Suara.com - Fraksi Demokrat tidak terima disalahkan ketika disebut kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Tudingan keras dilayangkan pada pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang juga Ketua Umum Partai Demokrat, dengan meninggalkan defisit anggaran hingga Presiden Jokowi menaikan harga BBM.
"Sangat tidak baik dan bijak kalau kita menyalahkan pemerintahan satu dan lainnya. Setiap pemerintahan memiliki dinamika, tantangan dan problematik di masa masing-masing. Saya tidak ingin membandingkan, kalau pun dibandingkan, saya jelaskan SBY mengenai setiap kebijakan yang diambil, memperhatikan why dan how," kata Ketua Fraksi Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas).
Masalah BBM, sambungnya, bukan kali pertama. Sebab, di masa SBY, BBM naik beberapa kali. Hal itu dikarenakan harga minyak bumi yang meningkat.
Tetapi, apa yang terjadi pada era Presiden Jokowi, berbeda dengan era SBY. Sebab, saat kenaikan BBM era Presiden Jokowi ini, harga minyak dunia cenderung turun.
"Kondisi kita beda. Kita bisa cari tahu berapa harga minyak dunia sekarang?" katanya.
Sementara itu, Penasehat Fraksi Partai Demokrat Agus Hermanto mendukung SBY. Dia tidak setuju bila SBY disalahkan dan berimbas Presiden Jokowi menaikan harga BBM saat ini.
"Kalau menyalahkan pemerintahan SBY ini tidak beralasan. Saat SBY menaikan bbm itu sesuai dengan Undang-undang APBN waktu itu. Kalau sekarang, Jokowi terindikasi melanggar undang-undang," tuturnya.
Pelanggaran yang dimaksud adalah tercantum dalam UU APBNP 2014. Yang salah satu pasalnya berbunyi pemerintah memiliki kebijakan menaikan harga BBM tanpa meminta izin dari DPR.
Namun, ada syarat khususnya, yaitu apabila harga minyak dunia naik 15 persen atau signifikan dari asumsi harga BBM sebesar 105 dolar/barel.
Berita Terkait
-
Analis Beberkan Peluang PKS-Demokrat Berkoalisi di 2029, Mau Usung Prabowo Lagi?
-
UPNVJ Jadi Panggung Diplomasi Budaya, Ibas Dorong Mahasiswa Jadi Duta Perdamaian
-
Demokrat Tolak Tunjangan Rumah DPR RI: Tidak Tepat di Tengah Kesulitan Rakyat
-
Ditanya Nasib Kapolri, Ibas: 'Itu Presiden ya, Kita Buat Kondisi Lebih Tenang'
-
Wakili Ketum Partai Demokrat, Ibas Penuhi Panggilan Mendadak Prabowo di Istana Negara
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Mendagri Bersama Menteri PKP Resmikan Pembangunan Hunian Tetap Korban Bencana di Tapanuli Tengah
-
Percepat Pemulihan Pascabencana, Mendagri Instruksikan Pendataan Hunian Rusak di Tapanuli Utara
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh