Bisnis / Keuangan
Rabu, 15 Oktober 2025 | 17:04 WIB
Kurs rupiah hari ini
Baca 10 detik
  • Nilai tukar rupiah menguat 0,16% ke level Rp16.576 per dolar AS, didorong oleh pernyataan Gubernur The Fed, Jerome Powell, yang ditafsirkan sebagai sinyal dovish.
  • Proyeksi pasar yang meyakini The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis points (bps) pada pertemuan 29 Oktober mendatang melemahkan Dolar AS dan menopang penguatan Rupiah.

Suara.com - Nilai tukar rupiah menunjukkan penguatan signifikan di pasar valuta asing.

Pada penutupan perdagangan Rabu sore (15/10/2025), kurs rupiah tercatat menguat sebesar 27 poin atau 0,16 persen menjadi Rp16.576 per dolar AS, dari posisi sebelumnya Rp16.603 per dolar AS.

Analis mata uang, Ibrahim Assuabi, yang juga menjabat sebagai Direktur Laba Forexindo Berjangka, menjelaskan bahwa penguatan rupiah ini terutama dipengaruhi oleh sentimen dari bank sentral Amerika Serikat (AS).

Faktor Utama Pendorong Kenaikan Nilai Tukar Rupiah

Kenaikan nilai tukar rupiah didorong oleh dua faktor utama yang saling berkaitan, yaitu:

1. Pernyataan Gubernur The Fed yang Ditafsirkan Dovish

Penyebab paling krusial adalah pernyataan dari Gubernur Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, yang dinilai oleh pasar sebagai sinyal dovish (cenderung longgar atau mendukung suku bunga rendah).

Dikutip via Antara, Ibrahim Assuabi mengutip bahwa Powell, saat berbicara di pertemuan National Association for Business Economics di Philadelphia, mengakui bahwa ekonomi AS mungkin berada pada jalur yang lebih kuat dari perkiraan, namun ia secara bersamaan memberikan peringatan mengenai potensi melemahnya pasar tenaga kerja di AS.

Powell menegaskan bahwa The Fed akan menetapkan kebijakan suku bunga berdasarkan evolusi prospek ekonomi dan keseimbangan risiko, bukan berdasarkan jalur yang sudah pasti.

Baca Juga: Rupiah Masih Loyo Lawan Dolar Amerika Serikat di Sore Ini

Hal ini ditafsirkan pasar sebagai kesiapan The Fed untuk menyesuaikan kebijakan moneter jika diperlukan.

2. Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Komentar Powell secara langsung memperkuat ekspektasi pasar bahwa The Fed berpotensi melakukan pemangkasan suku bunga pada pertemuan bulan Oktober dan Desember 2025.

Proyeksi penurunan suku bunga ini secara otomatis akan menurunkan imbal hasil obligasi pemerintah AS dan melemahkan nilai tukar Dolar AS terhadap mata uang global, termasuk Rupiah.

Menurut data dari CME Fed Watch, peluang The Fed untuk memangkas suku bunga sebesar 25 basis points (bps) pada pertemuan 29 Oktober mendatang saat ini mencapai 97 persen.

Meskipun pemerintahan federal AS sempat tutup (shutdown) dan laporan data ekonomi resmi tertunda, Powell menyatakan The Fed memiliki sumber data internal yang menunjukkan prospek ketenagakerjaan dan inflasi AS tidak banyak berubah sejak pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) September 2025.

Load More