Kuasa Hukum Novel Baswedan, Algiffari Aqsa menilai komitmen pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi untuk melindungi pegawainya yang berintegritas sangat lemah. Dia bahkan mengatakan, dengan berlanjutnya proses laporan Direktur Penyidikan KPK Brigadir Jenderal Polisi Aris Budiman terhadap Novel Baswedan sebagai bukti nyata koordinasi antara Polri dengan KPK hanya ucapan, tanpa ada langkah konkret.
"Sedari awal komitmen pimpinan melindungi pegawainya lemah.Selama ini koordinasi dengan Polri cenderung lip service dan tidak memiliki dampak baik untuk KPK," kata Aqsa saat dihubungi, Rabu (6/9/2017).
Pada hari ini, Penyidik Polda Metro Jaya memeriksa tiga orang penyidik KPK terkait kasus laporan Aris Budiman. Padahal, sebelumnya, Wakil Ketua KPK Laode M Syarif berharap kasus kedua pegawaimya tersebut tidak sampai ke pengadilan.
Karena itu, langkah yang diambil adalah segera berkoordinasi dengan Polri. Tujuannya adalah agar penyelesaian kasus dugaan pencemaran nama baik tersebut dapat diselesaikan oleh KPK, tempat Aris dan Novel bekerja.
"Kami berharap ini tidak sampai ke pengadilan. Mungkin mudah-mudahan pimpinan KPK dan pimpinan di Mabes Polri bisa membicarakan ini. Kita berharap si kalau secara internal KPK bisa kita selesaikan secara baik-baik. Ini kan sifatnya pencemaran nama baik," kata Syarif di gedung KPK, Jakarta, Kamis(31/8/2017).
Lebih lanjut Aqsa mengatakan lemahnya perlindungan Pimpinan KPK terhadap pegawainya dapat dilihat dalam kasus penyerangan air keras terhadap Novel.
"Seharusnya sejak awal dipakai pasal Obstruction of Justice dlm kasus kekerasan terhadap Novel," kata Aqsa.
Oleh karena itu, dia menyarankan kepada Pimpinan KPK agar segera membentuk sistem yang jelas terkait pemberian perlindungan kepada pegawainya.
"Sudah seharusnya pimpinan memiliki sistem dan kebijakan melindungi pegawainya. Aware dengan berbagai ancaman sejak dini," kata Aqsa.
Baca Juga: PPP Pertanyakan Sejumlah Kasus yang Mandek di KPK
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf
-
Skema WFA ASN dan Pegawai Swasta Nataru 2025, Termasuk TNI dan Polri
-
Pakar Hukum Unair: Perpol Jabatan Sipil Polri 'Ingkar Konstitusi', Prabowo Didesak Turun Tangan
-
Duka Sumut Kian Pekat, Korban Jiwa Bencana Alam Bertambah Jadi 369 Orang
-
Polisi Tantang Balik Roy Suryo dkk di Kasus Ijazah Jokowi: Silakan Ajukan Praperadilan!
-
Besok Diprediksi Jadi Puncak Arus Mudik Nataru ke Jogja, Exit Prambanan Jadi Perhatian
-
Mendagri: Pemerintah Hadir Penuh Tangani Bencana di Sumatera
-
Ancaman Bencana Kedua Sumatra: Saat Wabah Penyakit Mengintai di Tenda Pengungsian