-
IESR nilai pernyataan Hashim soal fosil bertentangan dengan komitmen Prabowo.
-
Komitmen energi terbarukan Prabowo dinilai tak sejalan sikap pemerintah.
-
IESR: Ketergantungan fosil berisiko bagi ekonomi dan kredibilitas RI.
Suara.com - Institute for Essential Services Reform (IESR) menilai pernyataan Ketua Dewan Penasehat Kadin Indonesia sekaligus Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, mengenai keberlanjutan penggunaan energi fosil tidak sejalan dengan komitmen Presiden Prabowo Subianto untuk mendorong 100 persen energi baru terbarukan (EBT).
Sikap berbeda itu muncul setelah Hashim menegaskan bahwa Indonesia tidak akan melakukan phase-out energi fosil karena dinilai masih dibutuhkan untuk sektor industri dan kelistrikan nasional. Pernyataan ini disampaikan dalam Rapimnas Kadin pada Selasa (2/12/2025).
Di sisi lain, Presiden Prabowo sebelumnya menyatakan komitmen kuat dalam transisi energi, termasuk kepada Sekjen PBB dan di hadapan para pemimpin dunia di KTT G20, bahwa Indonesia akan menerapkan 100 persen energi terbarukan dan menghentikan penggunaan energi fosil dalam 15 tahun ke depan.
Manajer Program Sistem Transformasi Energi IESR, Deon Arinaldo, menegaskan bahwa perbedaan tersebut sangat mencolok dan menimbulkan pertanyaan mengenai arah kebijakan energi nasional.
“Jelas kontradiktif. Pak Prabowo di KTT G20 bilang Indonesia akan 100 persen energi terbarukan dan tidak memakai fosil 15 tahun ke depan. Dari kalimat saja sudah head to head berbeda,” ujar Deon saat ditemui di sela Brown to Green Conference di Jakarta, Rabu (3/12/2025).
Deon menambahkan bahwa Indonesia harus memiliki kemauan politik untuk keluar dari ketergantungan energi fosil guna mencegah risiko ekonomi. Ketergantungan itu, menurutnya, membuat Indonesia rentan, terutama terhadap dinamika investasi global.
Ia mencontohkan sejumlah investor data center yang kini mensyaratkan pasokan listrik berbasis energi terbarukan. Ketidakjelasan arah kebijakan energi, termasuk rencana PLN yang masih mengandalkan PLTU, membuat investor ragu.
“Kalau ekonomi tumbuh dengan fosil, ekonomi kita jadi rentan. Investor data center saja ingin energi terbarukan. Kalau PLN tetap bangun PLTU, mereka ragu,” ujar Deon.
Selain risiko ekonomi, ketidaktegasan pemerintah dalam transisi energi juga dapat berdampak pada kredibilitas politik Indonesia di mata dunia.
Baca Juga: Ratusan Nyawa Melayang, Mengapa Status Bencana Nasional Masih Menggantung?
“Ada risiko yang seharusnya bisa dilihat pemerintah. Sebenarnya jalan ke depan bisa dengan strategi A-B-C, termasuk phase out atau phase down yang dapat dikomunikasikan,” kata Deon.
Sebelumnya, Hashim menyatakan bahwa Indonesia menerima tekanan internasional untuk menghentikan penggunaan batu bara. Namun ia menegaskan pemerintah memiliki caranya sendiri dan tidak akan menghentikan penggunaan energi fosil dalam waktu dekat.
“Tidak ada phase-out dari fossil fuels kita. Industri dan listrik Indonesia tetap memakai fossil fuels, seperti batubara dan gas alam,” ujar Hashim.
Berita Terkait
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- Nggak Perlu Jutaan! Ini 5 Sepatu Lari Terbaik Versi Dokter Tirta untuk Pemula
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
Parah! SEA Games 2025 Baru Dimulai, Timnas Vietnam U-22 Sudah Menang Kontroversial
-
Adu Gaji Giovanni van Bronckhorst vs John Heitinga, Mana yang Pas untuk Kantong PSSI?
-
5 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Kebutuhan Produktivitas dan Gaming
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah Terbaru Desember 2025, Pilihan Wajib Gamer Berat dan Multitasker Ekstrem
-
Tak Sampai Satu Bulan, Bank Jakarta Klaim Salurkan 100 Persen Dana dari Menkeu Purbaya
Terkini
-
Menko Zulhas: Ahli Gizi di MBG Wajib Ada!
-
OVO Tutup 2025 dengan Pertumbuhan Positif, Perluas Akses Inklusi Keuangan bagi Pengguna dan UMKM
-
Pertumbuhan Ekonomi 2025 Diramal Meleset dari Target APBN
-
Admedika Bangun Sistem Bridging Real-Time: Percepat Proses Layanan dan Klaim di Bethsaida Hospital
-
Pelaksanaan Program Pemagangan Nasional di Telkom Ditinjau Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
-
BEI Akui Terima Laporan Dugaan Hilangnya Dana Nasabah Mirae Rp71 Miliar
-
Perubahan Aturan Saham Disetujui DPR, Ambang Batas Free Float Jadi 10-15 Persen
-
Penerimaan Bea Cukai Jakarta Capai Rp 11,4 Triliun
-
Ekonom Bank Mandiri Ungkap Rahasia Ekonomi RI Tetap Kuat
-
ESDM: Batu Bara Masih Jadi Penyumbang Terbesar PNBP Sektor Minerba