Suara.com - Masih banyak 'misteri' tentang virus corona atau Sars-CoV-2 yang belum terpecahkan karena virus baru ini baru muncul beberapa bulan lalu.
Para ilmuwan pun hingga kini masih melakukan berbagai penelitian untuk 'menjawab' semua pertanyaan besar terkait virus dan penyakit yang ditimbulkannya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masih menyelidiki laporan pasien yang dites positif lagi setelah pulih dari Covid-19, nemun hasilnya belum ditemukan.
Jenis virus corona lainnya, para ahli mengatakan antibodi yang diproduksi pasien selama infeksi memberi mereka kekebalan terhadap virus tertentu selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Tetapi peneliti masih mencari tahu apakah dan bagaimana cara kerjanya dengan Covid-19.
Masih banyak ketidakpastian, tetapi para ahli mengatakan kemungkinan laporan pasien yang tampaknya telah pulih tetapi kemudian dites positif kembali bukanlah contoh infeksi ulang, melainkan kasus di mana ketika ada infeksi yang tak terdeteksi oleh tes untuk suatu jangka waktu.
Dilansir Time, para ahli mengatakan ada respon antibodi tubuh yang dipicu oleh timbulnya virus, berarti tidak mungkin bahwa pasien yang telah pulih dapat terinfeksi ulang segera setelah tertular virus.
Ahli virologi di Ub=niversity of Texas Medical Branch, Vineet Menachery, mengatakan antibodi biasanya diproduksi di tubuh pasien sekitar tujuh hingga 10 hari setelah serangan awal virus.
Tes positif setelah pemulihan juga bisa berarti tes menghasilkan negatif yang palsu dan artinya, pasien sebenarnya masih terinfeksi.
"Mungkin karena kualitas spesimen yang mereka ambil dan mungkin karena tes itu tidak begitu sensitif," kata David Hui, ahli pengobatan masalah pernapasan di Chinese University of Hong Kong.
Baca Juga: Belum Fase Puncak, Ahli Epidemiologi UI Sebut Indonesia Masih Darurat Covid
Tes positif setelah pulih juga dapat mendeteksi masih adanya sisa RNA virus dalam tubuh, tetapi tidak dalam jumlah cukup tinggi untuk menyebabkan penyakit.
"RNA virus dapat bertahan lama bahwa setelah virus yang sebenarnya telah berhenti (menyeranng tubuh)," ujar Menachery.
Bisakah virus 'diaktifkan kembali' setelah sembuh?
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan (KCDC) mengungkapkan teori baru, yaitu virus dapat diaktifkan kembali.
Namun, para ahli menjadi lebih skeptis akan teori ini.
Oh Myoung-don, profesor kedokteran internal di Seoul Natioal University dan anggota Kelompok Pensihat Strategis dan Teknis untuk Bahaya Menular WHO, mengatakan penjelasan yang paling masuk akal adalah bahwa tes tersebut mengambil bahan generik virus yang bertahan di dalam tubuh, jadi bukan karena infeksinya muncul kembali.
Berita Terkait
-
Misteri Sakit Federico Barba, Sang Pemain Bingung Penyebabnya
-
Ariana Grande Idap Salah Satu Virus Mematikan, Mendadak Batal Hadiri Acara
-
Kasus TBC di Jakarta Capai 49 Ribu, Wamenkes: Kematian Akibat TBC Lebih Tinggi dari Covid-19
-
Skandal Impor Pakaian Bekas Ilegal: Malaysia dan China 'Hilang' dari Catatan Pemerintah, Kok Bisa?
-
Viral Pengantin Baru Terkena Honeymoon Cystitis H+7 usai Menikah, Apa Itu?
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
-
Pengusaha Sebut Ketidakpastian Penetapan UMP Bikin Investor Asing Kabur
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Terbaik, Ideal untuk Gaming dan Kerja Harian
Terkini
-
Stop Diet Ketat! Ini 3 Rahasia Metabolisme Kuat ala Pakar Kesehatan yang Jarang Diketahui
-
Indonesia Darurat Kesehatan Mental, Kasus Terbanyak: Depresi, Anxiety, dan Skizofrenia
-
Rekomendasi Vitamin untuk Daya Tahan Tubuh yang Mudah Ditemukan di Apotek
-
Horor! Sampah Plastik Kini Ditemukan di Rahim Ibu Hamil Indonesia, Apa Efeknya ke Janin?
-
Kebutuhan Penanganan Kanker dan Jantung Meningkat, Kini Ada RS Berstandar Global di Surabaya
-
Waspada Ibu Hamil Kurus! Plis Kenali Risikonya dan Cara Aman Menaikkan Berat Badan
-
9 Penyakit 'Calon Pandemi' yang Diwaspadai WHO, Salah Satunya Pernah Kita Hadapi
-
Kabar Baik Pengganti Transplantasi Jantung: Teknologi 'Heart Assist Device' Siap Hadir di Indonesia
-
Jennifer Coppen Ungkap Tantangan Rawat Kulit Sensitif Anaknya, Kini Lebih Selektif Pilih Skincare
-
Titiek Soeharto Klaim Ikan Laut Tidak Tercemar, Benarkah Demikian?