sudah menyentuh level Rp 16.750 terhadap dolar Amerika Serikat.
Chief Ekonom Perbanas, Dzulfian Syafrian menilai kebijakan Menkeu Purbaya yang ingin menarik dolar disimpan di luar negeri membuat rupiah menjadi lemas. Lantaran, Bank-bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) serempak menaikkan suku bunga deposito dalam mata uang Dolar Amerika Serikat (USD) menjadi 4 persen.
"Pak Menkeu Purbaya, dia bilang mau menarik dolar yang disimpan di luar negeri ke dalam negeri. Biar rupiah kita menguat, mulia kan tujuannya. Tapi, caranya dengan memberikan insentif DPK valasnya kalau nggak salah jadi 4 persen" katanya saat dihubungi Suara.com, Jumat (26/9/2025).
Menurut dia, kalau dana asing dari luar masuk ke dalam, kemungkinan rupiah menguat. Tapi, mata uang garuda malah melemah dikarenakan banyak yang menukarkan rupiah ke dolar untuk disimpan di perbankan.
"Kalau tadi terakhir saya cek, kayaknya rupiah kan melemahkan, udah lebih dari Rp. 16.700 ya. Nah, itu berarti yang terjadi justru malah sebaliknya kan, nggak sesuai tujuannya. Nah, berarti yang terjadi adalah duit yang di dalam negeri itu dikonversi sama yang punya dolar. Kayak duit yang punya rupiah dikonversi ke dolar, gitu. Makanya , rupiah melemah, gitu," katanya.
Dia menyebutkan ada beberapa faktor membuat rupiah melemah. Salah satunya eksportir lebih baik menyimpan uangnya di Singapura. Lantaran, eksportir lebih percaya menyimpan uang di Singapura ketimbang di Indonesia.
"Karena yang punya dolar itu kan para eksportir, mereka jual barangnya di luar negeri, mereka dapet Karena mereka lebih percaya taruh duit di Singapura, karena disana lebih jual, ya kan," tandasnya.
Sebelumnya, rupiah ditutup di posisi Rp16.749 per dolar Amerika Serikat (AS) di perdagangan pasar spot pada Kamis (25/9).
Mata uang Garuda turun 64 poin atau minus 0,39 persen. Sedangkan, Dolar Hong Kong naik 0,13 persen, peso Filipina turun 0,19 persen, dan yen Jepang naik 0,15 persen.
Kemudian ringgit Malaysia minus 0,01 persen, dolar Singapura naik 0,02 persen, won Korea Selatan plus 0,25 persen, dan baht Thailand turun 0,25 persen.
Baca Juga: Rupiah Diramal Meloyo ke Level Rp 17.000, Ini Pemicunya
Berita Terkait
Terpopuler
- Sama-sama dari Australia, Apa Perbedaan Ijazah Gibran dengan Anak Dosen IPB?
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Lihat Permainan Rizky Ridho, Bintang Arsenal Jurrien Timber: Dia Bagus!
- Ousmane Dembele Raih Ballon dOr 2025, Siapa Sosok Istri yang Selalu Mendampinginya?
- Jadwal Big 4 Tim ASEAN di Oktober, Timnas Indonesia Beda Sendiri
Pilihan
-
Dokter Tifa Kena Malu, Kepala SMPN 1 Solo Ungkap Fakta Ijazah Gibran
-
Penyebab Rupiah Loyo Hingga ke Level Rp 16.700 per USD
-
Kapan Timnas Indonesia OTW ke Arab Saudi? Catat Jadwalnya
-
Danantara Buka Kartu, Calon Direktur Keuangan Garuda dari Singapore Airlines?
-
Jor-joran Bangun Jalan Tol, Buat Operator Buntung: Pendapatan Seret, Pemeliharaan Terancam
Terkini
-
Perusahaan di Indonesia Kian Gencar Terapkan Perbaikan Berkelanjutan untuk Efisiensi dan Inovasi
-
Harga Emas Turun! Cek Rincian Harga Antam, Galeri 24, dan UBS Hari Ini
-
Rupiah Diramal Meloyo ke Level Rp 17.000, Ini Pemicunya
-
Siapa Windu Aji? Eks Ketua Relawan Jokowi, Terpidana Korupsi Divonis Bebas
-
IHSG Rebound Pasca Pelemahan Imbas Aksi Jual Saham Asing?
-
Berapa Modal yang Dibutuhkan untuk Dapur MBG (SPPG)? Ini Rinciannya
-
Dampingi Prabowo di New York, Menko Zulhas: RI Tawarkan Solusi Pangan dan Iklim di Panggung Dunia
-
KVB Berkunjung ke Suara.com, Tawarkan Keunggulan Aplikasi dan MetaTrader 5
-
RI Punya Gudang Baja Canggih, Bisa Hemat Biaya Logistik Rp 3,7 Miliar per Bulan
-
Investor Asing Asal Swiss Buang 100 Juta Lembar Saham BUMI Milik Grup Bakrie