Pihak kepolisian telah mengambil beberapa sampel biji kopi di kafe Oliver, Grand Indonesia, Jakarta Pusat, saat melakukan reka ulang, Senin, (11/1/2015) terkait penyelidikan kasus kematian Wayan Mirna Salihin (27).
Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti mengatakan tak hanya mengambil sampel kopi, pihaknya juga mengikuti proses pembuatan dan penyajian es kopi Vietnam yang dicicip Mirna sebelum tewas.
"Satu toples kopi diambil, digerus, dalam pra rekon kami melihat pembuatannya. biji kopi sudah diambil samplenya," kata Krishna di Mapolda Metro Jaya, Rabu (13/1/2016).
Krishna memastikan jika jenis es kopi Vietnam yang diminum Mirna tidak bermasalah. Pasalnya, kata dia, ada juga pengunjung yang memesan kopi tersebut saat Mirna, Jessica, dan Hani datang ke kafe tersebut.
"Itu kan yang minum kopi bukan hanya korban, tapi puluhan orang di kafe itu, yang lain nggak masalah kok," kata Krishna.
Namun, saat disinggung soal adanya dugaan kopi tersebut telah dicampur zat sianida, Krishna mengatakan pihaknya masih mendalaminya dengan melibatkan beberapa ahli sembari menunggu hasil pengecekan sampel yang telah diambil tim Puslabfor Mabes Polri.
"Apakah ini terjadi tindak pidana, jika ada siapa yang melakukan dan sebagainya. Kami sudah konsultasi awal dengan ahli tapi kami belum bisa bicara dalam karna kami belum mendapatkan hasilnya dari lab forensik," kata Krishna.
Lebih lanjut, Krishna menambahkan telah mendapatkan hasil pengecekan sampel dan hasil autopsi dari tim Puslabfor Mabes Polri. Pihaknya akan merangkai hasil tes lab tersebut dengan barang bukti yang ditemukan dan dari keterangan-keterangan saksi yang diperiksa.
"Ada beberapa petunjuk atau barang bukti yang sudah ambil dan disita polisi dan diperiksa di labfor, semua sudah dilakukan penyitaan bahkan penggeledahan, dan di uji, nanti hasil ujinya akan dikembalikan ke kami. Biar kami rangkai. Jadi masih berjalan," kata Krishna.
Suara.com - BERITA MENARIK LAINNYA:
Siapa Jessica, Si Pemesan 'Kopi Maut' Mirna?
Sinetron Stefan William Disemprot KPI
Patung Ronaldo di Kampungnya Diberi Nomor dan Nama Messi
Kecerdasan Anak Ini Melebihi Stephen Hawking dan Albert Einstein
Berita Terkait
-
Ahli Forensik Digital Pertanyakan Kepakaran Rismon yang Tanggapi Kasus Kematian Mirna Salihin
-
Jenazah Ditutup Sprei hingga Racun Tikus, Fakta Mengerikan Kematian Ipar Antony
-
Aksi Sadis Residivis Nyamar Dukun Penggada Uang di Pemalang: Bunuh Pasutri Pakai Sianida!
-
Polisi Pastikan Tak Ada Racun di Tubuh Diplomat Arya Daru, Begini Penjelasannya
-
Tayang di Netflix, Rekomendasi 5 Fiilm Horor Indonesia Diangkat dari Kisah Nyata
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional