-
Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa dengan tegas membantah tuduhan bahwa Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) memerintahkan bank-bank BUMN untuk menaikkan suku bunga deposito dolar AS hingga 4 persen. Ia menyebut tuduhan ini menciptakan sentimen negatif yang menekan nilai tukar rupiah.
-
Purbaya menyatakan bahwa kebijakan kenaikan bunga deposito valas tersebut kemungkinan besar merupakan inisiatif dari para pimpinan bank itu sendiri, yang merasa membutuhkan likuiditas. Ia menegaskan tidak ada instruksi dari KSSK, Bank Indonesia (BI), maupun Badan Pengelola Investasi (Danantara).
-
Menkeu Purbaya juga mengonfirmasi kepada anggota KSSK lainnya, termasuk Gubernur BI Perry Warjiyo, bahwa tidak ada perintah resmi untuk menaikkan suku bunga tersebut. Hal ini memperkuat bahwa keputusan itu bukan bagian dari kebijakan moneter atau fiskal pemerintah.
Suara.com - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dengan tegas membantah tuduhan bahwa pemerintah atau Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) berada di balik keputusan bank-bank Himbara yang kompak menaikkan suku bunga deposito valuta asing (valas) hingga 4 persen.
Purbaya mengatakan, isu ini telah memicu sentimen negatif di pasar keuangan dan menekan nilai tukar rupiah.
"Orang menuduh saya, itu kebijakan menteri keuangan dikte perbankan untuk menaikkan bunga deposito dolar ke 4 persen. Jadi enggak ada kebijakan seperti itu," kata Purbaya di kantornya, Jakarta, Jumat (26/9/2025).
Sebagai Ketua KSSK, Purbaya menegaskan bahwa tidak ada perintah dari lembaga tersebut untuk menaikkan bunga deposito valas. Ia bahkan telah berkoordinasi dengan anggota KSSK lainnya, termasuk Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, yang juga tidak mengetahui adanya instruksi semacam itu.
"Kan saya ketua KSSK. Saya belum dengar berarti belum. Saya diskusi dengan Gubernur BI juga tadi, Anda pernah dengar? Enggak juga," paparnya.
Purbaya menduga kenaikan suku bunga ini merupakan inisiatif dari beberapa pimpinan bank yang merasa membutuhkan dana valas. Ia menekankan bahwa keputusan itu bukan hasil dikte dari pemerintah, BI, maupun Danantara.
Sebelumnya, bank-bank BUMN memang secara serentak menaikkan suku bunga deposito dolar AS ke level 4 persen, memicu spekulasi yang membuat pasar bertanya-tanya. Penegasan Purbaya ini diharapkan bisa meredakan sentimen negatif dan memberikan kejelasan kepada pelaku pasar.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas dengan Sunroof Mulai 30 Jutaan, Kabin Luas Nyaman buat Keluarga
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil Bekas 3 Baris 50 Jutaan dengan Suspensi Empuk, Nyaman Bawa Keluarga
- 5 Motor Jadul Bermesin Awet, Harga Murah Mulai 1 Jutaan: Super Irit Bensin, Idola Penggemar Retro
Pilihan
-
Harga Pangan Nasional Kompak Turun Usai Natal, Cabai hingga Bawang Merah Merosot Tajam
-
7 Langkah Investasi Reksa Dana untuk Kelola Gaji UMR agar Tetap Bertumbuh
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
Terkini
-
Tutup Tahun, 7 Bank RI Tumbang
-
Purbaya Pakai Uang Korupsi Sitaan Kejagung Rp 6,6 Triliun buat Tambal Defisit APBN
-
Industri Pulp & Kertas RI Tembus Ekspor USD 8 Miliar, Kemenperin Bilang Begini
-
OJK Gandeng KSEI Permudah Izin Reksadana, Apa Untungnya?
-
Dari Ibu Rumah Tangga Biasa, Peni Sulap Dusun Terpencil Jadi Pusat Keuangan Berkat AgenBRILink
-
98 Persen Jaringan BSI Agen di Aceh Pulih dan Kembali Beroperasi Layani Masyarakat
-
Harga Pangan Nasional Kompak Turun Usai Natal, Cabai hingga Bawang Merah Merosot Tajam
-
Harga Emas Antam Naik ke Rp2.589.000 per Gram pada Jumat Ini
-
Ekonomi Global Bakal Melambat di 2026, Bagaimana Kondisi Indonesia?
-
OJK Optimis Kondisi Perbankan Indonesia Meningkat di Tahun 2026