- RDG BI yang berlangsung pada Selasa (18/11) dan Rabu (19/11) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI-Rate pada level 4,75 persen.
- BI mendesak perbankan untuk segera menurunkan suku bunga, setelah BI memangkas bunga acuan sebesar 125 basis poin di sepanjang 2025.
- BI masih membuka ruang untuk menurunkan bunga acuan.
Suara.com - Bank Indonesia (BI) meminta perbankan lebih cepat menurunkan suku bunga, seiring dengan pelonggaran kebijakan moneter yang telah ditempuh bank sentral serta adanya penempatan dana Saldo Anggaran Lebih (SAL) pemerintah di perbankan.
“Bank Indonesia memandang penguatan efektivitas transmisi pelonggaran kebijakan moneter terhadap penurunan suku bunga perbankan perlu terus ditempuh,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI bulan November 2025 di Jakarta, Rabu.
Seiring dengan penurunan BI-Rate sebesar 125 basis poin (bps) selama tahun 2025 dan ekspansi likuiditas moneter Bank Indonesia, suku bunga INDONIA tercatat turun sebesar 203 bps dari 6,03 persen pada awal 2025 menjadi 4,00 persen pada 18 November 2025.
Suku bunga Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) untuk tenor 6, 9 dan 12 bulan juga menurun masing-masing sebesar 254 bps, 256 bps, dan 257 bps sejak awal 2025 menjadi 4,62 persen; 4,65 persen; dan 4,69 persen pada 14 November 2025.
Selain itu, imbal hasil SBN untuk tenor 2 tahun juga menurun yakni sebesar 226 bps dari 6,96 persen pada awal 2025 menjadi 4,70 persen pada 18 November 2025.
Untuk SBN tenor 10 tahun menurun sebesar 113 bps dari tingkat tertinggi 7,26 persen pada pertengahan Januari 2025 menjadi 6,13 persen.
Meski suku bunga pasar uang telah menurun, bank sentral mencatat bahwa penurunan suku bunga perbankan masih berjalan lambat sehingga perlu dipercepat.
Dibandingkan dengan penurunan BI-Rate sebesar 125 bps, suku bunga deposito 1 bulan hanya turun sebesar 56 bps dari 4,81 persen pada awal 2025 menjadi 4,25 persen pada Oktober 2025.
Penurunan suku bunga deposito yang lambat ini terutama dipengaruhi oleh pemberian special rate kepada deposan besar yang mencapai 27 persen dari total dana pihak ketiga (DPK) bank.
Baca Juga: Prediksi BI Bakal Turun atau Tahan Suku Bunga, Ini Bocorannya
Penurunan suku bunga kredit perbankan bahkan berjalan lebih lambat, yaitu sebesar 20 bps dari 9,20 persen pada awal 2025 menjadi sebesar 9,00 persen pada Oktober 2025.
Masih Ada Ruang
Perry di saat yang sama mengatakan BI masih memiliki ruang pemangkasan BI-Rate lebih rendah lagi. Adapun RDG BI di 2025 masih akan berlangsung sekali lagi pada Desember mendatang.
“Jawabannya, ya, ada ruang penurunan suku bunga dengan dua pertimbangan,” kata Perry.
Ruang untuk memangkas suku bunga acuan itu masih terbuka karena dua faktor. Pertama, inflasi tahun 2025 dan 2026 yang diprakirakan tetap terjaga rendah dalam sasaran 2,5 persen plus minus 1 persen.
Kedua, perlunya kebijakan untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih lanjut. Karena BI memandang pertumbuhan ekonomi saat ini masih di bawah kapasitas nasional sehingga perlu didorong agar lebih tinggi.
Berita Terkait
-
Rupiah Ngacir di Penutupan Sore ke Level Rp 16.708, Imbas BI Rate Ditahan
-
Jangan Panik! BI Bongkar Semua Trik Intervensi Rahasia untuk Stabilkan Rupiah
-
Emang Boleh Rapat Penentuan BI Rate Dihadiri Menkeu Purbaya? Begini Aturannya
-
Bank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga, Ini Alasannya
-
Tunggu Keputusan BI-Rate, Rupiah Masih Keok Lawan Dolar Amerika
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 10 Rekomendasi Skincare Wardah untuk Atasi Flek Hitam Usia 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
7 Ide Usaha Modal 1 Juta, Anti Gagal dan Auto Cuan
-
Cara Daftar WiFi Internet Rakyat, Surge Buka Akses Biaya Rp100 Ribu per Bulan
-
Operasikan 108 Kapal, PIS Angkut Energi 127,35 juta KL Sepanjang Tahun 2025
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Kilang Minyak Indonesia Tetap Relevan di Tengah Pergeseran ke EBT
-
Blockchain Dianggap Mampu Merevolusi Pengelolaan Data Nasional, Benarkah?
-
Dukung Kemajuan Industri Sawit, BRI Fasilitasi Sindikasi Pembiayaan Rp5,2 Triliun bagi PT SSMS
-
Perlukah BBM Bobibos Lakukan Pengujian Sebelum Dijual, Begini Kata Pakar
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
IHSG Sumringah Melojak Didorong BI Rate, Intip Saham yang Cuan Hari Ini