Suara.com - Kenapa kejahatan terhadap anak-anak terus terjadi di Indonesia, bahkan angka kasusnya terus bertambah?
"Antara lain karena akar persoalannya di keluarga. Cara mendidik (sebagian) anak sekarang ini kurang baik, masih miris. Cara mendidik tidak sesuai usia," kata Kepala Divisi Sosialisasi Komisi Perlindungan Anak Indonesia Erlinda kepada Suara.com terkait, Senin (8/2/2016).
Erlinda mengatakan anak-anak banyak menyerap informasi dari berbagai media, seperti media sosial, bahkan televisi dan radio. Anak-anak, kata Erlinda, belum sepenuhnya mampu mem-filter konten yang negatif atau yang seharusnya belum perlu mereka terima.
"Benih-benih terjadinya kekerasan. Akhirnya brutal," kata Erlinda.
Erlinda menambahkan yang menakutkan ialah sekarang ini anak-anak punya tingkat rasa penasaran yang tinggi akan segala sesuatu. Anak-anak yang tingkat pemikirannya masih labil atau dangkal, bisa mudah terpengaruh.
Itu sebabnya, selain peran keluarga, peran lembaga pendidikan, kemudian pemerintah juga sangat penting untuk mendidik anak agar kelak setelah besar mereka tidak jahat kepada orang lain.
"Pemerintah harus punya program yang utuh, ketahanan keluarga, bagaimana edukasi ke orangtua, bagaimana cara dekati anak, pola asuh seperti apa. Keluarga harus punya pemahaman," kata Erlinda.
Kasus penculikan dan pembunuhan terhadap Jamaludin (7), anak SD Negeri 3 Beji, Depok, Jawa Barat, baru-baru ini, juga menjadi contoh anak yang tidak dibekali pemahaman secara utuh oleh orangtuanya.
"Kejadian di Depok karena sang anak tidak dibekali (pemahaman). Kalau berteman dengan siapapun, diajak oleh siapapun, apalagi yang belum dikenal dekat, jangan mau. Itu harus ditanamkan orangtua. Misalnya bilang begini 'kakak harus ingat kalau belum kenal jangan mau.' kata Erlinda.
Orangtua dan anak harus mampu berkomunikasi dua arah atau saling terbuka.
"Kalau dikasih Rp2 ribu oleh orang terus diajak, jangan pernah diterima. Jangan mau diajak orang apalagi belum dikenal," kata Erlinda.
Erlinda juga mengatakan sistem perlindungan terhadap anak harus didukung penuh pemerintah.
"Kemari kami minta ke Presiden untuk mengeluarkan inpres tentang perlindungan. Gerakan nasional perlindungan. Aengan adanya instruksi itu, akan baik. Seperti 2014 lalu, ketika itu Presiden SBY memberi kado terindah lewat gerakan antikejahatan sosial terhadap anak. Itu cukup memperngaruhi, walau sekian persen, tapi ada efektifitasnya," kata Erlinda.
"Yang utama bukan hanya penegakan hukum, tapi juga pencegahan. Konkritnya? siapa yang ditunjuk jadi leading sector, kementerian anak bersama kementerian sosial, misalnya. Kemudian mereka punya program nasional untuk diterapkan ke seluruh daerah yang diturunkan lewat perda," Erlinda menambahkan.
Berita Terkait
-
PKS Kutuk Keras Pembunuhan Sadis Anak Kadernya di Cilegon: Setiap Anak Punya Hak Hidup!
-
Ayah Korban Diperiksa, Misteri Kematian Bocah 9 Tahun di Rumah Mewah Cilegon Masih Gelap?
-
Telepon Terakhir Anak 9 Tahun: Apa Pemicu Pembunuhan Sadis di Rumah Mewah Cilegon?
-
Kronologi Pembunuhan Bocah 9 Tahun di Cilegon, Telepon Panik Jadi Awal Tragedi Maut
-
Misteri Kematian Bocah 9 Tahun di Cilegon, Polisi Periksa Maraton 8 Saksi
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya
-
KPK Tahan Bupati Bekasi dan Ayahnya, Suap Ijon Proyek Tembus Rp 14,2 Miliar
-
Kasidatun Kejari HSU Kabur Saat OTT, KPK Ultimatum Segera Menyerahkan Diri
-
Pengalihan Rute Transjakarta Lebak Bulus - Pasar Baru Dampak Penebangan Pohon
-
Diduga Lakukan Pemerasan hingga Ratusan Juta, Kajari dan Kasi Intel Kejaksaan Negeri HSU Ditahan KPK
-
Boni Hargens: 5 Logical Fallacies di Argumentasi Komite Reformasi Polri Terkait Perpol 10/2025
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana