Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan membantah bahwa ayahnya dibunuh oleh Partai Komunis Indonesia (PKI). Menurutnya, cerita yang ia utarakan menimpa rekannya, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo.
"Saya menyatakan bahwa pemberitaan di atas tidaklah benar," kata Luhut dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (26/5/2017).
Luhut menuturkan bahwa almarhum ayahnya adalah seorang sopir bus Sibualbuali di Sumatera Utara. Beliau kemudian bekerja keras sehingga menjadi pegawai Caltex dan dikirim kuliah ke Cornell University, Amerika Serikat.
"Meninggalnya almarhum ayah saya tidak ada kaitannya dengan PKI," ujar Luhut.
Luhut menjelaskan bahwa konteks pernyataannya yang sebenarnya adalah menceritakan tentang kawannya, yakni Letjen TNI (Purn.) Agus Widjojo. Beliau adalah putra Mayjen (Anumerta) Sutoyo Siswomiharjo, seorang Pahlawan Revolusi yang dibunuh pada peristiwa G30S/PKI.
Dalam jabatannya sebagai Gubernur Lemhannas sejak April 2016, beliau merupakan bagian dari pemerintah dalam penyelenggaraan simposium nasional bertajuk 'Membedah Tragedi 1965 dari Aspek Kesejarahan' tahun lalu di Hotel Arya Duta.
"Waktu itu muncul komentar negatif yang mengatakan bahwa simposium sudah dipengaruhi oleh PKI. Padahal simposium ini merupakan upaya akademik untuk menganalisa tragedi '65 dari perspektif sejarah," ujar Luhut.
Mendengar komentar negatif tersebut, Agus mengatakan kepada Luhut bahwa orang yang berkomentar tersebut tidak pernah mengalami ayahnya dibunuh oleh PKI di depan matanya. “Ayah saya ditembak mati di depan mata saya,” kata Luhut menirukan kalimat Agus.
Baca Juga: Pada Mendag AS, Luhut Tegaskan Freeport Harus Ikuti Aturan RI
Dengan menceritakan ini, Luhut bermaksud memberikan masukan kepada media dan masyarakat agar tidak gampang terhasut dengan isu yang disampaikan oleh narasumber yang tidak valid. Contohnya adalah isu komunisme.
Presiden sendiri sudah memerintahkan Polri dan TNI untuk menindak tegas penyebar ideologi lain selain Pancasila.
"Maka media dan kita semua wajib mendukung upaya ini dengan selalu memastikan kejelasan latar belakang dari narasumber dan tidak ikut menyebarkan berita yang belum pasti kebenarannya," tutup Luhut.
Berita Terkait
-
Megawati Heran Masyarakat Sembarangan Tuduh Jokowi PKI
-
Pada Mendag AS, Luhut Tegaskan Freeport Harus Ikuti Aturan RI
-
Luhut Beberkan Tiga Proyek Infrastruktur Yang Ditawarkan ke Cina
-
Ini Kekhawatiran Luhut Jika Proyek Reklamasi Teluk Jakarta Batal
-
Aceh Geger, Beredar Baju Anak Bertuliskan 'I Love PKI'
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
KPK Periksa Gus Yaqut soal Aliran Dana PIHK Hingga Kerugian Negara
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara