Gedung Pos Ibu Kota Jakarta, Pasar Baru, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat [suara.com/Ummi Hadyah Saleh]
Dulu, kantor pos merupakan tempat yang tak pernah sepi. Dari pagi sampai sore, warga mengantri untuk mengirimkan surat atau barang. Terutama jelang Idul Fitri, warga memenuhi kantor pos untuk mengirimkan kartu ucapan Lebaran.
Sekarang, seiring dengan majunya teknologi komunikasi, tingkat kunjungan warga ke kantor pos berkurang. Di tengah gempuran digitalisasi, sebagian orang merasakan kerinduan dengan situasi seperti dulu.
Suara.com berkunjung ke Gedung Pos Ibu Kota Jakarta, Pasar Baru, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Selasa (20/6/2017), untuk mengamati proses pengiriman surat. Momentum jelang Idul Fitri ini pas karena dulu dua pekan atau sepekan menjelang Lebaran, kantor pos ini pasti penuh orang.
Manajer Perencanaan dan Administrasi Penjualan PT. Pos Indonesia (Persero), Kantor Regional IV Jakarta, Toto, mengatakan ada empat tahap sebelum pengiriman surat maupun barang paket. Pertama, collecting, kedua processing, ketiga transporting, dan keempat delivery.
Kemudian Toto mengatakan tarif pengiriman barang diukur dari tujuan dan beratnya.
"Ditarifin, kalau berdasarkan daerah kan tarifnya berbeda-beda. Tarifnya tergantung berat dan tujuan. Setelah didata langsung bayar ke loket dan ditaruh di sini namanya proses collecting, lalu di-prosesing, transporting lalu delivery,"ujar Toto.
Mandor Distribusi Siang PT. Pos Indonesia, Kantor Regional IV Jakarta, Abdul Rohim, menceritakan setelah dari loket, masuk ke proses collecting. Petugas memilih item-item yang akan dikirim melalui paket kilat atau pengiriman biasa.
"Setelah dari loket didistribusikan ke bagian Puri, lalu dibungkus di kantong karena kan disortir berdasarkan daerah dan ditutup dan dikasih label barcode. Setelah itu ditutup dikasih karung berwarna orange dan barcode untuk dikirim ke daerah-daerah dari hasil sortir. Kemudian barang tersebut dilakukan distribusi atau transporting dan selanjutnya dikirim atau delivery," kata Rohim.
Mandor juga menjelaskan pengiriman lewat udara dari Bandara Soekarno-Hatta, pengiriman melalui laut dari Pelabuhan Tanjung Priok, kemudian ada juga jalur darat.
"Kami ada tempat jadi kalau pengiriman udara seperti pengiriman ekspres atau kilat dikirimnya ke Bandara, kalau laut kami kirimnya ke kantor pos kami di Pelabuhan Priok dan untuk darat kirimnya dari Tambun setelah itu baru dikirm ke daerah-daerah," kata dia.
Sekarang, seiring dengan majunya teknologi komunikasi, tingkat kunjungan warga ke kantor pos berkurang. Di tengah gempuran digitalisasi, sebagian orang merasakan kerinduan dengan situasi seperti dulu.
Suara.com berkunjung ke Gedung Pos Ibu Kota Jakarta, Pasar Baru, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Selasa (20/6/2017), untuk mengamati proses pengiriman surat. Momentum jelang Idul Fitri ini pas karena dulu dua pekan atau sepekan menjelang Lebaran, kantor pos ini pasti penuh orang.
Manajer Perencanaan dan Administrasi Penjualan PT. Pos Indonesia (Persero), Kantor Regional IV Jakarta, Toto, mengatakan ada empat tahap sebelum pengiriman surat maupun barang paket. Pertama, collecting, kedua processing, ketiga transporting, dan keempat delivery.
Kemudian Toto mengatakan tarif pengiriman barang diukur dari tujuan dan beratnya.
"Ditarifin, kalau berdasarkan daerah kan tarifnya berbeda-beda. Tarifnya tergantung berat dan tujuan. Setelah didata langsung bayar ke loket dan ditaruh di sini namanya proses collecting, lalu di-prosesing, transporting lalu delivery,"ujar Toto.
Mandor Distribusi Siang PT. Pos Indonesia, Kantor Regional IV Jakarta, Abdul Rohim, menceritakan setelah dari loket, masuk ke proses collecting. Petugas memilih item-item yang akan dikirim melalui paket kilat atau pengiriman biasa.
"Setelah dari loket didistribusikan ke bagian Puri, lalu dibungkus di kantong karena kan disortir berdasarkan daerah dan ditutup dan dikasih label barcode. Setelah itu ditutup dikasih karung berwarna orange dan barcode untuk dikirim ke daerah-daerah dari hasil sortir. Kemudian barang tersebut dilakukan distribusi atau transporting dan selanjutnya dikirim atau delivery," kata Rohim.
Mandor juga menjelaskan pengiriman lewat udara dari Bandara Soekarno-Hatta, pengiriman melalui laut dari Pelabuhan Tanjung Priok, kemudian ada juga jalur darat.
"Kami ada tempat jadi kalau pengiriman udara seperti pengiriman ekspres atau kilat dikirimnya ke Bandara, kalau laut kami kirimnya ke kantor pos kami di Pelabuhan Priok dan untuk darat kirimnya dari Tambun setelah itu baru dikirm ke daerah-daerah," kata dia.
Sesampai di daerah masing-masing, kiriman akan masuk ke box surat atau dikirim ke rumah-rumah oleh pak pos.
Pos Indonesia merupakan perusahaan yang tetap bertahan walaupun di tengah gempuran industri digital.
Komentar
Berita Terkait
-
Wapres Tinjau BSU Bagi Peserta BPJS Ketenagakerjaan: Gunakan untuk Hal Produktif
-
CEK FAKTA: Benarkah Uang Pensiun Kini Hanya Bisa Diambil di Kantor Pos?
-
Cara Cek BSU Lewat Aplikasi PosPay, Segera Cairkan Jangan Sampai Hangus!
-
Butuh Gambar Ketupat PNG? 40+ Pilihan Keren untuk Desain Lebaranmu
-
Panduan Step-by-Step Bikin Kartu Lebaran 2025 di Canva, Word, Figma, & Google Docs
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Roy Suryo Ikut 'Diseret' ke Skandal Pemalsuan Dokumen Pemain Naturalisasi Malaysia
-
Harga Emas Hari Ini: Antam Naik Lagi Jadi Rp 2.338.000, UBS di Pegadaian Cetak Rekor!
Terkini
-
Ketua BGN Hormati Penolakan MBG di SDIT Al Izzah: Bantuan Fokus pada yang Membutuhkan
-
DPR Usul Diksi Gratis Pada MBG Dihapus, BGN: Pemilik Patennya Presiden
-
Tegaskan PPP Tak Terbelah, Mahkamah Partai: Cuma Ada Satu Ketum Sah, Agus Suparmanto!
-
Breaking News! Menteri Hukum Sahkan Kepengurusan PPP Hasil Muktamar X Ancol, Mardiono Ketua Umum
-
Cak Imin Peringatkan Dapur MBG: Jangan Ambil Untung Pribadi dan Sajikan Makanan Micin
-
Ridwan Kamil Siap-siap, KPK Akan Panggil Dalam Waktu Dekat Terkait Kasus Pengadaan Iklan Bank BJB
-
Drama Penyelamatan Santri Ponpes Al Khoziny, Tim Rescue Surabaya Bertaruh Maut di Bawah Reruntuhan
-
Geger Siswi SMKN 1 Cihampelas Meninggal karena MBG? Begini Kronologi Versi Dinkes Bandung Barat
-
Penghitungan Belum Rampung, KPK Sebut Kerugian Negara Gegara Kasus Haji Lebih dari Rp1 Triliun
-
Inspeksi Prabowo di Teluk Jakarta, TNI AL Unjuk Kekuatan Maritim Sambut HUT ke-80