Suara.com - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik menyatakan akan langsung menolak jika anggaran program pembasmian tikus masuk ke RAPBD 2017. Program basmi tikus dicanangkan Wakil Gubernur Jakarta Djarot Saiful Hidayat menjelang kampanye pilkada Jakarta periode 2017-2022. Djarot menjanjikan untuk memberikan Rp20 ribu kepada warga yang berhasil menangkap satu ekor tikus.
"Nggak ada itu (anggaran untuk basmi tikus). Dulu juga nggak ada itu. Ngarang-ngarang saja. Nggak bakal masuk itu. Mana ada itu rumusnya anggaran perburuan tikus," ujar Taufik di gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (28/10/2016).
Menurut politikus Gerindra program tersebut baru belakangan ini muncul.
"Nggak ada itu, ngarang saja itu. Mana ada APBD 2016 itu perburuan tikus? Nggak ada. Saya kira nggak ada itu di (APBD) 2017," kata Taufik.
Ketua DPW Partai Gerindra DKI Jakarta khawatir program pembasmian tikus benar-benar dilakukan di seluruh Jakarta, justru akan berdampak negatif bagi masyarakat. Masyarakat akan terserang penyakit. Apalagi, konon kantor kelurahan akan dijadikan tempat pengumpulan tikus yang telah ditangkap warga.
"Iya pastilah (DPRD langsung menolak). Mana ada itu tikus-tikus dimasukkan ke APBD. Sekarang logikanya, tikus dikumpulkan di kelurahan. Keluarahannya jadi biang penyakit dong?," katanya.
Aksi perburuan tikus got semalam telah dicanangkan Djarot di kantor Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat. Setelah dilakukan perburuan, sebanyak 100 ekor tikus berhasil ditangkap.
"Kami sudah basmi ya, ada sekitar 100 tikus di sini, banyak juga tikus-tikus di sini," kata Djarot di Jalan Serdang Baru.
Tikus-tikus tersebut ditangkap oleh petugas prasarana dan sarana umum Jakarta Pusat dibantu warga.
Walau memimpin perburuan, Djarot tidak berani memegang tikus.
"Jijik saya, geli sekali lihatnya. Nggak mau pegang saya ya," ujar Djarot sambil tertawa.
Djarot mengatakan perburuan tikus ini merupakan program baru pemerintah. Bagi warga yang berhasil menangkap satu ekor tikus akan diberi imbalan Rp20 ribu.
"Kami berikan para petugas imbalan menangkap tikus Rp20 ribu loh, setiap satu tikus yang berhasil ditangkap," kata Djarot.
Di tengah perburuan tadi, Djarot menantang para wartawan ikut menangkap tikus di selokan. Bagi wartawan yang mau, dijanjikan bayaran lebih tinggi yaitu Rp50 ribu per ekor.
"Ayo, buat wartawan mau coba, aku kasih Rp50 ribu kalau mau nangkap ya," ujar Djarot sambil tertawa.
Selanjutnya, setelah tikus ditangkap, dikumpulkan di dalam tong. Kemudian dibakar.
Juru bicara Front Pembela Islam Munarman menuding program perburuan tikus dengan imbalan Rp20 ribu per ekor merupakan strategi politik.
"Coba saya mau tanya, urgensi apa soal tikus itu? Tidak lain ini kamuflase money politic. Dia mau menyuap supaya tidak terlalu ketahuan ini money politic maka pakai tikus. Sederhana aja ini. Orang bodoh juga bisa baca ini kok. Hanya orang pura-pura pinter aja yang nggak bisa baca ini," kata Munarman di DPR.
Program perburuan tikus dibuat menjelang pilkada.
"Ini kan harga 20 ribu per ekor, nantikan yang banyak tikus itu di kalangan bawah. Yang rumahnya empit-empitan. Nanti itu dikasihkan uangnya menjelang pemilihan," kata dia.
BERITA MENARIK LAINNYA:
Jessica Diganjar 20 Tahun, Lalu Melawan, Cuma Begini Reaksi Polisi
Ternyata, Banyak Warga Kecewa Jessica Diganjar 20 Tahun Penjara
Mertua Kisahkan Perasaan Arief dan Keinginan Mirna Punya Anak
20 Tahun Buat Jessica, Ayah Mirna: Tuhan Tunjukkan yang Dzolim
Berita Terkait
-
6 Cara Agar Rumah Bebas Tikus: Tips Ampuh dan Mudah Dilakukan
-
Jenazah Ditutup Sprei hingga Racun Tikus, Fakta Mengerikan Kematian Ipar Antony
-
Bupati Indramayu Siapkan 10 Ribu Ekor Ular
-
Ramalan Shio Tikus Agustus 2025: Usaha Sukses, Percintaan Lancar
-
Masih Gak Sadar? 'Tikus Berdasi' Kepung Karnaval Agustusan, Amarah Rakyat Gak Terbendung
Terpopuler
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
-
Turun Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Dipatok Rp 2.093.000 per Gram
Terkini
-
Integrasi Data dengan Dukcapil Percepat Proses Layanan BRI
-
Giliran Gen Z Timor Leste Demo! Dipicu Pembelian Toyota Prado untuk Anggota DPR
-
Bursa Calon Menko Polkam: Sjafrie, Hadi, Tito, hingga Dudung, Siapa Pilihan Prabowo Gantikan BG?
-
Pemerintah Punya Target Besar, 8 Paket Kebijakan Ekonomi Jadi 'Jurus' Capai Pertumbuhan 5,2 Persen
-
Koalisi RFP: Draf RUU KUHAP Justru Jadikan Polisi 'Super Power', Harus Dibatalkan
-
Heboh Akun Instagram Tunjukkan Gaya Flexing Pejabat dan Keluarganya, Asal-Usulnya Dipertanyakan
-
Ustaz Khalid Basalamah Kembalikan Uang ke KPK, Terjebak Pusaran Korupsi Kuota Haji?
-
Kemensos Buka 'Pintu Ampun' 600 Ribu Rekening Bermasalah Bisa Terima Bansos Lagi, Ini Syaratnya
-
Interflour Gandeng Sekolah Vokasi IPB, Cetak Profesional Kuliner dan Bongkar Tren Kue Artistik 2025
-
PBNU Tegaskan Tak Terlibat Korupsi Kuota Haji, Dukung Penuh KPK