Suara.com - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan bahwa pemerintah Indonesia tidak akan membayar uang tebusan untuk membebaskan tujuh WNI anak buah kapal (ABK) yang menjadi sandera kelompok bersenjata di Filipina.
"Saya sangat amat menentang dengan cara pembayaran (tebusan) karena menunjukkan bangsa kita pengecut dan sapi perah. Jangan mau kita bayar," ujar Gatot usai mengikuti rapat tentang "Crisis Centre" untuk pembebasan sandera WNI ABK di Kemenkopolhukam, Jakarta, Jumat (1/7/2016) malam.
Menurut dia, pemerintah Indonesia terus berkoordinasi dengan pemerintah Filipina yang baru dilantik di bawah kepemimpinan Presiden Rodrigo Dutarte tentang pembebasan sandera.
TNI sendiri menyatakan selalu siap jika diperintahkan untuk bergerak membaskan sandera, termasuk mempersiapkan segala kemungkinan dan pilihan operasi pembebasan.
Namun, konstitusi Filipina melarang militer asing beroperasi di teritorinya.
"Kita punya pesawat, kita terbangkan saja selesai. Mau terjun atau lewat bawah laut bisa. Akan tetapi, kita ini 'kan bangsa yang bertetangga, punya hukum masing-masing," kata Gatot.
Ia menegaskan bahwa TNI terus memantau kondisi tujuh WNI ABK kapal Tugboat Charles 001 dan kapal tongkang Robby 152 yang disandera di Kepulauan Sulu, Filipina Selatan, sejak 21 Juni 2016.
Menurut informasi yang Gatot terima, lokasi penyanderaan ketujuh WNI tersebut terus berpindah-pindah, bahkan mereka terpisah.
"Empat orang sama tiga orang lokasinya berbeda. Yang empat sudah terlacak, yang tiga juga. Akan tetapi, kemudian bergeser lagi," katanya.
Ketujuh WNI yang dimaksud, yakni kapten kapal Ferry Arifin, kepala kamar mesin M. Mahbrur Dahri, serta masinis pertama Edi Suryono.
Selanjutnya, Mualim I Ismail, masinis ketiga M. Nasir, oil man atau pembantu kamar mesin M. Sofyan, serta jurumudi Robin Piter.
Diduga peristiwa penyanderaan ketujuh awak kapal Tugboat Charles 007 itu terjadi karena mereka melanggar larangan pelayaran perdagangan batu bara ke Filipina.
Untuk menghemat waktu dan bahan bakar pelayaran sepanjang 18 mil, Tugboat Charles memotong jalur melingkar yang menghindari perairan rawan Pulau Jolo.
Saat berlayar menarik kembali kapal tongkang Robby ke Indonesia, tujuh awak Tugboat Charles disandera dan diculik kelompok bersenjata setelah kapal dikejar dan dihentikan di tengah laut, sementara enam awak lainnya berhasil mengemudikan kapal kembali ke Tanah Air. (Antara)
Berita Terkait
-
Panglima TNI Respons Pengibaran Bendera GAM: Jangan Ganggu Pemulihan Bencana
-
Panglima TNI Rotasi 187 Perwira Tinggi, Mayoritas dari Angkatan Darat
-
Gatot Nurmantyo: Ancaman Terbesar Prabowo Bukan dari Luar, tapi Pembusukan dari Dalam
-
Evaluasi Bantuan Dilempar dari Heli, Panglima TNI Ubah Strategi Pakai Box CDS dan Payung Udara
-
Bahas Soal Papua, Komisi I DPR Gelar Rapat Tertutup dengan Menhan dan Panglima TNI
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
Terkini
-
Fraksi Partai Nasdem Dukung Pilkada Lewat DPRD: Sesuai Konstitusi dan Pancasila
-
DPR Desak KPK Jelaskan Penghentian Penyelidikan Kasus Aswad Sulaiman Secara Transparan
-
Hadapi Tantangan Geografis, Pendidikan dan Kesejahteraan Anak di Maluku Utara Jadi Fokus
-
AMAN Catat Konflik 202 Ribu Hektare Wilayah Adat Bengkulu Sepanjang 2025
-
Harapan Publik Tinggi, KPK Tegaskan Penghentian Kasus Aswad Sulaiman Berbasis Alat Bukti
-
Rentetan Kecelakaan Kerja di Galangan PT ASL Shipyard Kembali Terjadi, Polisi Turun Tangan
-
Viral Sekelompok Orang Diduga Berzikir di Candi Prambanan, Pengelola Buka Suara
-
Bahlil Lahadalia Jamu Cak Imin dan Zulhas Hingga Dasco di Kediamannya, Bahas Apa?
-
Tak Bisa Beli Roti Gegara Cuma Punya Uang Tunai: Kenapa Toko Lebih Suka Cashless?
-
Mendagri: Pemerintah Siapkan Bantuan Renovasi dan Hunian bagi Warga Terdampak Bencana Sumatra