Suara.com - Lintje Lodia (62), satu dari 50 warga Jakarta yang mendapat unit Rumah Susun Sederhana Sewa (rusunawa) untuk masyarakat tidak terprogram atau masyarakat umum. Lintje mengatakan, sudah mendaftar program ini sejak 2014 lalu, namun namanya baru dinyatakan masuk awal bulan September 2017.
"Tadinya saya ngambil di rusun Tipar Cakung, tapi tahu-tahu saya dipindahin ke rusun Pulogebang, nah sekarang mau diundi (kunci)," ujar Lintje saat menghadiri acara pengundian Rusunawa di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (15/9/2017).
Perempuan yang sudah tinggal puluhan tahun di Jalan Ganggeng Raya, Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara, ini mengaku sudah capai mengontrak pindah-pindah.
"Saya daftar isi formulir dari tahun 2014. Tapi baru tembus sekarang ini sedangkan tenam saya baru daftar bulan Mei kemarin, bulan Juli kemarin sudah dapat," kata Lintje.
Dia mengaku, setelah mendaftar tidak melakukan konfirmasi secara rutin kepada Dimas Perumahan. Sedangkan rekan Lintje selalu menayakan kesedian unit pada pemerintah.
"Setelah teman saya ke sana (dinas perumahan) langsung saya ke balai Kota lapor, dan orang balai kota tindaknajutin ke orang Dinas Perumahan," ungkapnya.
Lansia empat anak itu belum mengecek langsung unit Rusunawa Pulogebang yang akan menjadi tempat tinggalnya. Namun, dia sudah tahu akan tinggal di rusin type 36 dengan dua kamar, satu teras, ruang tamu, dan kamar mandi.
Lintje belum tahu berapa uang sewa yang akan ia keluarkan setiap satu bulannya untuk menyewa unit rusun Pemprov Jakarta. Berdasarkan informasi yang dia dapat untuk lansia ada pengecualian.
Baca Juga: Undian, 50 Warga Jakarta Dapat Fasilitas Rusunawa
"Dengar-dengar yang lansia nggak dipungut biaya, cuma bayar air, listrik dan sampah saja. Katanya satu bulan Rp150 ribu. Kalau penghuni yang muda-muda ini tergantung lantai. Kalau lantai 5 lebih murah, kalau lantai satu lebih mahal," katanya.
Uang sewa Rp150 ribu per-bulan, kata dia, tidak terlalu berat. Pasalnya, ketika kontrak tempat tinggal di Jalan Ganggeng Raya setiap bulannya selalu mengeluarkan uang Rp800 ribu.
"Ruangan doang itu. Daerah situ emang mahal, deket Polsek Tanjung Priok. Makanya pas ada program ini saya langsung daftar saja," katanya.
Dalam waktu dekat Lintje akan tinggal di tower B nomor 101. Dia berharap, dalam satu minggu ke depan sudah bisa menempatin unit di rusinawa.
Selain Lintje, Sugianto (37) mendapat unit di Rusunawa Komarudin, Cakung, Jakarta Timur. Dia telah daftar program ini dari dua tahun yang lalu. Lelaki yang akrab disapa Ian itu mengaku sempat tidak percaya kalau mendapat unit rusun.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Bobby Nasution Berikan Pelayanan ke Masyarakat Korban Bencana Hingga Dini Hari
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya
-
KPK Tahan Bupati Bekasi dan Ayahnya, Suap Ijon Proyek Tembus Rp 14,2 Miliar
-
Kasidatun Kejari HSU Kabur Saat OTT, KPK Ultimatum Segera Menyerahkan Diri
-
Pengalihan Rute Transjakarta Lebak Bulus - Pasar Baru Dampak Penebangan Pohon
-
Mendagri: Pemerintah Mendengar, Memahami, dan Menindaklanjuti Kritik Soal Bencana