Suara.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Tito Karnavian mengatakan, pencegahan aksi terorisme harus lebih diutamakan atau penting, dibandingkan penangkapan dan penahanan pelakunya.
"(Bagi) Kami penanganan terorisme sangat penting, bagaimana mencegah agar ideologi kelompok radikal yang membolehkan aksi kekerasan tidak berkembang di Indonesia," kata Tito, di sela pembukaan acara "Dialog Pencegahan Paham Radikal Terorisme dan ISIS untuk Kalangan Imam Masjid dan Dai Muda se-Jateng", di Solo, Kamis (31/3/2016).
Acara dialog itu sendiri dihadiri sekitar 700 orang. Selain Tito, turut hadir sebagai narasumber antara lain mantan Ketua Umum PBNU Hasyim Muzadi, Ketua Umum Ikatan Persaudaraan Imam Masjid (IPIM) Ali Mustafa Yaqub, Deputi I BNPT Abdul Rahman Kadir, serta anggota Komisi III DPR RI M Toha.
Tito dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa jika kelompok radikal terorisme tidak dicegah, maka akan mengancam persatuan kesatuan bangsa, sekaligus juga menjadi kasus kejahatan kriminal.
"Hal ini karena mereka melakukan pembunuhan, pengrusakan dan lain lain. Hal ini tidak sesuai dengan nilai-nilai demokrasi dan Islamiah," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya menurut Tito, berharap pada keberadaan dai-dai muda, juga imam masjid yang berada di garis depan atau berhadapan langsung dengan masyarakat setiap hari. Mereka diharapkan dapat terpanggil membantu, serta satu misi, agar mampu menangkal perkembangan ideologi radikal tersebut.
Menurut Tito, dari catatannya, daerah yang dinilai dapat menjadi wilayah perkembangan kelompok radikal terorisme, selain Jateng, antara lain adalah Jabar, Jatim, Yogyakarta, NTB, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, juga Sumatera Utara dan Lampung.
Sementara itu, Ketua Umum IPIM, Ali Mustafa Yaqub mengatakan, kegiatan dialog tersebut sangat diperlukan agar semangat menjaga keuntuhan NKRI dapat terjaga dan jauh dari aksi teror yang berkembang seperti saat ini. Sedangkan menurut Dadang Hendrayudha selaku Ketua Panitia Penyelenggara, pihaknya terus bergerak melakukan sosialisasi dan dialog dengan berbagai lapisan masyarakat, termasuk IPIM dan dai se-Jateng, dalam rangka membendung penyebaran paham radikal terorisme di Indonesia. [Antara]
Berita Terkait
Terpopuler
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
PSSI Protes AFC, Wasit Laga Timnas Indonesia di Ronde 4 Kok dari Timur Tengah?
-
Kuliah di Amerika, Tapi Bahasa Inggris Anak Pejabat Ini Malah Jadi Bahan Ledekan Netizen
-
Shell Rumahkan Karyawan, BP Tutup 10 SPBU Akibat BBM Langka Berlarut-larut
-
Menkeu Purbaya Sindir Dirut Bank BUMN: Mereka Pintar Cuma Malas, Sabtu-Minggu Main Golf Kali!
Terkini
-
Dasco - Sjafrie Sjamsoeddin Sempat Bicara 4 Mata di Ruang Tertutup, Ini yang Dibahas
-
KPK Telusuri Dana Korupsi Haji ke PBNU, Mahfud MD: Segera Tetapkan Tersangkanya Siapa Saja
-
Viral Isu Perselingkuhan Guncang Polri, Irjen Krishna Murti Dimutasi Jadi Staf Ahli Kapolri
-
Mendagri Tito Pacu Daerah Optimalkan Bonus Demografi Menuju Indonesia Emas 2045
-
'Ini Tugas Negara!' DPR Ultimatum Polisi Usut Tuntas 3 Mahasiswa Hilang Usai Demo Akhir Agustus
-
Prabowo Segera Terbitkan Keppres, Komisi Reformasi Polri Bukan Cuma Omon-omon?
-
Motif Pembunuhan Bankir Terungkap: Ingin Kuras Rekening Tidur, Libatkan 2 Oknum Kopassus
-
Skandal Kuota Haji, Khalid Basalamah Kembalikan Uang, KPK: Masih Hitung, Sumbernya Ditelisik
-
Profil Ahmad Erani Yustika: Dulu Stafsus Jokowi, Kini Dipercaya Prabowo Jadi Sekjen Kementerian ESDM
-
Listrik 24 Jam PLN Buka Akses Digitalisasi Pendidikan bagi Ratusan Siswa Maluku Utara