Suara.com - Pengacara Publik Lembaga Bantuan Hukum Jakarta Tigor Gempita Hutapea mengatakan mengecam tindakan kriminalisasi yang dilakukan oleh Kepolisian Daerah Metro Jaya terhadap dua orang pengacara LBH dan 23 orang kaum buruh.
" Kami tidak mengganggu polisi dalam melaksanakan tugasnya, karena kami adalah pengabdi bantuan hukum untuk buruh," kata Tigor saat Konferensi Pers "LBH Jakarta: Polisi Berupaya Basmi Perjuangan Buruh Dengan Kriminalisasi" di gedung LBH Jakarta, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Senin (2/11/2015).
Tigor menjelaskan, polisi sebagai penegak hukum dan penegak HAM
dalam hal ini malah melanggar profesinya sebagai penegak hukum dan penegak HAM.
"Polisi harus lebih tau hukum, jangan main hakim sendiri," kata Maruli.
"Saya melihat rekan saya, Obed Sakti, asisten pengacara publik LBH Jakarta, sedang diseret oleh aparat kepolisian hanya karena ingin mendokumentasikan kekerasan yang dilakukan polisi terhadap buruh yang sedang melakukan aksi damai," kata Tigor.
Tigor menambahkan, saat dia mau membantu rekannya Obed, tiba-tiba dia dikerumuni oleh aparat kepolisian yang kemudian menyeret dan memukulnya secara membabi buta, kata Tigor pengacar publik LBH yang menjadi salah satu korban kriminalisasi Polda Metro Jaya.
Saat di Polda Metro, menurut Tigor dia menolak untuk tanda tangan berita acara sebagai tersangka karena dia adalah pengabdi bantuan hukum dan tidak bersalah.
Tigor akan menuntut tanggung jawab Polda metro atas kejadian yang melukai dua orang pengabdi hukum dan 23 kaum buruh yang menjadi pukulan polisi.
Diberitakan sebelumnya, pada Jumat 30 Oktober 2015 kemarin terjadi kericuhan disaat polisi ingin membubarkan kaum buruh berdemo di depan Istana Presiden.
Dalam hal tersebut, polisi mempukuli pengacara LBH dan kaum buruh sampai babak belur dan pingsan.
(Muhamad Ridwan)
Berita Terkait
-
OC Kaligis Sebut Sidang Sengketa PT WKM dan PT Position Penuh Rekayasa, Ini Alasannya
-
Novel 'Bapak, Kapan Kita akan Berdamai?', Luka yang Akhirnya Menjadi Damai
-
Patrick Kluivert Resmi Dipecat, Konflik Internal Gerogoti Timnas Indonesia?
-
Pantau Gambut Kritik Keras Food Estate: Gagal Penuhi Pangan, Picu Kerusakan dan Konflik Agraria
-
Dikabarkan Kabur dari Rumah, Ratu Sofya Ngaku Tak Pernah Dicari Sang Ayah
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- 5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
Pilihan
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
Terkini
-
Melejit di Puncak Survei Cawapres, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tertarik Politik
-
Korupsi CPO: Pengacara 3 Raksasa Sawit Minta Dibebaskan, Gugat Dakwaan Jaksa
-
Kapolda Metro Jaya Perintahkan Propam Tindak Polisi Pelaku Catcalling di Kebayoran Baru
-
Hujan Deras Bikin Jakarta Macet Parah, Dirlantas Polda Metro Turun Langsung ke Pancoran
-
Pulangkan 26 WNI Korban Online Scam di Myanmar, Menteri P2MI: Jangan Tergiur Tawaran Kerja Ilegal
-
OC Kaligis Sebut Sidang Sengketa PT WKM dan PT Position Penuh Rekayasa, Ini Alasannya
-
Jerat Utang Whoosh: DPD Peringatkan PT KAI di Ambang Krisis, Kualitas Layanan Terancam Anjlok
-
Biaya Haji Tahun 2026 Ditetapkan Rp87 Juta, Wamenhaj: Harusnya Naik Rp2,7 Juta
-
Jejak Pemerasan Rp53 M di Kemnaker: KPK Geledah Rumah Eks Sekjen Heri Sudarmanto, 1 Mobil Disita
-
Presiden Prabowo Panggil Dasco Mendadak Tadi Pagi, Bahas Apa?