Suara.com - Tak hanya Balai Kota Jakarta, hari ini, Polda Metro Jaya juga kebanjiran karangan bunga. Karangan bunga tersebut dikirim oleh berbagai kalangan yang intinya untuk mengapresiasi kinerja kepolisian dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Ada 23 karangan bunga yang sekarang berjejer di gedung utama Polda Metro Jaya.
Markas Besar Polri di Jalan Trunojoyo juga kebanjiran karangan bunga.
Salah satu karangan bunga dipesan dari Krekot Florist. Pengelola Krekot Florist, Bobby, mengaku mendapatkan puluhan pesanan untuk dikirim ke Polda Metro Jaya, Mabes Porli, dan Mabes TNI.
"Banyak yang pesan sampai puluhan kok untuk Polda, Mabes, ke Cilangkap (Mabes TNI) juga," kata Bobby kepada Suara.com, Kamis (3/5/2017).
Bobby mengatakan pemesan karangan bunga dari komunitas masyarakat maupun perorangan..
Harga satuan karangan bunga bervariasi, mulai dari Rp750ribu sampai Rp2 juta.
"Dan pesanan kita ini masih banyak, bahkan sampai tanggal 8-9 Mei untuk dikirim ke mabes dan polda," kata Bobby.
Bobby bersyukur kebanjiran pesanan akhir-akhir ini.
"Karena banyak Pesanan, ya kita alhamdulillah aja. Senang. Karena kita memperkerjakan banyak orang. Karena kita, petani bunga jadi lebih baik. Kita ambil petani dari Bandung, Sukabumi, Semarang, Malang," kata dia.
Heboh karangan bunga sebelumnya terjadi di Balai Kota Jakarta. Ada lebih dari lima ribu karangan bunga yang dikirim pendukung Basuki Tjahaja Purnama - Djarot Saiful Hidayat. Saking banyaknya, halaman Balai Kota tak muat dan sebagian karangan bunga dijejer di sepanjang Jalan Medan Merdeka Selatan.
Berita Terkait
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
Belum Dibebaskan usai Ajukan Penangguhan, Polisi Ngotot Tahan Delpedro Marhaen dkk, Apa Dalihnya?
-
Misteri Mogok Makan Aktivis Gejayan Terungkap: Fakta Sebenarnya di Balik Jeruji Besi
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Kronologi Hilangnya Bima Permana Putra: Janggal! Polisi Rilis Versi, Publik Meragukan
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO